8. Keamanan
4.1.4. Fasilitas SLB-E Negeri Pembina Medan
SLB-E Negeri Pembina Medan memiliki fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam menangani anak-anak berkebutuhan khusus antara lain:
1. Ruang Kelas 2. Ruang Keterampilan
3. Ruang Terapi Fisik dan Artikulasi 4. Bengkel Kerja
5. Ruang ICT 6. Ruang Kedap Suara
7. Gymnasium 8. Lapangan Olahraga
9. Perpustakaan 10. Kantin
11. Aula 12. Asrama
4.1.5. Proses Belajar-Mengajar di SLB-E Negeri Pembina Medan
Proses Belajar-Mengajar di SLB-E Negeri Pembina Medan sama halnya seperti sekolah umum yang lain berlangsung dari hari Senin hingga Sabtu, hanya
saja waktunya lebih singkat. Waktu belajar di SLB-E Negeri Pembina Medan dimulai dari pukul 07.45-11.00 untuk murid tingkat SD dan 07.45-12.30 untuk
murid tingkat SMP dan SMA. Berbeda dengan guru di sekolah umum yang hanya mengajarkan mata
pelajaran wajib dan muatan lokal, guru di SLB juga harus mengajarkan 36
pengembangan diri dan Program Khusus Bina Pribadi dan Sosial sesuai dengan kebutuhan anak didik. Pengembangan diri bertujuan memberi kesempatan kepada
anak didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan bakat dan minat dengan cara mengajarkan keterampilan kepada anak didik. Adapun
keterampilan-keterampilan yang diajarkan pada pengembangan diri yaitu: tataboga, tatabusana, pertamanan, perikanan, musik, otomotif, las, perkayuan, tari,
acupressure.
4.2. Karakteristik Guru Tunarungu dan Guru Tunagrahita SLB Negeri
Pembina Medan
Secara umum dapat digambarkan karakteristik individu berdasarkan umur, jenis kelamin, status perkawinan, dan masa kerja.
4.2.1. Umur Tabel 1. Distribusi Guru Tunarungu dan Tunagrahita Menurut Umur di
SLB-E Negeri Pembina Medan Tahun 2011
N o
Umur Thn Guru SLB N Pembina Medan
Total Tunarungu
n Tunagrahita
n
1. 30-39
1 5,6
6 33,3
7 38,9
2. 40-49
5 27,8
5 27,8
10 55,6
3. ≥50
1 5,6
1 5,6
Total 7
38,9 11
61,1 18
100,0
Data umur terendah adalah 34 tahun dan tertinggi 59 tahun. Data dikelompokkan berdasarkan kelas interval dan diperoleh 3 kelompok umur.
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan umur responden terbanyak pada kelompok umur 40–49 tahun berjumlah 10 orang 55,6. Jika
dilihat per jenis guru, maka pada guru tunarungu yang terbanyak adalah kelompok umur 40–49 tahun yang berjumlah 5 orang 27,8, sedangkan pada guru