TEKNIK ANALISIS DATA METODE PENELITIAN

43 memberikan puncak pada panjang gelombang di sekitar 400-500 nm yang merupakan puncak serapan khas nanopartikel perak. 2. Sudut Kontak Sudut kontak digunakan untuk penentuan sifat hidrofob suatu permukaan. Hasil uji sudut kontak menggunakan metode sesille drop diperoleh garis dasar tetesan air pada permukaan kain. Adapun besar sudut kontak ditentukan dengan perhitungan sudut kontak rata- rata menggunakan persamaan 1. sudut kontak = sudut kontak kiri + sudut kontak kanan … … … … . Suatu material dikatakan memiliki permukaan hidrofob bila sudut kontaknya lebih dari 90 o dan bila sudut kontaknya lebih dari 150 o maka permukaan material tersebut disebut superhidrofob. 3. Uji Antibakteri Proses pengujian aktivitas antibakteri S. aureus dan E. coli pada sampel kain N, N-Ag, N-HDTMS, N-Ag-HDTMS dan N-HDTMS-Ag dilakukan dengan mengukur diameter zona bening yang terlihat sekitar kain Nylon 6,6. Terbentuknya zona bening pada kain Nylon 6,6 diakibatkan karena adanya aktivitas antibakteri pada daerah tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa bakteri S. aureus dan E. coli tidak tumbuh pada daerah zona bening. Semakin efektif penghambatan bakteri pada sampel ditunjukkan dengan semakin lebarnya diameter zona bening yang terbentuk. 44 Setelah dilakukan pengukuran diameter zona bening terhadap kelima sampel, hasil pengukuran dianalisis menggunakan uji statistik Anova, dilanjutkan dengan uji Least Significant Different LSD dan uji t-independent menggunakan program SPSS versi 15. Uji Anova digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh jenis sampel, waktu inkubasi, serta interaksi antara sampel dan waktu inkubasi terhadap aktivitas antibakteri. Uji lanjut LSD untuk menentukan signifikasi antara sampel satu dengan sampel lain. Adapun uji t-Independent untuk menentukan adakah perbedaan yang signifikan dalam hal aktivitas antibakteri dari sampel kain terhadap bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sintesis dan Karakterisasi Nanopartikel Perak

Sintesis nanopartikel perak dilakukan menggunakan metode reduksi dengan prinsip biosintesis menggunakan ekstrak daun ketapang Terminalia catappa. Daun ketapang Terminalia catappa digunakan sebagai agen pereduksi untuk mereduksi larutan perak nitrat AgNO 3 1 x 10 -3 M serta ditambahkan larutan PVA 1 yang berfungsi sebagai penstabil. Ekstrak daun ketapang Terminalia catappa dihasilkan melalui perebusan, selanjutnya disaring menggunakan kertas saring Whatman No. 42 yang ditunjukkan pada Gambar 10. Gambar 10. Ekstrak Daun Ketapang Terminalia catappa Ekstrak daun ketapang Terminalia catappa setelah ditambahkan larutan AgNO 3 dan PVA mengalami perubahan warna larutan dari tidak berwarna menjadi coklat kehitaman yang terjadi dari waktu pembuatan sampai 3 hari penyimpanan. 46 Hal tersebut menunjukkan telah terjadinya proses reduksi perak nitrat dan telah terbentuk koloid nanopartikel perak yang ditunjukkan pada Gambar 11. a b c d Gambar 11. Larutan Ekstrak Daun Ketapang Terminalia catappa + Larutan AgNO 3 1 x 10 -3 M + PVA a Awal Pembuatan b 2 Jam c 1 Hari d 3 Hari Setelah didiamkan selama 3 hari larutan dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Analisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada penelitian ini dilakukan pada rentang panjang gelombang 190-600 nm untuk larutan AgNO 3 dan 200-600 nm untuk analisis koloid nanopartikel perak yang terbentuk. Hasil analisis spektrofotometer UV-Vis tersebut disajikan pada Gambar 12.