Tanda-tanda Stres Stres Kerja

1. Tanda-tanda suasana hati mood: a. Menjadi overexcited b. Cemas c. Merasa tidak pasti d. Sulit tidur pada malam hari somnabulisme e. Menjadi mudah bingung dan lupa f. Menjadi sangat tidak enak uncomfortable dan gelisah ill at ease g. Menjadi gugup nervous 2. Tanda-tanda otot kerangka muscoskeletal a. Jari-jari dan tangan gemetar b. Tidak dapat duduk diam atau berdiri di tempat c. Mengembangkan tic gerakan tidak sengaja d. Kepala mulai sakit e. Merasa otot menjadi tegang atau kaku f. Menggagap jika berbicara g. Leher menjadi kaku 3. Tanda-tanda organ-organ dalam badan visceral a. Perut terganggu b. Merasa jantung berdebar c. Banyak berkeringat d. Tangan berkeringat e. Merasa kepala ringan atau akan pingsan f. Mengalami kedinginan cold chillc g. Wajah menjadi ‘panas’ h. Mulut menjadi kering i. Mendengar bunyi berdering dalam kuping j. Mengalami ‘rasa akan tenggelam’ dalam perut sinking feeling

2.1.4. Pembangkit Stres Stressors

Setiap aspek di pekerjaan dapat menjadi pembangkit stres. Tenaga kerja yang menentukan sejauh mana situasi yang dihadapi merupakan situasi stres atau tidak. Tenaga kerja dalam interaksinya di pekerjaan, dipengaruhi pula oleh hasil interaksinya di tempat lain, di rumah, di sekolah, di perkumpulan dan sebagainya. Sumber stres yang menyebabkan seseorang tidak berfungsi optimal atau yang menyebabkan seseorang jatuh sakit, tidak saja datang dari satu macam pembangkit stres saja tetapi dari beberapa pembangkit stres. Sebagian besar dari waktu manusia bekerja karena itu lingkungan pekerjaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesehatan seseorang yang bekerja. Pembangkit stres di pekerjaan merupakan pembangkit stres yang besar perannya terhadap kurang berfungsinya atau jatuh sakitnya seorang tenaga kerja yang bekerja. Faktor-faktor di pekerjaan yang berdasarkan penelitian dapat menimbulkan stres dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori besar, yaitu faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan, peran dalam organisasi, pengembangan karir, hubungan dalam pekerjaan, serta struktur dan iklim organisasi Hurrell dkk. 1988.

1. Faktor-faktor Intrinsik dalam Pekerjaan

Termasuk dalam kategori ini ialah tuntutan fisik dan tuntutan tugas. Tuntutan fisik meliputi : bising, vibrasi, hygiene. Sedangkan faktor-faktor tugas mencakup: kerja shiftkerja malam, beban kerja dan penghayatan dari risiko dan bahaya. a. Tuntutan Fisik Kondisi kerja fisik tertentu dapat menghasilkan prestasi kerja yang optimal. Di samping dampaknya terhadap prestasi kerja, kondisi kerja fisik juga memiliki dampak terhadap kesehatan mental dan keselamatan kerja seorang tenaga kerja. Kondisi fisik kerja mempunyai pengaruh terhadap kondisi faal dan psikologis diri seorang tenaga kerja. Kondisi fisik dapat merupakan pembangkit stres stressor. Bising : Bising selain dapat menimbulkan gangguan sementara atau tetap pada alat pendengaran kita, juga dapat merupakan sumber stres yang menyebabkan peningkatan dari kesiagaan dan ketidakseimbangan psikologis kita. Ivancevich dan Matteson 1980 berpendapat bahwa bising yang berlebih sekitar 80 desibel yang berulang kali didengar untuk jangka waktu lama, dapat menimbulkan stres. Vibrasi getaran: Vibrasi merupakan sumber stres yang kuat yang mengakibatkan peningkatan taraf catecholamine dan perubahan dari berfungsinya seseorang secara psikologikal dan neurologikal. Vibrasi atau getaran yang beralih dari benda-benda fisik ke badan dapat memberi pengaruh yang tidak baik pada unjuk-kerja. Hygiene: Lingkungan yang kotor dan tidak sehat merupakan pembangkit stres. Para pekerja dari industri baja menggambarkan kondisi berdebu dan kotor, akomodasi pada waktu istirahat yang kurang baik, juga toilet yang kurang memadai. Hal ini dinilai oleh para pekerja sebagai faktor tinggi pembangkit stres.