Penelitian yang Relevan KAJIAN PUSTAKA

32 berbeda, 30 detik, 10 menit, dan 24 jam. Serat yang dihasilkan semuanya mempunyai kemampuan antimikroba terhadap bakteri uji Staphylococcus aureus. Penelitian yang hampir serupa juga dilakukan oleh Montazer 2012 mengenai stabilisasi nanopartikel perak pada serat Nylon menggunakan dua bakteri uji yaitu Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Pada penelitian tersebut juga terbukti bahwa serat Nylon yang terdeposit nanopartikel perak bersifat antimikroba dan mampu menghambat pertumbuhan kedua mikroba tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Xue et al. 2012 untuk memperoleh tekstil dengan sifat permukaan yang superhidrofobik dan antibakteri berhasil dilakukan. Xue et al. menggunakan serat katun dan dimodifikasi dengan penambahan nanopartikel perak dan senyawa HDTMS, hasilnya adalah permukaan serat katun bersifat superhidrofobik dengan sudut kontak 151,5 o ±1,4 o dan juga bersifat antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli.

C. Kerangka Berpikir

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan seperti sekarang ini membuat suatu bahan tekstil seperti kain Nylon 6,6 dapat ditingkatkan lagi kualitasnya menjadi lebih baik dan lebih fungsional. Salah satunya adalah dengan menjadikan sebagai produk self-cleaning textile antikotor yang bersifat hidrofob dan antibakteri, produk tersebut sangat bermanfaat apabila diaplikasikan dalam dunia medis. Produk self-cleaning textile antikotor yang bersifat hidrofob dan antibakteri dapat dihasilkan dengan cara menambahkan suatu nanopartikel dan senyawa silan. Naopartikel akan menjadikan kain Nylon 6,6 bersifat antibakteri, 33 adapun untuk membuat kain bersifat hidrofob dapat ditambahkan suatu senyawa silan pada kain. Nanopartikel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nanopartikel perak, sedangkan senyawa silan yang digunakan adalah senyawa heksadesiltrimetoksisilan HDTMS. Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa nanopartikel perak mempunyai kemampuan sebagai agen antimikroba. Nanopartikel perak dapat diperoleh dengan beberapa metode, salah satunya adalah metode reduksi kimia. Pada penelitian ini nanopartikel perak diperoleh dari proses reduksi kimia tetapi menggunakan prinsip biosintesis, jadi zat pereduksi yang digunakan bukan dari zat kimia tetapi berasal dari tanaman. Daun ketapang Terminalia catappa merupakan tanaman yang digunakan sebagai zat pereduksi pada penelitian ini, karena adanya suatu senyawa pereduksi yang terkandung dalam daun ketapang Terminalia catappa. Keberhasilan nanopartikel perak yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Kain Nylon 6,6 tanpa dan hasil modifikasi dalam penelitian ini meliputi kain Nylon 6,6 tanpa penambahan nanopartikel perak dan senyawa HDTMS, kain Nylon 6,6 dengan penambahan nanopartikel perak saja, kain Nylon 6,6 dengan penambahan senyawa HDTMS saja, kain Nylon 6,6 dengan penambahan nanopartikel perak dilanjutkan dengan penambahan senyawa HDTMS dan kain Nylon 6,6 dengan penambahan senyawa HDTMS dilanjutkan dengan penambahan nanopartikel perak. Kelima jenis kain Nylon 6,6 tersebut dikarakterisasi sudut kontak dan sifat antibakterinya. Dengan melihat sudut kontak dan aktivitas antibakteri dari semua kain tersebut maka dapat diketahui kain dengan sifat paling