Tanaman Ketapang Terminalia catappa L

13 Tabel 1. Klasifikasi Tanaman Ketapang Terminalia catappa Kerajaan Plantae Divisi Magnoliophyta Kelas Magnoliopsida Ordo Myrtales Famili Combretaceae Genus Terminalia Spesies Terminalia catappa Daun ketapang mempunyai berbagai macam senyawa kimia, beberapa penelitian telah menguji kandungan fitokimia dari daun ketapang. Menurut Restasari et al. 2008, ekstrak kloroform daun ketapang mengandung senyawa golongan alkaloid, triterpenoid, steroid dan terpenoid. Asam palmitat, asam linolenat, dan asam stearat merupakan senyawa yang terkandung dari ekstrak n- heksana daun ketapang Jaziroh, 2008. Menurut Zakir et al. 2014 ekstrak air rebusan dari daun ketapang mengandung senyawa fenolik, flavonoid, dan steroid. Senyawa fenolik yang diperkirakan adalah jenis tanin. Tanin yang terkandung dalam daun ketapang sebanyak 10,57 mgg Annegowda et al., 2010. Daun ketapang ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2. Daun Ketapang 14 Tanin merupakan senyawa polifenolik kompleks yang dihasilkan oleh polimerisasi fenol sederhana Rangari, 2007. Menurut Hagerman 2002 tanin mempunyai sifat kimia antara lain merupakan senyawa kompleks dalam bentuk campuran polifenol yang sulit dipisahkan, gugus fenol yang terkandung dalam tanin mempunyai aksi antiseptik, adstrigensia dan pemberi warna. Tanin merupakan senyawa yang dapat diidentifikasi dengan kromatografi. Adapun sifat fisika tanin antara lain apabila dilarutkan ke dalam air akan membentuk koloid, memiliki rasa asam dan sepat serta akan mengendap apabila dicampur dengan alkaloid dan gelatin. Tanin terhidrolisis hydrolysable tannins dan tanin terkondensasi condensed tannins merupakan dua golongan tanin berdasarkan reaksi hidrolitik yang terlibat dalam strukturnya dan sifat inti fenolik yang terlibat dalam struktur tanin. Tanin terkondensasi biasanya berisi inti fenolik yang berhubungan dengan flavonoid, dan secara biosintesis dikaitkan dengan flavonoid. Adapun tanin terhidrolisis dapat terurai oleh asam mineral atau enzim seperti tanase. Jenis tanin tersebut biasanya mempunyai struktur yang melibatkan beberapa molekul dari asam polifenolik seperti asam galat dan asam heksahidrodifenat yang terikat oleh ikatan ester pada molekul glukosa pusat Rangari, 2007. Senyawa tanin yang terkandung dalam daun ketapang diperkirakan memegang peran penting dalam proses reduksi Ag + menjadi Ag , struktur molekulnya diperkirakan seperti Gambar 3. 15 Gambar 3. Struktur Molekul Tanin Zakir et al., 2014

4. Biosintesis Nanopartikel Perak

Secara garis besar sintesis nanopartikel perak dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu metode top-down fisika dan metode bottom-up kimia. Metode top- down merupakan metode yang dilakukan secara mekanik, yaitu dimulai dari bentuk padatan logam perak kemudian dilakukan proses penghancuran dan penggilingan sehingga dihasilkan dimensi bahan dengan ukuran nanometer. Adapun metode bottom-up merupakan metode yang melalui proses reduksi kimia, yaitu dengan mereaksikan garam perak, agen pereduksi serta penstabil Wahyudi Rismayani, 2008. Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh nanopartikel adalah secara reduksi kimia, fotokimia, sonokimia, dan lain-lain. Sintesis nanopartikel perak yang paling sering digunakan yaitu reduksi kimia garam perak oleh natrium sitrat atau natrium borohidrida karena prosesnya sederhana dan mudah. Metode reduksi ini pernah dilakukan beberapa kali oleh para peneliti, diantaranya Guzman et al. 2009. Proses reduksi secara kimia dikhawatirkan dapat menghasilkan sifat toksik yang tinggi jika diaplikasikan dalam bidang medis. Dengan demikian untuk mengatasi masalah tersebut para ilmuwan 16 mengembangkan suatu metode sintesis yang lebih aman dan ramah lingkungan, dikenal dengan green synthesis. Green synthesis atau biosintesis memanfaatkan mikroorganisme dan ekstrak tanaman untuk sintesis, prinsip ini sejenis dengan metode bottom-up dan akan terjadi reaksi reduksi. Fitokimia tanaman dengan antioksidan merupakan senyawa yang bertanggung jawab sebagai pereduksi logam menjadi nanopartikel. Adapun pada mikroba, enzim dalam mikroba tertentu yang dapat menjadi agen pereduksi Prathna et al., 2010. Salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk preparasi nanopartikel perak adalah daun ketapang Terminalia catappa Lembang et al., 2013. Sintesis nanopartikel perak yang dilakukan dengan metode reduksi menggunakan daun ketapang Terminalia catappa yang berfungsi sebagai agen pereduksi adalah daun ketapang Terminalia catappa dan prekursor yang biasanya digunakan adalah AgNO 3 . Daun ketapang banyak mengandung senyawa bersifat antioksidan. Berbagai ekstrak dari daun ketapang telah dilakukan uji fitokimianya. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam ekstrak daun ketapang tersebut yang akan dimanfaatkan dalam proses sintesis nanopartikel perak. Fenolik merupakan senyawa paling dominan yang ditunjukkan pada uji fitokimia ekstrak daun ketapang. Senyawa kelompok fenolik yang dihasilkan diperkirakan jenis tanin, seperti yang diketahui bahwa ketapang kaya tanin. Oleh karena itu, tanin merupakan senyawa yang berperan peran penting dalam proses reduksi Ag + menjadi Ag Zakir et al., 2014.