Struktur Bumi Berdasarkan Perilaku Reologis Struktur Bumi Berdasarkan Respon Gelombang Seismik

Kegiatan Pembelajaran 3 96 posisi 0 derajat, maka seismometer yang berada di posisi 0 derajat sampai 103 derajat akan mancatat kedatangan gelombang P ini. Gelompang P tersebut tidak tercatat oleh seismometer yang terletak pada posisi 103 – 143 derajat dan tercatat kembali oleh seismometer yang berada di posisi 143 derajat dan seterusnya. Daerah atau zona yang kehilangan gelombang P tersebut dinamakan zona bayangan gelombang P. Zona bayangan gelombang P ini terletak antara 103 derajat sampai 143 derajat dari fokus pusat gempa. Gambar 34 Zona bayangan gelombang P P-wave shadow zone. Sumber: Van der Pluijm, Ben A., 2003 IPA SMP KK I 97 Gambar 35 Zona bayangan gelombang S S-wave shadow zone. Sumber: Van der Pluijm, Ben A., 2003 Sekarang, perhatikan gambar 35 yang menunjukkan zona bayangan gelombang S. Ketika gempabumi terjadi di fokus maka gelombang S pun akan dirambatkan ke segala arah dan terekam oleh seismometer. Namun Gutenberg menemukan bahwa seismometer yang terletak di posisi 103 derajat dan seterusnya tidak merekam kedatangan keberadaan gelombang S tersebut. Daerah atau zona dimana gelombang S tidak terekam terdeteksi ini kemudian dinamakan zona bayangan gelombang S. Zona bayangan ini terletak mulai dari posisi 103 derajat dari pusat fokus gempabumi. Dengan ditemukannya zona bayangan gelombang S ini, para ahli kemudian berkesimpulan bahwa inti-luar bumi berwujud cair. Mengapa? Karena seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa gelombang S merupakan gelombang yang merambat secara tranversal. Kita tahu bahwa gelombang transversal tidak dapat merambat didalam zat cair. Sekarang bagaimana para ahli mengetahui bahwa inti dalam bumi berwujud padat? Mereka mengetahui hal tersebut dari studi-studi yang menunjukkan bahwa gelombang P mengalami pemantulan di dalam inti gambar 36. Adanya Kegiatan Pembelajaran 3 98 pemantulan gelombang tersebut haruslah terjadi jika gelombang merambat pada medium yang berbeda. Gambar 36 Gelombang P yang mengalami pemantulan di dalam inti bumi. Sumber: Van der Pluijm, Ben A., 2003

d. Lempeng Tektonik

Litosfer bersifat keras berada di atas astenosfer yang relatif lebih lunak. Menurut teori lempeng tektonik , litosfer yang menyelubungi bumi terpecah ke dalam beberapa bagian. Pecahan-pecahan litosfer tersebut disebut lempeng. Litosfer tersusun dari beberapa lempeng besar dan beberapa lempeng kecil. Lempeng- lempeng tersebut mengapung di atas lapisan astenosfer dan masing-masing bergerak dengan kecepatan laju dan arah yang berbeda dengan laju antara beberapa mmtahun sampai belasan cmtahun. Gambar di bawah menunjukkan lempeng-lempeng tektonik yang menyeimuti Bumi. IPA SMP KK I 99 Gambar 37 Lempeng-lempeng tektonik yang menyelimuti Bumi. Sumber: Shedlock Pakiser, 1997. pada URL: http:www.geo.mtu.eduUPSeiswhere.html Lempeng-lempeng tektonik tersebut masing-masing diberi nama seperti lempeng Pasifik, lempeng Antartik, lempeng Nasca, dan sebagainya. Indonesia sendiri merupakan daerah pertemuan lempeng. Lempeng-lempeng tektonik yang bertemu di Indonesia adalah lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, serta lempeng Filipina. Pertemuan lempeng batas lempeng merupakan daerah yang sangat aktif secara tektonik dimana di daerah tersebut berpotensi terjadi gempabumi. Tipe batas lempeng terdiri dari tiga yaitu tipe konvergen, divergen, dan tranform. Tipe kovergen adalah jika dua buah lempeng saling mendekat. Terdapat dua macam tipe konvergen, yaitu tumbukan dan subduksi. Gambar 38 dan Gambar 39 menggambarkan tipe konvergen tumbukan dan subduksi.