Perumusan Masalah Manfaat Penelitian

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik guru tunarungu dengan guru tunagrahita di SLB-E Negeri Pembina Medan Tahun 2011. 2. Untuk mengetahui gambaran stres kerja guru tunarungu di SLB-E Negeri Pembina Medan Tahun 2011. 3. Untuk mengetahui gambaran stres kerja guru tunagrahita di SLB-E Negeri Pembina Medan Tahun 2011. 4. Untuk menganalisa perbedaan stres kerja antara guru tunarungu dengan guru tunagrahita di SLB-E Negeri Pembina Medan Tahun 2011.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi pihak sekolah mengenai kondisi umum dan gambaran stres yang dialami oleh guru SLB-E Negeri Pembina. 2. Menambah pengetahuan penulis dalam penelitian lapangan dan dapat dimanfaatkan sebagai referensi ilmiah untuk pengembangan ilmu khususnya bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Stres Kerja

2.1.1. Pengertian Stres Kerja

“Stres adalah satu abstraksi. Orang tidak dapat melihat pembangkit stres stressor. Yang dapat dilihat ialah akibat dari pembangkit stres.” menurut Dr. Hans Selye, guru besar emiritus purnawirawan dari Universitas Montreal dan “penemu” stres. Spielberger dalam Handoyo 2001 menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang. Luthans dalam Yulianti 2000 mendefinisikan stres sebagai suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa stres kerja timbul karena tuntutan lingkungan dan tanggapan setiap individu dalam menghadapinya dapat berbeda. Menurut Ulhaq 2008 stres merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami ketegangan karena adanya kondisi-kondisi yang mempengaruhi dirinya, kondisi-kondisi tersebut dapat diperoleh dari dalam maupun dari luar diri seseorang. Namun perlu diperhatikan bahwa suatu kondisi yang membuat stres kerja karyawan belum tentu akan membuat stres kerja karyawan lainnya. Konflik 8 yang terjadi pada seorang karyawan mungkin menimbulkan stres kerja pada seorang karyawan, namun merupakan tantangan bagi karyawan lainnya. Berdasarkan contoh-contoh tersebut dapat dilihat bahwa kondisi yang sama belum tentu diterima sama oleh masing-masing individu tergantung pada keadaan individu, lingkungan dan faktor-faktor lain. Dengan demikian secara umum dapat disimpulkan bahwa stres adalah suatu stimulus yang berupa tekanan yang akan mempengaruhi kondisi fisik maupun psikologi individu dimana tekananstimulus tersebut dapat berasal dari luar individu.

2.1.2. Jenis-jenis Stres

Pada umumnya kita merasakan bahwa stres merupakan suatu kondisi negatif, suatu kondisi yang mengarah ke timbulnya penyakit fisik ataupun mental, atau mengarah ke perilaku yang tak wajar. Selve membedakan antara distress, yang dekstruktif dan eustress, yang merupakan kekuatan positif eustress mengandung suku awal yang dalam bahasa Yunani berarti ‘baik’, seperti yang terdapat dalam kata euphoria. Stres diperlukan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi. Stres dalam jumlah tertentu dapat mengarah ke gagasan-gagasan yang inovatif dan keluaran yang konstruktif. Sampai titik tertentu bekerja dengan tekanan batas waktu dapat merupakan proses kreatif yang merangsang. Seseorang yang bekerja pada tingkat optimal menunjukkan antusiasisme, semangat yang tinggi, kejelasan dalam berpikir mental clarity dan pertimbangan yang baik. Jika orang terlalu ambisius, memiliki dorongan kerja yang besar atau jika beban kerja menjadi berlebihan, tuntutan pekerjaan tinggi, maka unjuk-kerja menjadi rendah lagi. Stres menguras