Faktor-faktor Intrinsik dalam Pekerjaan
mencakup: kerja shiftkerja malam, beban kerja dan penghayatan dari risiko dan bahaya.
a. Tuntutan Fisik Kondisi kerja fisik tertentu dapat menghasilkan prestasi kerja yang
optimal. Di samping dampaknya terhadap prestasi kerja, kondisi kerja fisik juga memiliki dampak terhadap kesehatan mental dan keselamatan kerja seorang
tenaga kerja. Kondisi fisik kerja mempunyai pengaruh terhadap kondisi faal dan psikologis diri seorang tenaga kerja. Kondisi fisik dapat merupakan pembangkit
stres stressor. Bising : Bising selain dapat menimbulkan gangguan sementara atau tetap
pada alat pendengaran kita, juga dapat merupakan sumber stres yang menyebabkan peningkatan dari kesiagaan dan ketidakseimbangan psikologis kita.
Ivancevich dan Matteson 1980 berpendapat bahwa bising yang berlebih sekitar 80 desibel yang berulang kali didengar untuk jangka waktu lama, dapat
menimbulkan stres. Vibrasi getaran: Vibrasi merupakan sumber stres yang kuat yang
mengakibatkan peningkatan taraf catecholamine dan perubahan dari berfungsinya seseorang secara psikologikal dan neurologikal. Vibrasi atau getaran yang beralih
dari benda-benda fisik ke badan dapat memberi pengaruh yang tidak baik pada unjuk-kerja.
Hygiene: Lingkungan yang kotor dan tidak sehat merupakan pembangkit stres. Para pekerja dari industri baja menggambarkan kondisi berdebu dan kotor,
akomodasi pada waktu istirahat yang kurang baik, juga toilet yang kurang memadai. Hal ini dinilai oleh para pekerja sebagai faktor tinggi pembangkit stres.
b. Tuntutan Tugas Kerja shift kerja malam: Penelitian menunjukkan bahwa kerja shift
merupakan sumber utama dari stres bagi para pekerja pabrik Monk dan Teps 1985. Para pekerja shift lebih sering mengeluh tentang kelelahan dan gangguan
perut daripada para pekerja pagisiang dan dampak dari kerja shift terhadap kebiasaan makan yang mungkin menyebabkan gangguan-gangguan perut.
Pengaruhnya adalah emosional dan biologikal, karena gangguan ritme circadian dari tidurdaur keadaan bangun wake cycle, pola suhu dan ritme pengeluaran
adrenalin. Beban Kerja: Beban kerja berlebih dan beban kerja terlalu sedikit
merupakan pembangkit stres. Beban kerja dapat dibedakan lebih lanjut ke dalam beban kerja berlebihterlalu sedikit ‘kuantitatif’, yang timbul sebagai akibat dari
tugas-tugas yang terlalu banyaksedikit diberikan kepada tenaga kerja untuk diselesaikan dalam waktu tertentu dan beban kerja berlebihterlalu sedikit
‘kualitatif’, yaitu jika orang merasa tidak mampu untuk melakukan suatu tugas, atau tugas tidak menggunakan keterampilan danatau potensi dari tenaga kerja.