Antagonis Kalsium Calcium Antagonist Mempertahankan Berat Badan Ideal Kurangi asupan natrium sodium Latihan aktivitas fisik secara teratur

berkurang dan mengakibatkan penurunan tekanan darah. Cara lain yaitu dengan menghambat pelepasan norephinephrin melalui hambatan reseptor para sinaps dan menghambat sekresi renin melalui hambatan reseptor β 1 di ginjal serta efek sentral yang dapat menurunkan tekanan darah Dekker, 1996 ; Ganiswara, 1995.

c. Angiotensin Converting Enzym ACE Inhibitor

Obat ini bekerja melalui penghambatan aksi dari sistem renin- angiotensin. Efek utama ACE inhibitor adalah membatasi efek enzim pengubah angiotensin angiotensin-converting enzyme sehingga produksi angiotensin II menurun. Kondisi ini akan menurunkan perlawanan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah sehingga meringankan kerja jantung. ACE inhibitor dapat mengurangi fungsi ginjal dan menyebabkan akumulasi potasium apabila terjadi penurunan fungsi ginjal Hayens, Leenen, Soetrisno, 2003.

d. Antagonis Kalsium Calcium Antagonist

Antagonis kalsium dapat mengendurkan otot-otot di dalam dinding pembuluh darah, menurunkan perlawanan terhadap aliran darah dan tekanan darah. Antagonis kalsium bertindak sebagai vasodilator atau pelebar. Meskipun demikian, antagonis kalsium berbeda dari vasodilator lainnya. Antagonis kalsium sebagian menghambat isyarat dari saraf ke jantung. Pengurangan ini akan meningkatkan laju denyut jantung yang biasanya terjadi dengan vasodilator lainnya tetapi tidak dengan antagonis kalsium. Antagonis kalsium memiliki efek diuretik meskipun hanya sedikit Hayens, Leenen, Soetrisno, 2003. Universitas Sumatera Utara

e. Vasodilator

Vasodilator mengendurkan otot-otot pada dinding pembuluh darah. Pembuluh darah dikendurkan dan daya tahan fluida di dalamnya diturunkan. Selain menurunkan tekanan darah, vasodilator memiliki beberapa efek lain yang cenderung mengurangi kemampuan mengendurkan pembuluh darah yaitu menyebabkan ginjal menahan sodium dan air sehingga terjadi peningkatan jumlah sodium dan air di dalam tubuh serta menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat dan lebih kuat Hayens, Leenen, Soetrisno, 2003. Vasodilator biasanya tidak digunakan sendiri. Obat ini sering digunakan bersama dengan beta-bloker dan diuretik untuk mengatasi efek samping vasodilator pada ginjal dan jantung Hayens, Leenen, Soetrisno, 2003. Semua obat-obat di atas bertambah manfaatnya jika ditunjang oleh pengobatan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup Dekker, 1996.

3.5.2. Penatalaksanaan Non Farmakologis

Penatalaksanaan non farmakologis atau penatalaksanaan tanpa menggunakan obat-obatan kimiawi. Penatalaksanaan hipertensi dengan nonfarmakologis terdiri dari berbagai macam cara modifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu seperti di berikut ini :

a. Mempertahankan Berat Badan Ideal

Kelebihan berat badan sampai mencapai 30-40 dari berat ideal cenderung mudah terserang stroke yang biasanya diawali dengan penyakit hipertensi jantung atau ginjal Irawan Mulyadi, 1998. Penurunan berat badan diikuti penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik Stamler dkk., 1980; Tuck Universitas Sumatera Utara dkk., 1981 dalam Kaplan Stamler, 1994. Penurunan berat badan hingga 10 dapat secara bermakna menurunkan beberapa faktor resiko penyakit kardiovaskular Kaplan Stamler, 1994. Beberapa cara untuk mempertahankan berat badan ideal adalah diet rendah lemak namun kaya serat dan protein serta adanya aktivitas fisik yang nyata Kaplan Stamler, 1994.

b. Kurangi asupan natrium sodium

Tekanan darah dapat meningkat bila asupan garam meningkat. Meskipun demikian, efeknya secara keseluruhan hanya sedikit, khususnya pada tekanan diastolik. Perubahan diet yang normal adalah dengan mengurangi asupan garam dan dapat menurunkan tekanan darah rata-rata 2 sampai 3 mmHg Hayens, Leenen, Soetrisno, 2003.

c. Latihan aktivitas fisik secara teratur

Peningkatan aktivitas fisik dan kapasitas latihan dapat mencegah hipertensi dan menurunkan resiko kematian Blair Church, 2004 dalam Kaplan, 2006. Insidens hipertensi 20 hingga 40 lebih rendah pada mereka yang melakukan aktivitas olahraga sedikitnya 5 jam perminggu daripada mereka yang kurang aktif Hayens, Leenen, Soetrisno, 2003. Latihan olahraga teratur pada penderita hipertensi dengan takaran yang tepat selama 3-5 kali seminggu dapat menurunkan tekanan sistolik 8-10 mmHg dan diastolik 6-10 mmHg Radmarssy, 2007.

d. Batasi konsumsi alkohol