dalam laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan akurat sehingga menambah daya guna laporan keuangan yang lazim.
E. Kinerja Keuangan
Kinerja dapat diartikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tujuan perusahaan, tingkat pencapaian misi perusahaan, tingkat pencapaian pelaksanaan
tugas secara aktual dan pencapaian misi perusahaan. Kinerja juga dapat diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang
mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tertentu. Sugiyarso dan Winarni, 2006: 111.
Penilaian kinerja perusahaan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena berdasarkan hasil penilaian tersebut ukuran keberhasilan
perusahaan selama suatu periode tertentu dapat diketahui; dan dengan demikian hasil penilaian tersebut dapat dipergunakan sebagai pedoman bagi usaha
perbaikan maupun peningkatan kinerja perusahaan selanjutnya. Dengan diketahuinya kondisi keuangan perusahaan, maka keputusan yang rasional dapat
dibuat dengan bantuan alat alat analisis tertentu dimana analisis tersebut dapat dilakukan baik oleh eksternalperusahaan seperti kreditur, para investor maupun
pihak internal perusahaan sendiri. Ukuran kinerja perusahaan yang profit oriented maka tujuannya jelas,
yaitu meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham. Perusahaan dikatakan profitabe menurut Ross et all 2005 yaitu jika perusahaan dapat
menghasilkan laba yang lebih baik dari apabila investor menanamkan modalnya tersebut di pasar modal. Dengan demikian kemampuan perusahaan dalam
Universitas Sumatera Utara
memperoleh laba merupakan ukuran penting bagi perusahaan, di samping ukuran- ukuran lain yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Berbagai kriteria dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Karena semua kegiatan perusahaan bermuara di bidang keuangan, maka ukuran
keuangan sering digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan antara lain seperti : return on investment ROI, return on equity ROE, economic value
added EVA, break even point BEP, liquidity ratio, leverage solvabilitas ratios, efficiency ratio, profitability ratio, aktivity ratio, dan sebagainya. Dimana
masing-masing alat ukur ini mempunyai kelemahan dan kekuatan. Ukuran lain yang bersifat lebih menyeluruh dapat juga digunakan balance scorecard dimana
proses yang dijalankan perusahaan ikut diperhitungkan untuk menilai kinerja total perusahaan.
Menurut Purba 2002:56, Analisis kinerja keuangan biasanya dilakukan untuk mencapai dua hal pokok. Kedua hal pokok tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mengevaluasi kinerja keuangan masa lalu perusahaan evaluation of firm’s past financial performance
2. Prospek keuangan financial prospect masa yang akan datang. Mengevaluasi kinerja keuangan masa lalu berarti mengukur kinerja
keuangan yang dicapai dan membandingkannya dengan tujuan yang direncanakan. Pengukuran dilakukan untuk menetapkan apakah perusahaan dapat
mewujudkan tujuan tersebut atau tidak. Untuk mengevaluasi keberhasilan tersebut diperlukan informasi keuangan financial information yang bersumber dari
laporan keuangan perusahaan baik neraca maupun laporan laba-rugi.
Universitas Sumatera Utara
Apakah telah dievaluasi kinerja keuangan, apakah kinerja keuangan tersebut sesuai dengan rencana atau tidak selalu diupayakan agar pada masa yang
akan datang kondisi kinerja keuangan perusahaan akan lebih baik. Dalam menganalisis kinerja keuangan sebuah perusahaan, perbedaan jenis perusahaan
dapat menimbulkan perbedaan rasio rasio ideal yang penting untuk digunakan Dalam menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan seorang analis
keuangan menggunakan beberapa tolak ukur Adapun tolak ukur yang sering digunakan dalam melakukan analisis kondisi keuangan adalah rasio atau indeks,
yang menghubungkan dua data keuanganyang satu dengan yang lain. Ada banyak macam macam rasio yang dapat digunakan menurut kebutuhan penganalisa antara
lain Riyanto, 2001:330: 1. Rasio Likuiditas Liquidity Ratio
Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, sehingga rasio ini
menjadi penting bagi pimpinan perusahaan, manajer, bank, atau pemasok yang memberikan kredit penjualan kepada perusahaan. Adapun rasio yang
digunakan dalam penelitian ini adalah rasio cepat Quick Ratio sebab rasio ini memberikan gambaran yang baik tentang kemampuan aktiva lancar
perusahaan untuk membayar utang utang lancarnya karena aktiva lancar yang diperhitungkan tidak termasuk persediaan, persediaan merupakan aktiva
lancar yang tingkat likuiditasnya rendah, sering mengalami fluktuasi harga dan aktiva lancar ini sering menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi.
Sehubungan dengan hal tersebut rasio cepat Quick Ratio dapat memberikan gambaran yang lebih cermat tentang keadaan likuiditas
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, karena lebih mendekati kebenaran dibandingkan dengan menggunakan rasio lainnya yang masih bersifat umum Kuswadi, 2004: 199.
Rumus dari rasio cepatQuick Ratio Sawir, 2005, 10: Rasio cepat =
Lancar ng
Uta Persediaan
Lancar Aktiva
−
2. Rasio Leverage Rasio Leverage mengukur tingkat solvabilitas suatu perusahaan adalah
rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan Utang. Rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya seandainya pada saat itu perusahaan tersebut dilikuidasi. Adapun rasio rasio Leverage yang umum
digunakan Sawir, 2005:13:
a. Debt to Equity Ratio DER
Rasio ini banyak digunakan dimana rasio ini menggambarkan perbandingan antara utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan
menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
Besarnya utang yang terdapat dalam struktur modal sangat penting dalam memahami antara resiko dan laba yang didapat, karena setiap utang pada
umumnya akan menimbulkan keterikatan yang tetap bagi perusahaan, namun utang bukan merupakan sesuatu yang jelek bila utang dapat
dikelola dan dimanfaatkan dengan efektif sehingga dapat memberikan keuntungan kepada para pemilik perusahaan yaitu pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
Rumus dari debt to equity ratio adalah: DER =
100 ×
Ekuitas Total
Kewajiban Total
b. Debt to Asset Ratio DAR
Aktiva didanai dari dua sumber, yaitu dari investor dan dari kreditor. Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan
seluruh kekayaan yang dimiliki sehingga memberikan gambaran tentang berapa besar dana perusahaan yang berasal dari pinjaman. Semakin besar
hasil presentasenya maka cenderung semakin besar pula resiko keuangan bagi kreditor maupun pemegang saham karena semakin besar pinjaman
maka akan semakin besar pula resiko yang ditanggung perusahaan. Bentuk perhitungan dari Debt to Asset Ratio adalah sebagai berikut:
DAR = 100
× Aktiva
Total Kewajiban
Total
c. Long Term Debt to Equity Ratio LDER
Rasio ini merupakan perbandingan antara utang jangka panjang terhadap modal perusahaan pemegang saham. Rasio ini menunjukkan bagian dari
setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk utang jangka panjang perusahaan. rumus dari Long Term Debt to Equity Ratio adalah:
LDER = 100
× Ekuitas
Panjang Jangka
Kewajiban
3. Rasio AktivitasActivity Ratio Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan
semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Semua rasio dalam rasio
Universitas Sumatera Utara
aktivitas ini melibatkan perbandingan antaratingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya
terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan berbagai unsure aktiva.
a. Rasio Perputaran Total Aktiva Total Asset Turnover
Rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa
rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiop rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Apabila perputarannya
lambat maka hal ini menunjukkan bahwa aktiva yang dimilikinya terlalu besardibandingkan dengan kemampuan menjualnya. Adapun perumusan
dari rasio ini adalah: Rasio Perputaran Total Aktiva =
Aktiva Total
Bersih Penjualan
b.
Rasio Perputaran PersediaanInventory Turnover Pengelolaan persediaan adalah salah satu hal yang sangat penting
dalam menjalankan bisnis. Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan persediaan. Rasio ini merupakan alat ukur yang cukup populer
digunakan untuk menilai efisiensi operasional perusahaan dan menjual prsediaanya yang menunjukkan seberapa baiknya manajemen
mengontrol modal yang ada pada persediaan. Maka semakin tinggi perputaran ini maka akan akan semakin baik penanaman modal dalam
persediaan dengan transaksi pernjualan. Adapun rumus dari rasio ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
Rasio Perputaran Persediaan =
Persediaan Penjualan
c. Rasio Perputaran Aktiva TetapFixed Asset Ratio
Rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka
menghasilkan pernjualan atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap.
Rasio ini berguna bagi perusahaan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktivanya secara efektif untuk
meningkatkan pendapatan. Apabila perputarannya lambat maka kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva
tetap namun kurang bermanfaat atau mungkin disebabkan oleh hal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan
dengan nilai output yang dapat diperoleh perusahaan. adapun rumus dari rasio ini adalah sebagai berikut:
Rasio Perputaran Aktiva Tetap = Tetap
Aktiva Penjualan
F. Kemampulabaan Perusahaan