Pengertian Stres Kerja Stres Kerja

yang terjadi pada seorang karyawan mungkin menimbulkan stres kerja pada seorang karyawan, namun merupakan tantangan bagi karyawan lainnya. Berdasarkan contoh-contoh tersebut dapat dilihat bahwa kondisi yang sama belum tentu diterima sama oleh masing-masing individu tergantung pada keadaan individu, lingkungan dan faktor-faktor lain. Dengan demikian secara umum dapat disimpulkan bahwa stres adalah suatu stimulus yang berupa tekanan yang akan mempengaruhi kondisi fisik maupun psikologi individu dimana tekananstimulus tersebut dapat berasal dari luar individu.

2.1.2. Jenis-jenis Stres

Pada umumnya kita merasakan bahwa stres merupakan suatu kondisi negatif, suatu kondisi yang mengarah ke timbulnya penyakit fisik ataupun mental, atau mengarah ke perilaku yang tak wajar. Selve membedakan antara distress, yang dekstruktif dan eustress, yang merupakan kekuatan positif eustress mengandung suku awal yang dalam bahasa Yunani berarti ‘baik’, seperti yang terdapat dalam kata euphoria. Stres diperlukan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi. Stres dalam jumlah tertentu dapat mengarah ke gagasan-gagasan yang inovatif dan keluaran yang konstruktif. Sampai titik tertentu bekerja dengan tekanan batas waktu dapat merupakan proses kreatif yang merangsang. Seseorang yang bekerja pada tingkat optimal menunjukkan antusiasisme, semangat yang tinggi, kejelasan dalam berpikir mental clarity dan pertimbangan yang baik. Jika orang terlalu ambisius, memiliki dorongan kerja yang besar atau jika beban kerja menjadi berlebihan, tuntutan pekerjaan tinggi, maka unjuk-kerja menjadi rendah lagi. Stres menguras kesehatan orangnya, kekuatannya. Tanda-tanda beban berlebih ialah mudah tersinggung, kelelahan fisikal dan mental, ketidaktegasan, hilangnya obyektivitas, kecenderungan berbuat salah, kekhilafan dalam ingatan dan hubungan interpersonal yang tegang. Stres yang meningkat sampai unjuk-kerja mencapai titik optimalnya merupakan stres yang baik, yang menyenangkan, eustress. Dekat, sebelum mencapai titik optimalnya, peristiwanya atau situasinya dialami sebagai tantangan yang merangsang. Melewati titik optimal stres menjadi distress, peristiwanya atau situasinya dialami sebagai ancaman yang mencemaskan. Quick dan Quick 1984 mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu: 1. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif bersifat membangun. Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi dan tingkat performance yang tinggi. 2. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif dan destruktif bersifat merusak. Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran absenteeism yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan dan kematian.

2.1.3. Tanda-tanda Stres

Everly dan Girdano 1980 mengajukan daftar ‘tanda-tanda dari adanya distress’. Menurut mereka, stres akan mempunyai dampak pada suasana hati mood, otot kerangka musculoskeletal dan organ-organ dalam badan visceral. 10