Senyawa HDTMS Spektrofotometer UV Vis

19 “OR” dapat berupa metoksi atau etoksi. Gugus substituen “R” dapat berikatan dengan senyawa anorganik, dan pada gugus SiOR 3 dapat mengikat senyawa organik secara bersamaan. Senyawa silan dapat diaplikasikan sebagai adhesi promoters, coupling agent, crosslinking agent, dispersing agents, dan surface modifiers Goyal, 2006. Menurut Khalilabad Yazdanshenas 2013 senyawa silan juga mempunyai kemampuan untuk menurunkan energi permukaan pada suatu material. Penurunan energi permukaan akan mengakibatkan permukaan material mempunyai sudut kontak yang semakin besar. Senyawa heksadesiltrimetoksisilan HDTMS merupakan salah satu senyawa turunan silan yang mengandung gugus alkoksida dan rantai panjang alkil dengan jumlah karbon 16 –C16. Senyawa HDTMS merupakan “amphiphilic molecule” dengan bagian kepala bersifat hidrofilik yang terdiri atas atom pusat silikon mengikat tiga gugus -OCH 3 , serta bagian ekor bersifat hidrofobik yang berupa rantai lurus gugus alkil yang terdiri dari 15 gugus -CH 2 dan 1 gugus -CH 3 pada bagian ujung rantai Dhotel, 2010. Struktur senyawa HDTMS ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 5. Struktur Senyawa HDTMS

6. Spektrofotometer UV Vis

Spektrofotometri UV-Vis merupakan salah satu metode karakterisasi, prinsip kerjanya adalah interaksi yang terjadi antara energi yang berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi berupa molekul. Absorbsi dalam 20 daerah ultraviolet dan daerah tampak menyebabkan eksitasi elektron ikatan Khopkar, 2003. Absorbansi material dianalisis sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer UV-Vis dapat menganalisis pada rentang panjang gelombang 200-900 nm Gullapalli Barron, 2010. Menurut Solomon 2007 spektrofotometer UV-Vis dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik unik dari suatu nanopartikel. Saat terbentuk nanopartikel perak, spektrum serapan UV-Vis akan menunjukkan puncak absorbansi pada kisaran panjang gelombang antara 400 –500 nm. Nilai absorbansi hasil dari spektrofotometer akan menunjukkan secara kualitatif jumlah dari nanopartikel perak yang terbentuk, sedangkan panjang gelombang dari absorbansi maksimal nm dapat menunjukkan ukuran dari suatu nanopartikel perak yang dihasilkan. Semakin besar panjang gelombang maksimum maka ukuran nanopartikel perak yang dihasilkan juga akan semakin besar seperti yang ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2. Ukuran Partikel Koloid Nanopartikel Perak Ukuran Partikel nm Kisaran nm Ukuran Partikel nm Kisaran nm 20 405 70 451 30 410 80 467 40 416 90 493 50 423 100 501 60 441 110 523 Menurut Lembang et al. 2013 panjang gelombang maksimum dari nanopartikel perak yang direduksi menggunakan ekstrak daun ketapang sekitar 421 - 431 nm, nanopartikel perak yang direduksi menggunakan ekstrak daun ketapang disertai pengadukan sekitar 425 - 431 nm, dan nanopartikel perak yang direduksi 21 menggunakan ekstrak daun ketapang dengan penambahan larutan PAA 1 sekitar 436,5 - 440,5 nm. Adapun absorbansi maksimum larutan AgNO3 1 x 10 -3 M terjadi pada panjang gelombang 218 nm.

7. Sudut Kontak

Sudut kontak merupakan sudut yang dibentuk antara permukaan material uji dengan cairan yang diteteskan ke permukaan material uji tersebut. Sudut kontak berkaitan dengan karakteristik permukaan suatu bahan yaitu sifat menyerap air hydrophilic atau sifat tolak air hydrophobic Darmawan et al., 20011. Karakteristik pengukuran sudut kontak bersifat tidak merusak bahan uji dan tidak banyak merubah karakteristik kimia dan fisika bahan. Pengukuran sudut kontak juga merupakan salah satu metode yang tepat jika digunakan untuk mempelajari atau mengembangkan fenomena pembasahan ASTM Committee, 2004. Pengukuran sudut kontak dari suatu permukaan material uji akan memberikan informasi mengenai sifat permukaan material tersebut, apakah bersifat hidrofobik, hidrofilik atau bahkan superhidrofobik, superhidrofilik. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6, suatu material yang permukaannya mempunyai sudut kontak kurang dari 90 o maka material tersebut bersifat hidrofilik, dan apabila sudut kontaknya kurang dari 5 o dapat dikatakan bahwa material tersebut bersifat superhidrofilik. Material dikatakan bersifat hidrofobik apabila permukaannya mempunyai sudut kontak lebih besar dari 90 o . Secara teoritis sudut kontak maksimal untuk permukaan yang halus adalah 120 o , namun permukaan dengan micro-texture atau micro-patterned yang bersifat hidrofobik dapat mempunyai sudut kontak hampir mencapai 150 o . Permukaan dengan sudut kontak mencapai 22 150 o tersebut dikatakan bersifat superhidrofobik yang mirip dengan “lotus effect” Barry, 2006. Gambar 6. Besar Sudut Kontak pada Permukaan Superhidrofilik, Hidrofilik, Hidrofobik dan Superhidrofobik