39 Apabila siswa memiliki tujuan untuk mendapatkan prestasi yang bagus dalam
pembelajaran dan ia yakin akan kemampuan yang dimiliki untuk meraih tujuan tersebut maka akan tumbuh motivasinya dalam berprestasi.
Berdasarkan paparan tersebut, dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi rasa percaya diri siswa, maka akan semakin tinggi motivasi berprestasi yang akan
dicapai. Dengan kata lain, terdapat hubungan yang positif antara rasa percaya diri dengan motivasi berprestasi siswa terutama pada mata pelajaran IPA kelas V di
sekolah dasar. Berikut hubungan antarvariabel yang tunjukkan pada gambar 1.
Gambar 1. Hubungan antarvariabel
D. Hipotesis Penelitian
Sugiyono 2012: 96, mengatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan deskripsi teori dan
Rasa Percaya Diri X
1. Keyakinan kemampuan diri
2. Optimis 3. Objektif
4. Bertanggung
jawab 5. Rasional dan
realistis
Motivasi Berprestasi IPA Y
1. Tekun mengerjakan tugas 2. Ulet menghadapi
kesulitan 3. Menunjukkan minat
terhadap masalah-masalah 4. Lebih senang bekerja
mandiri 5. Cepat bosan pada tugas
yang rutin 6. Dapat mempertahankan
pendapatnya
r
40 kerangka berpikir di atas, maka dirumuskan hipotesis dalam penelitian sebagai
berikut: 1. Hipotesis alternatif Ha: terdapat hubungan positif dan signifikan antara rasa
percaya diri dengan motivasi berprestasi siswa pada mata pelajaran IPA kelas V sekolah dasar gugus 5 kecamatan Pengasih, kabupaten Kulon Progo.
2. Hipotesis nihil Ho: tidak ada hubungan positif dan signifikan antara rasa percaya diri dengan motivasi berprestasi siswa pada mata pelajaran IPA kelas
V sekolah dasar gugus 5 kecamatan Pengasih, kabupaten Kulon Progo.
41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan rasa percaya diri dengan motivasi berprestasi siswa pada mata pelajaran IPA kelas V sekolah dasar
se-gugus 5 Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono 2012:
14 penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatifstatistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
B. Variabel Penelitian
Sugiyono 2012: 61 mendefinisikan variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Kerlinger Sugiyono 2012: 61 menyatakan bahwa variabel adalah
konstrak constructs atau sifat yang akan dipelajari. Kerlinger juga menjelaskan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai
yang berbeda different values.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa variabel adalah atribut atau sifat yang bervariasi antara satu unsur dan unsur yang lainnya yang