Long Term Debt to Equity Ratio Total Asset Tornover

Sama halnya dengan debt to equity ratio perusahaan bergerak fluktuatif dan mulai pada tahun 2004 sd 2006 debt to asset ratio DAR juga mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2004 DAR 0.353 atau 35.3 dan mengalami kenaikan pada tahun 2005 menjadi 0.474 atau 47.4 dengan kata lain mengalami kenaikan sebesar 0.121 atau 12.1 dari tahun 2004 dan pada tahun 2006 DAR juga naik menjadi 0.557 atau 55.7 atau naik sebesar 0.083 atau 8.3 dari tahun 2005 hal ini berarti setiap Rp. 0.557,- dari setiap rupiah asset perusahaan digunakan untuk menjamin utang perusahan pada tahun 2006. hal ini disebabkan terus meningkatnya jumlah utang perusahaan mulai dari periode 2004 sd 2006 dan tidak diikuti besarnya kenaikan jumlah harta perusahaan.

4. Long Term Debt to Equity Ratio

Rasio ini merupakan perbandingan antara utang jangka panjang terhadap modal perusahaan pemegang saham. Rasio ini menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk utang jangka panjang perusahaan. Adapun pergerakan dari long term debt to equity ratio selama periode penelitian dapat kita lihat pada gerafik dibawah ini. LDER 10 20 30 40 50 60 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun LDER Sumber : Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV Persero, diolah Gambar 4.4 : Perkembangan LDER Periode 1999 sd 2006 Universitas Sumatera Utara Sama halnya dengan rasio levarege lainnya maka long term debt to equity ritio LDER juga bergerak fluktuatif namun akibat terjadinya kenaikan utang jangka panjang mulai dari periode 2004 sd 2006 maka menyebabkan LDER juga mengalami kenaikan yaitu mulai dari tahun 2004 sebesar 0.118 atau 11.8 menjadi 0.391 atau 39.1 pada tahun 2005 adalah naik sebesar 0.273 atau 27.3 dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2004 dan kembali mengalami kenaikan pada tahun 2006 sebesar 0.195 atau 19.5 menjadi 0.568 atau 56.8.

5. Total Asset Tornover

Rasio perputaran total aktiva merupakan gambaran perputaran total aktiva yang diukur dari volume penjualan perusahaan. berdasarkan perhitungan awal pada laporan keuangan perusahaan diketahui bahwa tingkat perputaran bervariasi namun terhitung masih bernilai kecil atau berputar dalam jangka waktu yang lama. Hal ini berarti kemampuan total aktiva dalam perusahaan untuk menciptakan penjualan yang akan menghasilkan laba juga rendah. Adapun pergerakan dari total asset turnover selama periode penelitian dapat kita lihat pada grafik dibawah ini. TATO 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun TATO Sumber : Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara IV Persero, diolah Gambar 4.5 : Perkembangan TATO Periode 1999 sd 2006 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan grafik 4.5 dapat kita perhatikan bahwa mulai dari periode 1999 sd 2004 total asset turnover cenderung menunjukkan peningkatan, namun melihat nilainya tingkat perputaran aktiva ini masih tergolong lambat hal ini ditunjukkan dengan kecilnya nilai perputaran aktiva. Walaupun penjualan terus meningkat namun peningkatan penjualan tersebut tidak sebanding dengan peningkatan jumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan yang mana masih sangat besarnya jumlah piutang perusahaan dan masih belum maksimalnya perputaran aktiva tetap dan persediaan menjadi penyebab terus meningkatnya jumlah aktiva perusahaan.

6. Inventory Turnover