BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kemajuan ekonomi yang telah mengubah gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah
menyebabkan transisi epidemiologi dimana ketika masalah penyakit menular belum tuntas dikendalikan, kejadian penyakit tidak menular sudah mulai naik
diikuti dengan bermunculannya penyakit-penyakit baru Depkes, 2007 dalam Lidya, 2009. Perubahan ini disebabkan gaya hidup manusia yang semakin
canggih sehingga membuat manusia kurang bergerak. Selain gaya hidup, terdapat juga faktor resiko berupa merokok dan pola makan yang tidak sehat yang
menyebabkan berbagai penyakit, seperti penyakit jantung, pembuluh darah, diabetes, obesitas dan hipertensi. Dari semua penyakit yang tidak menular yang
paling menonjol dan dikenal adalah hipertensi Kaplan, 2006. Penyakit tekanan darah tinggi hipertensi adalah penyakit yang
diderita hampir 1 milyar orang atau 1 dari 4 orang dewasa di dunia WHO, 2003. Pada tahun 2000, terdapat 639 juta kasus hipertensi di negara berkembang.
Pada tahun 2025, kasus hipertensi di negara berkembang diperkirakan meningkat sebesar 80 menjadi 1,15 milyar kasus Armilawaty, Amalia, Amiruddin, 2007.
Fields et al. 2004 memperkirakan kejadian hipertensi di Amerika Serikat sekitar 31,3, atau sekitar 65,2 juta kasus. Kejadian hipertensi di Indonesia diperkirakan
sebanyak 15 juta kasus 17-21 dari populasi dengan prevalensi 68,4
Universitas Sumatera Utara
termasuk hipertensi ringan, 28,1 hipertensi sedang, dan 3,5 hipertensi berat Armilawaty, Amalia, Amiruddin, 2007.
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu organ target, seperti stroke untuk otak,
penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada
di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia Armilawaty, Amalia, Amiruddin, 2007.
Hipertensi disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakkan gejala. Separuh orang yang
menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau dengan interval teratur karena hipertensi
merupakan kondisi seumur hidup Brunner Suddarth, 2001. Penanganan hipertensi dapat ditangani secara farmakologis dan non
farmakologis atau gabungan keduanya. Penanganan secara farmakologis yaitu dengan obat-obat anti hipertensi sedangkan secara non farmakologis yaitu dengan
modifikasi gaya hidup. Pengobatan farmakologis akan lebih baik atau tidak akan ada artinya bila tidak ditunjang oleh pengobatan non farmakologis Dekker,
1996. Salah satu penatalaksanaan non farmakologis dengan modifikasi gaya hidup adalah menurunkan stres dan olahraga teratur Gray, et al, 2005; Joewono,
2003. Hubungan antara stres psikologis dan penyakit sering disebut interaksi
pikiran-tubuh. Riset telah menunjukkan bahwa stres dapat mempengaruhi penyakit dan pola penyakit. Stres yang berkepanjangan telah menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
hubungan dengan penyakit kardiovaskular. Salah satu cara yang dapat mengurangi dampak stres pada kesehatan fisik ialah olahraga teratur Potter
Perry, 2005. Olahraga merupakan aktifitas fisik untuk membuat kondisi tubuh
meningkatkan kesehatan dan mempertahankan kesehatan jasmani. Pengaruh aktivitas fisik pada sistem kardiovaskular ialah meningkatkan curah jantung,
memperbaiki kontraksi miokardial yang kemudian menguatkan otot jantung, menurunkan tekanan darah istirahat, dan memperbaiki aliran balik vena sehingga
terjadi penurunan tekanan darah Potter Perry, 2005. Penelitian yang dilakukan oleh Af’idah 2008 menyatakan bahwa senam aerobik efektif untuk
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi ringan dan sedang dimana senam aerobik adalah latihan fisik rutin secara teratur yang diiringi dengan
musik. Satria Nusantara dengan metode khusus mencoba mengembangkan
satu sistem olahraga pernafasan tenaga dalam melalui nafas, gerak dan konsentrasi sehingga menghasilkan olahraga sekaligus olah mental dan olah
sosial yang diharapkan akan menghasilkan kualitas sumber daya manusia seutuhnya Maryanto, 2008. Satria Nusantara adalah ilmu pengembangan enam
indera manusia dengan tiga kekuatan yaitu: nafas, jurus dan konsentrasidzikir yang asal usulnya dari gabungan berbagai aliran ilmu, diseleksi dengan filter
agama, kesehatan, ilmu pengetahuan dan lainnya sebatas kemampuan penalaran, wawasan, penelitian dan percobaan beliau sebagai manusia Maryanto, 1999.
Olahraga pernapasan dapat menurunkan kadar kortisol yang merupakan antistres yang dapat membantu zat vasopresor dalam darah untuk mempertahankan
Universitas Sumatera Utara
kenaikan tekanan darah Siswantoyo, 2007. Pada penelitian sebelumnya oleh Fitriani 2009, telah dibuktikan bahwa latihan kultivasi Falun Dafa dapat
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi dimana Falun Dafa adalah olahraga yang mencakup pembinaan fisik raga dan mental jiwa, yang secara
nyata dapat memperbaiki dan meningkatkan kesehatan tubuh, moral, dan mental spiritual agar seseorang dapat menjadi lebih baik.
Berdasarkan studi pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui “Efektifitas Olahraga Pernapasan Satria Nusantara terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi”.
2. Perumusan Masalah