4.5. Hasil Uji Statistik
Tabel 8. Hasil Uji Beda Stres Kerja Antara Guru Tunarungu dan Guru Tunagrahita di SLB-E Negeri Pembina Medan Tahun 2011
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Mann Whitney diperoleh p = 0,717 p 0,05 berarti Ho diterima. Maka dapat dinyatakan bahwa
tidak ada perbedaan yang bermakna dalam hal stres kerja antara guru tunarungu dan guru tunagrahita di SLB-E Negeri Pembina Medan Tahun 2011
Variabel Guru SLB-E Negeri Pembina Medan
Guru Tunarungu Guru Tunagrahita
p. N
x ± SD
N x
± SD
Stres Kerja 7
100,43 ± 23,88 11
102,45 ± 14,98 0,717
BAB V PE
MBAHASAN 5.1.
Karakteristik Guru Tunarungu dan Tunagrahita SLB-E Negeri Pembina Medan
5.1.1. Umur
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui frekuensi guru paling banyak pada kelompok umur 40-49 tahun sebanyak 10 orang 55,6 yang terdiri dari 5 orang
27,8 guru tunarungu dan 5 orang 27,8 guru tunagrahita. Guru tunarungu lainnya berada pada kelompok umur 30-39 tahun dan ≥ 50 tahun masing-masing
berjumlah 1 orang sedangkan guru tunagrahita lainnya berada pada kelompok umur 30-39 tahun sebanyak 6 orang. Umur guru terendah adalah 34 tahun dan tertinggi 57
tahun. Hardjana 1994 menyatakan tak seorang pun bisa terhindar dari stres. Bayi,
balita, kaum remaja, orang dewasa bahkan kelompok lansia. Penelitian yang dilakukan Fimian 1983 dalam Putter 2003 menunjukkan bahwa umur guru bukan
faktor yang mempengaruhi tingkat stres kerja pada guru.
5.1.2 Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui jumlah guru perempuan sebanyak 11 orang 61,1 dan jumlah guru laki-laki sebanyak 7 orang 27,8. Terdapat 2 guru
laki-laki dan 5 guru perempuan pada kelas tunarungu sedangkan pada kelas tunagrahita terdapat 5 guru laki-laki dan 6 guru perempuan.
Sulky dan Smith 2005 menyatakan bahwa perempuan lebih sering mengalami stres daripada laki-laki. Laki-laki dan perempuan juga menunjukkan
reaksi yang berbeda terhadap macam-macam stressors sumber stres. 45