2.3 Perbedaan Tekanan Darah Pre dan Post Olahraga Pernafasan Satria Nusantara
Pada penelitian ini dilakukan olahraga pernafasan Satria Nusantara dalam waktu 120 menit sesi setiap 3 kali minggu dalam waktu 1 bulan. Sebelum
dan sesudah intervensi dilakukan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop yang kemudian hasilnya dicatat
dalam lembar observasi tekanan darah pre dan post intervensi. Dari hasil penelitian setelah dilakukan olahraga pernafasan Satria
Nusantara terdapat penurunan tekanan darah yang bermakna. Tekanan darah sistoliknya memiliki mean difference=12.50 dengan level of significancy= 0.001,
dan tekanan darah diastolik memiliki mean difference=12.50 dengan level of significancy= 0.002 Tabel 4. Hasil ini menunjukkan bahwa tekanan darah
kelompok intervensi pre dan post olahraga pernafasan Satria Nusantara memiliki perbedaan yang signifikan atau bermakna karena nilai significancy yang
diperoleh lebih kecil dari 0.05 p0.05 dan terdapat penurunan tekanan darah rata-rata sebelum dan setelah intervensi sebesar 12.50 mmHg untuk sistolik dan
diastolik. Hal ini sesuai dengan pendapat Radmarssy 2007 bahwa latihan olahraga teratur pada penderita hipertensi dengan takaran yang tepat selama 3-5
kali seminggu dapat menurunkan tekanan sistolik 8-10 mmHg dan diastolik 6-10 mmHg. Secara fisiologis senam pernapasan dengan menahan dan menekan napas
di bawah perut sambil bergerak menyebabkan keadaan hipoksik kekurangan oksigen pada paru, berlanjut ke darah dan berakhir pada seluruh sel jaringan
tubuh, terutama pada sel-sel otot yang aktif, sehingga akan melatih dan merangsang seluruh sel tubuh melalui mekanisme hipoksia agar tetap bertahan
Universitas Sumatera Utara
dalam menghadapi kemiskinan akan oksigen. Sel adalah satuan terkecil dari tubuh manusia. Secara biologis, kehidupan dan kesehatan manusia tergantung
pada kehidupan dan kesehatan sel. Tetap bertahan dalam kemiskinan oksigen, maka fungsi sel-sel menjadi semakin baik dalam keadaan oksigen normal. Dalam
latihan senam pernapasan, sel-sel itu dipuasakan dari oksigen selama melakukan jurus yaitu 30-45 detik. Dengan demikian dari sudut ilmu faal dapat dikemukakan
bahwa manipulasi oksigen yakni membuat sel-sel tubuh kekurangan akan oksigen adalah cara yang sangat fisiologis untuk merangsang sel-sel tubuh meningkatkan
dirinya Nugroho, 2006. Padmawinata 2001 menyatakan bahwa aktifitas fisik secara teratur dapat mencegah ataupun menangani hipertensi. Latihan fisik
meningkatkan aktivitas metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen. Frekuensi dan kedalaman pernafasan meningkat, memampukan individu untuk menghirup lebih
banyak oksigen dan mengeluarkan kelebihan karbondioksida. Individu yang melakukan aktivitas fisik 3 sampai 4 kali dalam satu minggu selama 20 hingga 40
menit memiliki frekuensi nadi dan tekanan darah yang lebih rendah dan mengalami penurunan kolesterol serta mengalami peningkatan aliran darah dan
menggunakan lebih banyak oksigen akibat kerja otot. Individu yang melakukan aktivitas fisik sepenuhnya akan meningkatkan konsumsi oksigen sebesar 10
sampai 20 karena latihan fisik menyebabkan peningkatan curah jantung dan efesiensi otot miokard Potter Perry, 2005.
Penatalaksanaan hipertensi dengan olahraga pernafasan Satria Nusantara merupakan salah satu cara untuk menurunkan tekanan darah dengan
mengelola stresor dengan baik untuk menjaga dan mengembalikan kehomeostatis Maryanto, 1990. Senam pernapasan memang mengutamakan olah napas yang
Universitas Sumatera Utara
secara khusus mengubah atau membalik sistem pernapasan biasa menjadi sistem pernapasan perut. Sistem pernapasan perut yang dilakukan dengan halus dan
lembut penuh perasaan, untuk mengolah sumber-sumber energi dari alam, diserap bersamaan waktu bernapas agar terbentuk suatu pusat pemasok energi
yang kuat, nantinya berguna untuk mengolah makanan dan minuman dalam metabolisme tubuh dan lebih besar untuk aktivitas, serta sebagai penangkal dan
penyembuh organ yang sakit dalam tubuh Nugroho, 2006. Pernafasan yang benar ialah dengan mengendurkan otot lambung, menghirup perlahan-lahan
melalui hidung, dan memasukkan udara sampai rasanya bagian bawah lambung terisi penuh oleh udara. Kemudian berhentilah sebentar sebelum menghembuskan
napas melalui mulut Wordpress.com, 2008. Penahanan napas dapat meningkatkan jumlah Hb dalam darah dan penurunan jumlah oksigen dalam
jaringan tubuh, yang menyebabkan meningkatkan keasaman jaringan tubuh. Cairan jaringan yang asam ini merangsang pembuluh pembuluh kapiler dan
pembuluh darah untuk melebar sehingga jumlah darah yang mengalir lebih banyak. Pelebaran pembuluh darah berpengaruh terhadap tekanan darah yaitu
memperkecil hambatan terhadap aliran darah, sehingga tekanan darah cenderung menjadi normal Fadhil, 2009
Dengan adanya penurunan tekanan darah yang bermakna, maka dapat disimpulkan bahwa olahraga pernafasan Satria Nusantara efektif dalam
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Penelitian pra eksperimental ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan olahraga pernafasan Satria Nusantara terhadap penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi di Lembaga Seni Pernafasan Satria Nusantara Cabang Medan. Proses pengumpulan data dilakukan selama 1 bulan mulai
tanggal 27 Pebruari 2011 sampai 27 Maret 2011. Pengumpulan data diawali dengan mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian tindakan
dengan menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop yang hasilnya dicatat dalam lembar observasi tekanan darah pre dan post intervensi dengan skala
mmHg. Pengolahan data dengan menggunakan program komputer dengan Uji Wilcoxon.
1. Kesimpulan