Universitas Sumatera Utara
limfosit CD4 menurun hingga 200 sel μ l. Pada keadaan ini individu akan
dinyatakan sebagai penderita AIDS Kurniawati, 2011. Sedangkan pada tahap akhir penyakit HIV, Individu yang terinfeksi
HIV menunjukkan perkembangan infeksi oportunistik baru seperti infeksi sitomegalovirus, kompleks Mycobacterium avium, Meningitis cyptococcal,
Leukoencephalophaty multyfocal yang progresif, dan infeksi lain yang biasanya terjadi sekunder terhadap penurunan sistem imun. Jumlah virus
sangat meningkat dan jumlah limfosit CD4 50 sel μ l. Kematian bisa
dikatakan sudah sangat dekat. Sekali kondisi kategori C ini terjadi, maka individu akan tetap pada kategori ini walaupun ada kemungkinan kondisi ini
dapat berubah Kurniawati, 2011. Klasifikasi CDC juga bisa digunakan untuk surveilans penyakit, penderita
yang dikategorikan ke kelas A3, B3, C1-3 dikategorikan AIDS. Sekali dilakukan klasifikasi, maka pasien tidak dilakukan klasifikasi ulang, meskipun terjadi
perbaikan status imunologi misalnya peningkatan nilai CD4 karena pengaruh
terapi atau faktor fisik Kurniawati, 2011.
2.4.2 Klasifikasi Menurut WHO
Pada beberapa negara, pemeriksaan limfosit CD4 tidak tersedia, dalam hal ini seseorang dapat didiagnosis berdasarkan gejala klinis, yaitu berdasarkan tanda
dan gejala mayor dan minor. Dua gejala mayor ditambah dua gejala minor didefinisikan sebagai infeksi HIV simptomatik Kurniawati, 2011.
Gejala mayor terdiri dari: penurunan berat badan 10, demam yang panjang atau lebih dari 1 bulan, diare kronis, tuberkulosis. Gejala minor terdiri
Universitas Sumatera Utara
dari: kandidiasis orofaringeal, batuk menetap lebih dari 1 bulan, kelemahan tubuh, berkeringat malam, hilang nafsu makan, infeksi kulit generalisata, limfadenopati
generalisata, herpes zoster, infeksi herpes simplex kronis, pneumonia, sarkoma kaposi Widoyono, 2008.
Klasifikasi klinis HIV pada orang dewasa menurut WHO dibagi menjadi 4 stadium klinis, yaitu :
a. Stadium I Bersifat asimptomatik, aktivitas normal dan dijumpai adanya
Limfadenopati Generalisata Persisten LGP: yakni pembesaran kelenjar getah bening di beberapa tempat yang menetap Kurniawati, 2011.
b. Stadium II Simptomatik, aktivitas normal, berat badan menurun 10, terdapat
kelainan kulit dan mukosa yang ringan seperti Dermatitis seroboik, Prorigo, Onikomikosis, Ulkus yang berulang dan Kheilitis angularis, Herpes zoster
dalam 5 tahun terakhir, adanya infeksi saluran nafas bagian atas seperti Sinusitis bakterialis Kurniawati, 2011.
c. Stadium III Pada umumnya kondisi tubuh lemah, aktivitas di tempat tidur 50,
berat badan menurun 10, terjadi diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan, demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan, terdapat Kandidiasis
orofaringeal, Oral hairy leukoplakin, TB paru dalam 1 tahun terakhir, infeksi bakterial yang berat seperti Pneumonia dan Piomiositis Kurniawati, 2011.
Universitas Sumatera Utara
d. Stadium IV Pada umumnya kondisi tubuh sangat lemah, aktivitas di tempat tidur
50, terjadi HIV wasting syndrome, semakin bertambahnya infeksi oportunistik seperti Pneumonia Pneumocystis carinii, Toksoplasmosis otak,
Diare Kriptosporidiosis lebih dari 1 bulan, Kriptosporidiosis ekstrapulmonal, Retinitis virus sitomegalo, Herpes simpleks mukomutan 1 bulan,
Leukoensefalopati multifocal progresif, Mikosis diseminata seperti histopasmosis, Kandidiasis di esophagus, trakea, bronkus, dan paru,
Tuberkulosis di luar paru, Limfoma, Sarkoma Kaposi, serta Ensefalopati HIV Kurniawati, 2011.
2.5 Diagnosa HIVAIDS