Jenis Kelamin Berdasarkan Transmisi Penularan

Universitas Sumatera Utara Kelompok umur 20-39 tahun mempunyai risiko penularan lebih tinggi unutuk tertular HIVAIDS karena merupakan kelompok umur yang aktif dalam melakukan aktivitas seksual. Demikian juga halnya untuk penggunaan narkoba suntikan didominasi oleh kaum muda. Hal ini sesuai dengan Laporan Departemen Kesehatan RI 2014 bahwa proporsi transmisi penularan AIDS kumulatif yang dilaporkan tertinggi adalah melalui heteroseksual 50,3 dan Penasun 40,2. Sementara itu, penularan pada kelompok umur 39 tahun melalui transmisi penularan hubungan seksual diasumsikan oleh karena mereka mendapatkan HIV pada usia dewasa akhir. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi-Square diperoleh nilai p=0,372. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur berdasarkan transmisi penularan.

5.2.2 Jenis Kelamin Berdasarkan Transmisi Penularan

63,4 93,2 36,6 6,8 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Seksual Non Seksual Transmisi Penularan Pr op or si Laki-laki Perempuan Gambar 5.14 Diagram Bar Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Transmisi Penularan pada Penderita HIVAIDS di RSUD Dr. Djasamen Saragih Tahun 2013 – 2014 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar 5.14 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi penderita dengan transmisi penularan seksual pada jenis kelamin laki-laki 63,4, dan perempuan 36,6. Proporsi penderita dengan transmisi penularan non seksual pada jenis kelamin laki-laki 93,2, dan perempuan 6,8. Seperti diketahui bahwa transmisi penularan non seksual lebih tinggi pada laki-laki dibanding perempuan, hal ini sesuai dengan laporan Depkes RI 2010 bahwa presentase kumulatif pengguna narkoba suntikan tertinggi adalah laki-laki 91,8. Tingginya proporsi laki-laki pada penularan seksual dikarenakan perilaku seksual yang tidak baik. Hal ini dapat dilihat dari 64 orang laki-laki dengan transmisi penularan seksual terdapat sebanyak 54 orang 84,4 merupakan penjajah seksual, dengan kata telah melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi-Square diperoleh nilai p0,001. Hal ini menunjukkan ada perbedaan proporsi yang bermakna antara jenis kelamin berdasarkan transmisi penularan. Universitas Sumatera Utara 5.2.3 Jenis Kelamin Berdasarkan Keadaan Terakhir Penderita 70,3 79,4 29,7 20,6 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Hidup Meninggal Keadaan Terakhir Pr op or si Laki-laki Perempuan Gambar 5.15 Diagram Bar Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Keadaan Terakhir Penderita HIVAIDS di RSUD Dr. Djasamen Saragih Tahun 2013 – 2014 Berdasarkan gambar 5.15 di atas, dapat dilihat bahwa dari 111 orang penderita dengan keadaan hidup, 70,3 adalah laki-laki, dan 29,7 perempuan. Dari 34 orang penderita dengan keadaan meninggal, 79,4 adalah laki-laki, dan 20,6 perempuan. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi-Square diperoleh nilai p=0,297. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara jenis kelamin berdasarkan keadaan terakhir. Universitas Sumatera Utara 5.2.4 Status Pekerjaan Berdasarkan Transmisi Penularan 88,6 11,4 95,0 5,0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Seksual Non Seksual Transmisi Penularan Pr op or si Bekerja Tidak Bekerja Gambar 5.16 Diagram Bar Proporsi Status Pekerjaan Berdasarkan Transmisi Penularan Penderita HIVAIDS di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2013-2014 Berdasarkan gambar 5.16 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi penderita HIVAIDS dengan transmisi penularan seksual pada penderita yang bekerja 95,0 dan yang tidak bekerja 5,0, sedangkan proporsi penderita HIVAIDS dengan transmisi penularan non-seksual yang bekerja 88,6 dan tidak bekerja 11,4. Risiko transmisi HIV akibat paparan yang berhubungan dengan pekerjaan bervariasi tergantung pada tipe dan beratnya paparan virus. Murtiastutik, 2008. Dalam penelitian ini diperoleh bahwa jenis pekerjaan tertinggi adalah wiraswasta namun tidak dapat dipastikan bahwa pekerjaan tersebut lebih berisiko untuk tertular HIVAIDS. Selain itu, banyaknya penderita HIVAIDS yang berstatus bekerja berkaitan dengan kelompok umur tertinggi. Dimana kelompok umur 20- 39 tahun merupakan kelompok usia produktif. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi-Square diperoleh nilai p=0,172. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara status pekerjaan berdasarkan transmisi penularan.

5.2.5 Status Pernikahan Berdasarkan Transmisi Penularan

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita HIV/AIDS di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2013 – 2014

2 69 130

Pengaruh Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2014

10 131 148

Gambaran Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Adaptasi Fisiologis Selama Kehamilan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar Tahun 2012

1 56 105

Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

14 119 208

Karakteristik Penderita Diabetes mellitus Yang Dirawat Inap Di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2004-2008.

1 40 117

Hubungan Motivasi dengan Kinerja Petugas Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar Tahun 2007

10 72 108

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Berprestasi Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2007

0 25 81

Pengaruh Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2014

0 0 19

Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

0 0 45

Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

0 0 17