lancar dijamin oleh Rp. 0.888 aktiva lancar yang lebih likuid hal ini cukup baik karena menurut Sawir 2005:10 bahwa rasio cepat quick ratio yang baik adalah
1. untuk nilai quick ratio terrendah terjadi pada periode 2001 yaitu sebesar 0.407 atau 40.7 yang berarti setiap Rp. 1.-hutang lancar perusahaan dijamin dengan
Rp. 0.407 aktiva lancar yang lebih likuid. Penurunan yang terjadi dari periode 2000 ke 2001 tersebut juga merupakan penurunan yang terbesar selama periode
penelitian yaitu sebesar 0.481 atau sebesar 48.1 hal ini disebabkan oleh terjadinya penurunan aktiva lancar yang cukup besar dibandingkan dengan
kenaikan utang lancar yang juga cukup besar dari periode 2000 sampai 2001.
2. Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan hal ini menunjukkan kemampuan modal sendiri
perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Besarnya utang yang terdapat dalam struktur modal sangat penting untuk memahami laba dan resiko yang akan
didapat. Adapun pergerakan dari Debt to equity ratio selama periode penelitian dapat kita lihat pada gerafik dibawah ini.
DER
20 40
60 80
100 120
140
1999 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
Tahun
DER
Sumber : Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV Persero, diolah Gambar 4.2 : Perkembangan DER Periode 1999 sd 2006
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan grafik 4.2 dapat kita lihat bahwa bahwa debt to equity ratio dari perusahaan bersifat fluktuatif namun pada mulai periode 2004 sd 2006 debt to
equity ratio menunjukkann pergerakan yang meningkat yaitu 0.545 atau 54.5 meningkat pada tahun 2005 menjadi 0.895 atau 89.5 dengan kata lain meningkat
sebesar 0.35 atau 35 dan pada tahun 2006 menjadi 1.259 atau 125.9 dengan kata lain meningkat sebesar 0.364 atau 36.4 dari tahun 2005. hal ini berarti setiap
Rp. 1.259,- dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan untuk utang perusahaan. Peningkatan ini disebabkan oleh terus meningkatnya jumlah
kewajiban prusahaan mulai dari periode 2004 sd 2006.
3. Debt to Asset Ratio
Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki sehingga memberikan gambaran tentang berapa
besar dana perusahaan yang berasal dari pinjaman karena menurut pendapat tradisional semakin besar besar kewajiban maka akan semakin besar pula resiko
yang akan ditanggung oleh perusahaan. Adapun pergerakan dari debt to total asset selama periode penelitian dapat kita lihat pada gerafik dibawah ini.
DAR
10 20
30 40
50 60
1999 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
Tahun
DAR
Sumber : Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV Persero, diolah Gambar 4.3 : Perkembangan DAR Periode 1999 sd 2006
Universitas Sumatera Utara
Sama halnya dengan debt to equity ratio perusahaan bergerak fluktuatif dan mulai pada tahun 2004 sd 2006 debt to asset ratio DAR juga mengalami
peningkatan yaitu pada tahun 2004 DAR 0.353 atau 35.3 dan mengalami kenaikan pada tahun 2005 menjadi 0.474 atau 47.4 dengan kata lain mengalami
kenaikan sebesar 0.121 atau 12.1 dari tahun 2004 dan pada tahun 2006 DAR juga naik menjadi 0.557 atau 55.7 atau naik sebesar 0.083 atau 8.3 dari tahun
2005 hal ini berarti setiap Rp. 0.557,- dari setiap rupiah asset perusahaan digunakan untuk menjamin utang perusahan pada tahun 2006. hal ini disebabkan
terus meningkatnya jumlah utang perusahaan mulai dari periode 2004 sd 2006 dan tidak diikuti besarnya kenaikan jumlah harta perusahaan.
4. Long Term Debt to Equity Ratio