Bagaimana Mengetahui Struktur Internal Bumi?

IPA SMP KK I 99 Gambar 37 Lempeng-lempeng tektonik yang menyelimuti Bumi. Sumber: Shedlock Pakiser, 1997. pada URL: http:www.geo.mtu.eduUPSeiswhere.html Lempeng-lempeng tektonik tersebut masing-masing diberi nama seperti lempeng Pasifik, lempeng Antartik, lempeng Nasca, dan sebagainya. Indonesia sendiri merupakan daerah pertemuan lempeng. Lempeng-lempeng tektonik yang bertemu di Indonesia adalah lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, serta lempeng Filipina. Pertemuan lempeng batas lempeng merupakan daerah yang sangat aktif secara tektonik dimana di daerah tersebut berpotensi terjadi gempabumi. Tipe batas lempeng terdiri dari tiga yaitu tipe konvergen, divergen, dan tranform. Tipe kovergen adalah jika dua buah lempeng saling mendekat. Terdapat dua macam tipe konvergen, yaitu tumbukan dan subduksi. Gambar 38 dan Gambar 39 menggambarkan tipe konvergen tumbukan dan subduksi. Kegiatan Pembelajaran 3 100 Gambar 38. Tipe Tumbukan Gambar 39 Tipe subduksi. Subduksi terjadi jika salah satu lempeng masuk ke bawah lempeng yang lain yang disebabkan oleh perbedaan massa jenis antara kedua lempeng tersebut. Tipe Divergen terjadi jika lempeng yang satu bergerak menjauhi lempeng yang lainnya. Gambar 40 menunjukkan batas lempeng tipe divergen. Gambar 40. Tipe Divergen IPA SMP KK I 101 Sedangkan tipe trans1form adalah jika dua buah lempeng bergerak saling bergesekan gambar 41. Gambar 41 Tipe Transform Tipe batas lempeng di Indonesia merupakan tipe subduksi. Daerah-daerah di sekitar batas lempeng ini merupakan daerah-daerah yang sering terjadi gempa bumi. Gambar 39 mengilustrasikan pertemuan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia. Gambar 42 Ilustrasi pertemuan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia Kegiatan Pembelajaran 3 102

2. Gempabumi

Seperti telah dipelajari sebelumnya, Indonesia berada di wilayah pertemuan lempeng sehingga sering mengalami gempabumi. Sebaran pusat gempa episentrum yang terjadi di Indonesia dengan gempabumi berkekuatan lebih besar dari 5.0 dari tahun 1900 s.d. 2009 Gambar 40. Gambar 43 Sebaran episenter gempabumi bermagnitudo lebih besar 5.0 yang terjadi antara tahun 1900 – 2009. Sumber: Ringkasan Hasil Studi Tim Revisi Peta Gempa Indonesia 2010 Adapun informasi mengenai gempabumi terkini dapat dilihat di laman web milik BMKG: http:www.bmkg.go.idgempabumigempabumi-terkini.bmkg. Kita tidak mungkin menghindari kejadian gempabumi yang sampai saat ini masih belum dapat diprediksi dengan tepat kapan akan terjadi. Kita hanya bisa memetakan wilayah mana yang memiliki potensi terjadi gempabumi dan menyesuaikan diri dengan gempabumi sehingga dapat meminimalisir kerugian harta dan jiwa yang timbul akan kejadian gembumi tersebut. Tentu saja, mempelajari bagaimana gempabumi itu terjadi juga merupakan bagian dari kesiapan kita untuk mengurangi dampak negatif dari kejadian tersebut. IPA SMP KK I 103 a. Bagaimana Gempabumi Terjadi? Gempabumi adalah bergetarnya bumi akibat adanya pelepasan energi secara tiba-tiba di lempeng bumi. Pada dasarnya getaran tersebut adalah energi yang merampat dalam bentuk gelombang. Mekanisme terjadinya gempabumi dapat dijelaskan sebagai berikut. Dari bukti-bukti seismik serta geofisik lainnya dan dari percobaan-percobaan yang dilakukan di laboratorium, para ilmuwan sepakat bahwa gaya penyebab pergerakan lempeng adalah karena adanya pergerakan lambat dari mantel astenosfer. Sepanjang waktu lempeng-lempeng dalam keadaan bergerak terus secara perlahan-lahan. Pergerakan tersebut menimbulkan akumulasi tekanan di suatu blok batuan. Proses tersebut diikuti dengan melengkungnya blok batuan tersebut sampai mencapai maksimum. Ketika tekanan bertambah besar dan blok batuan tidak dapat lagi menahan tekanan, maka untuk melepaskan tekanan tersebut, blok-blok batuan retak dan bergerak secara tiba- tiba. Pergerakan ini yang menimbulkan gempabumi. Daerah retakan blok batuan tersebut terjadi di daerah batas lempeng. Oleh karena itu, wilayah yang berada di daerah pertemuan lempeng tersebut merupakan wilayah yang rawan bencana gempabumi, termasuk Indonesia. Gambar 41 di bawah menunjukkan pusat-pusat gempa yang terjadi antara tahun 1963 – 1998. Pada gambar tersebut membuktikan wilayah Indonesia merupakan daerah yang sering mengalami gempabumi. Kegiatan Pembelajaran 3 104 Gambar 44 Episentrum gempa yang terjadi dalam selang tahun 1963 – 1998. Pada gambar ini pusat suatu gempa diwakili oleh satu titik. Sumber: http:id.wikipedia.orgwikiGempa_bumi.

b. Gelombang Gempa

Ketika terjadi gempa bumi maka energi yang dilepaskan oleh gempa tersebut dipancarkan ke segala arah sebagai gelombang gempa atau disebut juga gelombang seismik . Gelombang gempa yang terjadi terdiri dari gelombang badan dan gelombang permukaan. Gelombang badan adalah gelombang gempa yang merambat ke segala arah di dalam badan bumi. Gelombang badan ini terdiri dari gelombang P primer yang merupakan gelombang longitudinal dan gelombang S sekunder yang merupakan gelombang transversal. Gelombang P menggerakan material bumi searah dengan arah pergerakan gelombang. Sedangkan gelombang S menggerakan material bumi ke kiri-kanan atau atas-bawah, tegak lurus dengan arah pergerakan gelombang. Gambar 45 menunjukkan pergerakan gelombang P dan gelombang S. Berdasarkan kecepatannya, maka gelombang P lebih cepat daripada gelombang S. Sehingga gelombang P akan tercatat di stasiun pengamat gempa lebih dahulu dibanding gelombang S.