Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

33 adapun untuk membuat kain bersifat hidrofob dapat ditambahkan suatu senyawa silan pada kain. Nanopartikel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nanopartikel perak, sedangkan senyawa silan yang digunakan adalah senyawa heksadesiltrimetoksisilan HDTMS. Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa nanopartikel perak mempunyai kemampuan sebagai agen antimikroba. Nanopartikel perak dapat diperoleh dengan beberapa metode, salah satunya adalah metode reduksi kimia. Pada penelitian ini nanopartikel perak diperoleh dari proses reduksi kimia tetapi menggunakan prinsip biosintesis, jadi zat pereduksi yang digunakan bukan dari zat kimia tetapi berasal dari tanaman. Daun ketapang Terminalia catappa merupakan tanaman yang digunakan sebagai zat pereduksi pada penelitian ini, karena adanya suatu senyawa pereduksi yang terkandung dalam daun ketapang Terminalia catappa. Keberhasilan nanopartikel perak yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Kain Nylon 6,6 tanpa dan hasil modifikasi dalam penelitian ini meliputi kain Nylon 6,6 tanpa penambahan nanopartikel perak dan senyawa HDTMS, kain Nylon 6,6 dengan penambahan nanopartikel perak saja, kain Nylon 6,6 dengan penambahan senyawa HDTMS saja, kain Nylon 6,6 dengan penambahan nanopartikel perak dilanjutkan dengan penambahan senyawa HDTMS dan kain Nylon 6,6 dengan penambahan senyawa HDTMS dilanjutkan dengan penambahan nanopartikel perak. Kelima jenis kain Nylon 6,6 tersebut dikarakterisasi sudut kontak dan sifat antibakterinya. Dengan melihat sudut kontak dan aktivitas antibakteri dari semua kain tersebut maka dapat diketahui kain dengan sifat paling 34 optimum yang dapat dijadikan sebagai produk self-cleaning textile antikotor yang bersifat hidrofob dan antibakteri. Karakterisasi sudut kontak memperlihatkan sifat hidrofob dari kain, pengujiannya dilakukan menggunakan metode sessile drop, sedangkan karaktererisasi sifat antibakteri dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri kain terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 35218. Karakterisasi aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi dengan mengukur zona bening yang terbentuk. 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah kain Nylon 6,6 tanpa dimodifikasi, kain Nylon 6,6 dengan penambahan nanopartikel perak, kain Nylon 6,6 dengan penambahan HDTMS, kain Nylon 6,6 dengan penambahan nanopartikel perak dilanjutkan penambahan HDTMS, dan kain Nylon 6,6 dengan penambahan HDTMS dilanjutkan penambahan nanopartikel perak. 2. Objek Objek dalam penelitian ini adalah karakteristik nanopartikel perak, aktivitas antibakteri, dan sudut kontak.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis mikroorganisme dan jenis kain yang digunakan. Jenis kain yang digunakan adalah kain Nylon 6,6 tanpa dimodifikasi, kain Nylon 6,6 terdeposit nanopartikel perak, kain Nylon 6,6 dengan penambahan HDTMS, kain Nylon 6,6 dengan penambahan nanopartikel perak dilanjutkan penambahan HDTMS, dan kain Nylon 6,6 dengan penambahan HDTMS dilanjutkan penambahan nanopartikel perak. Jenis mikroorganisme yang digunakan adalah bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923. 36 2. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas antibakteri, dan sudut kontak kain. 3. Variabel kontrol Variabel terkontrol pada penelitian ini adalah temperatur reduksi, konsentrasi AgNO 3 yang digunakan, jenis tanaman pereduksi AgNO 3, dan media pertumbuhan bakteri.

C. Instrumen Penelitian

1. Alat

a. Spektrofotometer UV-Vis 2400PC Series b. Timbangan analitik c. Hot plate-Magnetic stirrer d. Pemanas listrik e. Autoklaf f. Shaker g. Oven h. Erlenmeyer i. Labu takar j. Gelas beker k. Tabung reaksi l. Pisau stainless steel m. Jangka sorong n. Cawan petri o. Pembakar bunsen p. Termometer q. Kamera r. Kawat ose s. Dryglasky t. Tip pipet

2. Bahan

a. Kain Nylon 6,6