Klasifikasi Guru Pendidikan Khusus Standar Kompetensi Guru Pendidikan Khusus
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru pendidikan khusus.
Standar kompetensi guru pendidikan khusus mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi kompetensi guru kelas TKLB, guru kelas
SDLB, guru mata pelajaran SDLB, SMPLB, SMALB dan guru pendidikan khusus pada satuan pendidikan umum dan kejuruan.
Kompetensi inti guru pendidikan khusus menyesuaikan kompetensi inti guru sekolah umum sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 16 Tahun 2007. 1.
Kompetensi Pedagogik a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional dan intelektual b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaranbidang pengembangan yang diampu
d. Menyelenggarakan pembelajaranpengembangan yang mendidik e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pembelajaranpengembangan yang mendidik f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki g. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik
h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran 26
j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran 2.
Kompetensi Kepribadian a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan
nasional Indonesia b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan
bagi peserta didik dan masyarakat c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang sabar, tekun, mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa d. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
guru dan rasa percaya diri e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru
3. Kompetensi Sosial
a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga dan status sosial ekonomi b. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara
lisan dan tulisan atau bentuk lain 4.
Kompetensi Profesional a. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu 27
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaranbidang pengembangan yang diampu
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi
dan mengembangkan diri Kompetensi untuk guru pendidikan khusus dibagi-bagi lagi sesuai dengan
ABK yang ditangani. Kompetensi untuk guru tunarungu tidak sama dengan kompetensi untuk guru tunagrahita.
Kompetensi yang harus dimiliki guru tunarungu yaitu: 1. Guru tunarungu harus menguasai pendidikan khusus anak didik.
2. Guru tunarungu harus menguasai artikulasi. 3. Guru tunarungu harus mampu mengenalkan dan mengajarkan kosa
kata kepada anak didik. 4. Guru tunarungu harus mampu mengajarkan terapi bicara.
5. Guru tunarungu harus mampu mengajarkan Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama BKPBI
6. Guru tunarungu harus mencapai target kurikulum sehingga anak didik dapat melewati UAS BN dan melanjutkan pendidikannya di SMP inklusi.
Kompetensi yang harus dimiliki guru tunagrahita yaitu: 1. Guru tunagrahita harus mampu merancang jaring-jaring tematik sebagai
metode dalam mengajar anak didik. 2. Guru tunagrahita harus mampu mengendalikan anak didik
3. Guru tunagrahita harus mampu mengajarkan Program Menolong Diri Sendiri PMDS atau bina diri sehingga anak didik dapat mandiri
4. Guru tunagrahita harus mengembangkan kemampuan anak didik 5. Guru tunagrahita harus mampu mengajarkan lab skill seperti memasak,
menjahit dan otomotif kepada anak didik