2.2 Tekanan Darah Responden Pre dan Post Olahraga Pernafasan Satria Nusantara
Penelitian ini mendapatkan data awal dari pengukuran tekanan darah responden dimana untuk tekanan sistolik, responden lebih banyak berada pada
klasifikasi hipertensi ringan dan untuk tekanan diastolik, responden lebih banyak berada pada klasifikasi hipertensi sedang. Hal ini didukung oleh karakteristik
demografi responden dimana 83.3 responden berada pada usia dewasa tengah 40-64 tahun. Menurut Perry Potter 2005, tekanan darah dewasa meningkat
seiring dengan pertambahan usia. Prevalensi tekanan darah tinggi pada usia pertengahan adalah sekitar 20 dan meningkat lebih dari 50 pada usia di atas
60 tahun Palmer Williams, 2007. Berdasarkan Indeks Massa Tubuh IMT, 58.3 responden berada pada rentang normal sehingga tidak menjadi faktor
pemberat yang mempengaruhi tekanan darah responden. Berdasarkan suku, 25 responden merupakan suku Jawa, Mandailing, dan Minang. Hal ini terkait
dengan makanan yang dikonsumsi adalah makanan tinggi garam, lemak dan kolesterol Admin, 2007.
Hal ini sesuai dengan pendapat Armilawaty, Amalia, Amiruddin 2007 yang menyatakan bahwa kejadian hipertensi di Indonesia diperkirakan
sebanyak 15 juta kasus 17-21 dari populasi dengan prevalensi 68,4 termasuk hipertensi ringan, 28,1 hipertensi sedang, dan 3,5 hipertensi berat.
Setelah dilakukan olahraga pernafasan Satria Nusantara, terjadi penurunan tekanan darah pada responden. Hal ini dapat dilihat dari penurunan
nilai rata-rata tekanan sistolik dan diastolik dimana mean sebelum intervensi bernilai 147.50 mmHg turun menjadi 135.00 mmHg setelah intervensi untuk
Universitas Sumatera Utara
sistolik dan untuk diastolik, mean turun dari 101.67 sebelum intervensi menjadi 89.17 setelah intervensi Tabel 3 . Hal ini sesuai dengan pendapat Hayens,
Leenen, Soetrisno 2003 bahwa insiden hipertensi 20 hingga 40 lebih rendah pada mereka yang melakukan aktivitas olahraga sedikitnya 5 jam
perminggu daripada mereka yang kurang aktif. Latihan olahraga teratur pada penderita hipertensi dengan takaran yang tepat selama 3-5 kali seminggu dapat
menurunkan tekanan sistolik 8-10 mmHg dan diastolik 6-10 mmHg Radmarssy, 2007.
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah harian responden, tidak terdapat batasan waktu untuk menentukan kapan tekanan darah responden stabil
yaitu tidak mengalami peningkatan atau penurunan tekanan darah. Hal ini terkait dengan kemampuan responden dalam melakukan olahraga pernafasan Satria
Nusantara terutama dalam olah nafas. Pernafasan dengan ritme teratur, pelan, dan dalam akan memberi pengaruh terhadap stabilitas fungsi saraf otonom dengan
semakin meningkatnya fungsi saraf parasimpatik yang berhubungan erat dengan anabolisme. Anabolisme yaitu metabolisme yang bersifat membangun, yang
mengarah kepada perbaikan-perbaikan terhadap kerusakan jaringan dan gangguan fungsional. Penghambatan fungsi sistem jantung-pembuluh darah yang
cenderung menyebabkan melambatnya denyut jantung dan melemasnya pembuluh darah, khususnya arterioale sehingga menyebabkan tekanan darah
menurun Maryanto, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Perbedaan Tekanan Darah Pre dan Post Olahraga Pernafasan Satria Nusantara