Hambatan Belajar Anak Tunagrahita

pribadi personal independence dan tanggung jawab sosial yang diharapkan dari umurnya dan kultur setempat Payne dan Patton 1981, dengan kata lain bahwa perilaku adaptif seorang anak berkaitan dengan kemampuannya dan kultur atau norma lingkungan setempat disadari atau tidak masalah perilaku adaptif atau masalah penyesuaian diri ada kaitannya dengan sikap dan pola asuh orang tua serta perlakuan dari orang-orang di lingkungannya. Oleh karena itu perlakuan orang tua akan memberi warna pada pola perilaku anak tunagrahita. Ketika orang tua mau menerima anak apa adanya maka orang tua akan berusaha untuk memahami kekurangan anak dan mempelakukan mereka seperti anak-anak lainnya yang tidak tunagrahita. c. Masalah gangguan kepribadian dan emosi Kepuasan secara fisik dan kebutuhan akan kesehatan adalah pokok untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan emosi dan sosial seorang anak yang sangat penting untuk perkembangan anak secara keseluruhan. Pertumbuhan psikososial anak di bantu oleh perasaan dicintai dan diterima oleh orang-orang yang berada dalam lingkungan sekitarnya. Keamanan secara emosi dan fisik memberikan dasar untuk mengembangkan kepercayaan, yang mana mengizinkan anak untuk mengeksplor dan menguji aspek-aspek lingkungan dan berusaha untuk mengembangkan pemahaman terhadap diri sendiri sense of self. Ericson 1968 dalam Payne dan Patton 1981. Anak-anak tunagrahita memiliki dasar psikologis, sosial dan emosi yang sama dengan anak-anak yang bukan tunagrahita. Tetapi sebab mereka mengalami keunikan 24 dalam berhubungan dengan lingkungan sekitar, yang mana mereka kurang mampu untuk mengatasinya, mereka sering mengembangkan pola-pola perilaku yang kurang produktif counterproduktive untuk merealisasikan potensi mereka sepenuhnya.

2.3. Guru

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah UU No. 14 Tahun 2005. Guru pendidikan khusus adalah tenaga pendidik yang memenuhi kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikasi pendidik bagi peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial danatau potensi kecerdasan dan bakat istimewa pada satuan pendidikan khusus, satuan pendidikan umum danatau satuan pendidikan kejuruan Permendiknas No.32 Tahun 2008.

2.3.1. Klasifikasi Guru Pendidikan Khusus

Guru pendidikan khusus terdiri dari : a. Guru Kelas TKLB b. Guru Kelas SDLB c. Guru Mata Pelajaran SDLB, SMPLB, SMALB d. Guru Pendidikan Khusus pada satuan pendidikan umum dan kejuruan

2.3.2. Standar Kompetensi Guru Pendidikan Khusus

Standar kompetensi guru pendidikan khusus dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru pendidikan khusus. Standar kompetensi guru pendidikan khusus mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi kompetensi guru kelas TKLB, guru kelas SDLB, guru mata pelajaran SDLB, SMPLB, SMALB dan guru pendidikan khusus pada satuan pendidikan umum dan kejuruan. Kompetensi inti guru pendidikan khusus menyesuaikan kompetensi inti guru sekolah umum sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007. 1. Kompetensi Pedagogik a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaranbidang pengembangan yang diampu d. Menyelenggarakan pembelajaranpengembangan yang mendidik e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pembelajaranpengembangan yang mendidik f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki g. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran 26