54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Gugus 5 Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo yang terdiri dari 7 Sekolah Dasar, yaitu SD Negeri 2 Pengasih, SD Negeri 1
Kalipetir, SD Negeri 2 Kalipetir, SD Negeri 3 Kalipetir, SD Negeri Margosari, SD Kanisius Milir, dan SD Bopkri Kalinongko. Populasi dalam penelitian ini yaitu
seluruh siswa kelas V sekolah dasar di gugus 5 Kecamatan Pengasih yang terdiri dari 113 siswa. Sampel diambil dengan menggunakan teknik proportional random
sampling, ada pun jumlah sampel adalah 88 siswa.
B. Deskripsi Data
Data penelitian diperoleh dari siswa kelas V sekolah dasar se-gugus 5 Kecamatan Pengasih, Kabupaen Kulon Progo. Deskripsi data ini diuraikan data-
data dari variabel rasa percaya diri X dan motivasi berprestasi IPA Y. Pada deskripsi data disajikan informasi data meliputi mean, median, mode, variance, dan
standar deviation masing-masing variabel berdasarkan data yang diperoleh. Selain itu, deskripsi data juga menyajikan distribusi frekuensi dari masing-masing
variabel. Dekripsi data secara rinci dapat dilihat pada uraian berikut.
1. Variabel Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri X diungkap menggunakan skala psikologi dengan total pernyataan 23 item, dengan sebaran skor untuk masing-masing item adalah 1-4.
Berdasarkan data yang diperoleh, besarnya skor tertinggi pada skala psikologi variabel rasa percaya diri adalah 89 dan skor terendah 58. Dengan bantuan program
SPSS for windows versi 23 diperoleh harga mean sebesar 74,125, median sebesar
55 73, mode sebesar 73, standar deviation sebesar 7,429, dan variance sebesar 55,191.
Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Distribusi frekuensi data variabel rasa percaya diri ditentukan dengan aturan
Sturges Sugiyono, 2007: 34, banyak kelas = 1 + 3,3 log n. Dengan n = 88, diperoleh jumlah kelas inerval = 8 dan panjang kelas interval = 4. Adapun distribusi
frekuensi rasa percaya diri dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini. Tabel 7. Distribusi Frekuensi Rasa Percaya Diri Siswa.
No. Interval Skor
Frekuensi Prosentase
1. 58-61
4 4,55
2. 62-65
6 6,82
3. 66-69
16 18,18
4. 70-73
20 22,73
5. 74-77
13 14,77
6. 78-81
12 13,64
7. 82-85
12 13,64
8. 86-89
5 5,68
Jumlah 88
100 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, dapat digambarkan histogram
sebagai berikut:
Gambar 2. Histogram Rasa Percaya Diri Siswa
4 6
16 20
13 12
12
5 5
10 15
20 25
58-61 62-65
66-69 70-73
74-77 78-81
82-85 86-89
Fr ek
u en
si
Interval
Rasa Percaya Diri
56 Dari histogram tersebut dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki skor rasa
percaya diri antara 58-61 ada 4 anak, 62-65 ada 6 anak, 66-69 ada 16 anak, 70-73 ada 20 anak, 74-77 ada 13 anak, 78-81 ada 12 anak, 82-85 ada 12 anak, dan 86-89
ada 5 anak. Berdasarkan data tersebut kemudian dibuat tabel penggolongan
kecenderungan rasa percaya diri siswa. Pada skala psikologi rasa percaya diri yang memuat 23 item pernyataan dengan sebaran skor 1-4, siswa dapat memperoleh skor
maksimal 92 dan skor minimal 23 yang kemudian digunakan untuk memperoleh mean dan standar deviasi yang ideal. Untuk mengetahui tingkat rasa percaya diri
siswa, peneliti menggolongkan tingkat rasa percaya diri siswa berdasarkan rumus tingkat penggolongan yang dikemukakan oleh Azwar 2006: 108 sebagai berikut:
Tabel 8. Rumus Penggolongan Skala Menurut Saifuddin Azwar Kategori
Interval Kelas Sangat Tinggi
X mean + 1,5 SD Tinggi
mean + 0,5 SD X ≤ mean + 1,5 SD
Sedang mean
– 0,5 SD X ≤ mean + 0,5 SD Rendah
mean – 1,5 SD X ≤ mean – 0,5 SD
Sangat Rendah X
≤ mean – 1,5 SD Keterangan:
Mean ideal = � skor maksimal + skor minimal
Standar deviasi ideal =
6
� skor maksimal + skor minimal Dari hasil perhitungan tersebut kemudian dapat diperoleh kategori rasa percaya diri
siswa yang dapat dilihat pada tabel 9 berikut:
57 Tabel 9. Penggolongan Kategori Rasa Percaya Diri Siswa
Kategori Interval Kelas
Frekuensi Prosentase
Sangat Tinggi X 86
2 2
Tinggi 67 X
≤ 86 68
77 Sedang
47 X ≤ 67
18 20
Rendah 28 X
≤ 47 Sangat Rendah
X ≤ 28
Jumlah 88
100 Berdasarkan tabel penggolongan kategori tersebut, dapat dibuat diagram lingkaran
sebagai berikut:
Gambar 3. Diagram Penggolongan Kategori Rasa Percaya Diri Siswa Dari tabel dan diagram lingkaran tersebut, dapat diketahui bahwa sebanyak
2 siswa 2 yang memiliki kecenderungan rasa percaya diri dalam kategori sangat tinggi, 68 siswa 77 memiliki kecenderungan rasa percaya diri dalam kategori
tinggi, 18 siswa 20 memiliki kecenderungan rasa percaya diri dalam kategori sedang, dan 0 siswa 0 yang memiliki kecenderungan rasa percaya diri dalam
kategori rendah dan sangat rendah. 2
77 20
Rasa Percaya Diri
Sangat Tinggi Tinggi
Sedang Rendah
Sangat Rendah
58 Berdasarkan data yang diperoleh, masing-masing indikator dalam skala
psikologi rasa percaya diri memiliki rata-rata skor yang berbeda. Skor yang diperoleh masing-masing indikator dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini:
Tabel 10. Skor Indikator Rasa Percaya Diri Siswa No.
Indikator Rata-rata Skor
1. Keyakinan kemampuan diri
274 2.
Optimis 260
3. Objektif
318 4.
Bertanggung jawab 302
5. Rasional dan realistis
301 Berdasarkan tabel 10 dapat dibuat histogram seperti berikut:
Gambar 4 Histogram Skor Indikator Rasa Percaya Diri Dari tabel dan histogram di atas dapat diketahui bahwa indikator keyakinan
kemampuan diri memiliki rata-rata skor 274, indikator optimis memiliki rata-rata skor 260, indikator objektif memiliki rata-rata skor 318, indikator bertanggung
jawab memiliki rata-rata skor 302, dan indikator rasional dan realistis memiliki rata-rata skor 301. Hasil ini menunjukkan bahwa indikator yang memiliki skor rata-
274 260
318 302
301
50 100
150 200
250 300
350
Keyakinan kemampuan diri
Optimis Objektif
Bertanggung jawab
Rasional dan Realistis
Ra ta
-r a
ta Sk
or
Indikator
Skor Indikator Rasa Percaya Diri
59 rata tertinggi adalah indikator objektif dan indikator yang memiliki skor rata-rata
terendah adalah indikator optimis.
2. Variabel Motivasi Berprestasi IPA
Motivasi berprestasi IPA Y diungkap menggunakan skala psikologi dengan total pernyataan 29 item, dengan sebaran skor untuk masing-masing item
adalah 1-4. Berdasarkan data yang diperoleh, besarnya skor tertinggi pada skala psikologi variabel motivasi berprestasi IPA adalah 111 dan skor terendah 67.
Dengan bantuan program SPSS for windows versi 23 diperoleh harga mean sebesar 89,15, median sebesar 90, mode sebesar 90, standar deviation sebesar 10,375, dan
variance sebesar 107,645. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Distribusi frekuensi data variabel motivasi berprestasi IPA ditentukan dengan aturan Sturges Sugiyono, 2007: 34, banyak kelas = 1 + 3,3 log n. Dengan
n = 88, diperoleh jumlah kelas inerval = 8 dan panjang kelas interval = 6. Adapun distribusi frekuensi motivasi berprestasi IPA dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini.
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Motivasi Berprestasi IPA. No.
Interval Skor Frekuensi
Frekuensi 1.
67-72 3
3,41 2.
73-78 14
15,91 3.
79-84 16
18,18 4.
85-90 17
19,32 5.
91-96 15
17,05 6.
97-102 14
15,91 7.
103-108 6
6,82 8.
109-114 3
3,41 Jumlah
88 100
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, dapat digambarkan histogram
sebagai berikut:
60 Gambar 5. Histogram Motivasi Berprestasi IPA
Dari histogram tersebut dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki skor rasa percaya diri antara 67-72 ada 3 anak, 73-78 ada 14 anak, 79-84 ada 16 anak, 85-90
ada 17 anak, 91-96 ada 15 anak, 97-102 ada 14 anak, 103-108 ada 6 anak, dan 109- 114 ada 3 anak.
Berdasarkan data tersebut kemudian dibuat tabel penggolongan kecenderungan motivasi berprestasi IPA. Pada skala psikologi motivasi berprestasi
IPA yang memuat 29 item pernyataan dengan sebaran skor 1-4, siswa dapat memperoleh skor maksimal 116 dan skor minimal 29 yang kemudian digunakan
untuk memperoleh mean dan standar deviasi yang ideal. Untuk mengetahui tingkat motivasi berprestasi IPA, peneliti menggolongkan tingkat motivasi berprestasi IPA
siswa berdasarkan rumus tingkat penggolongan yang dikemukakan oleh Azwar 2006: 108 sebagai berikut:
3 14
16 17
15 14
6 3
2 4
6 8
10 12
14 16
18
67-72 73-78
79-84 85-90
91-96 97-102
103-108 109-114
Fr ek
u en
si
Interval
Motivasi Berprestasi IPA
61 Tabel 12. Rumus Penggolongan Skala Menurut Saifuddin Azwar
Kategori Interval Kelas
Sangat Tinggi X mean + 1,5 SD
Tinggi mean + 0,5 SD X
≤ mean + 1,5 SD Sedang
mean – 0,5 SD X ≤ mean + 0,5 SD
Rendah mean
– 1,5 SD X ≤ mean – 0,5 SD Sangat Rendah
X ≤ mean – 1,5 SD
Keterangan: Mean ideal =
� skor maksimal + skor minimal Standar deviasi ideal =
6
� skor maksimal + skor minimal Dari hasil perhitungan tersebut kemudian dapat diperoleh kategori motivasi
berprestasi IPA siswa yang dapat dilihat pada tabel 13 berikut: Tabel 13. Penggolongan Kategori Motivasi Berprestasi IPA
Kategori Interval Kelas
Frekuensi Prosentase
Sangat Tinggi X 108
3 3
Tinggi 84 X
≤ 108 52
59 Sedang
60 X ≤ 84
33 38
Rendah 36 X
≤ 60 Sangat Rendah
X ≤ 36
Jumlah 88
100 Berdasarkan tabel penggolongan kategori tersebut, dapat dibuat diagram lingkaran
sebagai berikut:
Gambar 6. Diagram Penggolongan Kategori Motivasi Berprestasi IPA 3
59 38
Motivasi Berprestasi IPA
Sangat Tinggi Tinggi
Sedang Rendah
Sangat Rendah
62 Dari tabel dan diagram lingkaran tersebut, dapat diketahui bahwa sebanyak
3 siswa 3 yang memiliki kecenderungan motivasi berprestasi IPA dalam kategori sangat tinggi, 52 siswa 59 memiliki kecenderungan motivasi
berprestasi IPA dalam kategori tinggi, 33 siswa 38 memiliki kecenderungan motivasi berprestasi IPA dalam kategori sedang, dan 0 siswa 0 yang memiliki
kecenderungan motivasi berprestasi IPA dalam kategori rendah dan sangat rendah. Berdasarkan data yang diperoleh, masing-masing indikator dalam skala
psikologi motivasi berprestasi IPA memiliki rata-rata skor yang berbeda. Skor yang diperoleh masing-masing indikator dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini:
Tabel 14. Skor Indikator Motivasi Berprestasi IPA No.
Indikator Rata-rata Skor
1. Tekun mengerjakan tugas.
278 2.
Ulet menghadapi kesulitan. 278
3. Menunjukkan minat erhadap masalah-masalah.
263 4.
Lebih senang bekerja mandiri. 258
5. Cepat bosan pada tugas yang rutin.
277 6.
Dapat memperahankan pendapatnya. 261
Berdasarkan tabel 14 dapat dibuat histogram seperti berikut:
Gambar 7. Histogram Skor Indikator Motivasi Berprestasi IPA
278 278
263 258
277
261
245 250
255 260
265 270
275 280
Tekun mengerjakan
tugas Ulet
menghadapi kesulitan
Minat terhadap
masalah Senang
bekerja mandiri
Cepat bosan pada tugas
rutin Memper-
tahankan pendapatnya
Ra ta
-r a
ta Sk
or
Indikator
Skor Indikator Motivasi Berprestasi IPA
63 Dari tabel dan histogram di atas dapat diketahui bahwa indikator tekun
mengerjakan tugas memiliki rata-rata skor 278, indikator ulet menghadapi kesulitan memiliki rata-rata skor 278, indikator menunjukkan minat terhadap masalah-
masalah memiliki rata-rata skor 263, indikator lebih senang bekerja mandiri memiliki rata-rata skor 258, indikator cepat bosan pada tugas yang rutin memiliki
rata-rata skor 277, dan indikator dapat mempertahankan pendapatnya memiliki rata-rata skor 261. Hasil ini menunjukkan bahwa indikator yang memiliki skor rata-
rata tertinggi adalah indikator tekun mengerjakan tugas dan ulet menghadapi kesulitan dengan skor rata-rata 278. Sedangkan indikator yang memiliki skor rata-
rata terendah adalah indikator lebih senang bekerja mandiri dengan skor rata-rata
258.
C. Teknik Anlasis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunkan uji prasyarat analisis dan uji hipotesis. Uji prasyarat analisis dan uji hipotesis dalam
penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows versi 23.
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data yang diperoleh dari
masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dengan menggunakan uji normalitas One-Sample Kolmongrov- Sminorv Test
program SPSS for windows versi 23. Suatu data dikatakan berdistribusi normal pada taraf signifikansi 5 jika nilai Asymp. Sig. Lebih dari 0,05. Berdasarkan
64 perhitungan dengan program SPSS for windows versi 23, didapat nilai variabel rasa
percaya diri 0,190 dan motivasi berprestasi IPA 0,200. Dari kedua variabel tersebut memiliki nilai di atas 0,05, maka distribusi data dari masing-masing variabel
dikatakan normal. Ringkasan perbandingan normalitas dapat dilihat pada tabel 15 di bawah ini dan hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 15. Ringkasan Perbandingan Normalitas No.
Variabel Asymp. Sig.
Signifikasi Keterangan
1. Rasa Percaya Diri
0,190 0,05
Normal 2.
Motivasi Berprestasi IPA 0,200
0,05 Normal
b. Uji Linieritas Uji linieritas dimaksudakn untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berbentuk linier atau tidak. Kriterianya, jika signifikansi dari linieritas 0,05 dan signifikansi dari deviation from linierity 0,05 maka hubungan antar variabel
dikatakan linier. Sebaliknya jika signifikansi dari linieritas 0,05 dan signifikansi dari deviation from linierity 0,05 maka hubungan antar variabel dikatakan tidak
linier. Untuk menguji linieritas data, dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows versi 23 dengan taraf signifikansi 5. Ringkasan hasil linieritas dapat
dilihat pada tabel 16 di bawah ini dan hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 16. Ringkasan Hasil Uji Linieritas No.
Variabel Df
Signifikansi dari linierity
Signifikansi dari deviation
from linierity Kesimpulan
Bebas Terikat
1. X
Y 26
0,000 0,634
Linier Berdasarkan rangkuman hasil di atas, dapat dilihat bahwa pada pengujian
data variabel rasa percaya diri X dengan motivasi berprestasi IPA Y, didapat
65 signifikansi dari linierity 0,000 0,05 dan signifikansi dari deviation from linierity
0,634 0,05 sehingga datanya dikatakan linier. Dengan demikian analisis korelasi dapat dilanjutkan.
2. Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dan teori-teori yang telah dikaji. Oleh karena itu hipotesis harus
diuji kebenarannya secara empirik. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi product moment oleh Pearson.
Hipotesis menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara rasa percaya diri dengan motivasi berprestasi pada mata pelajaran IPA siswa
kelas V sekolah dasar segugus 5 kecamatan Pengasih kabupaten Kulon Progo. Pengujian hipotesis ini menggunakan analisis korelasi product moment Pearson
yang diperoleh dengan perhitungan program SPSS for windows versi 23. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 17 berikut.
Tabel 17. Hail Uji Korelasi Product Moment
Correlations
Rasa Percaya Diri
Motivasi Berprestasi IPA
Rasa Percaya Diri Pearson Correlation
1 ,761
Sig. 2-tailed ,000
N 88
88 Motivasi Berprestasi IPA
Pearson Correlation ,761
1 Sig. 2-tailed
,000 N
88 88
. Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed.
66 Berdasarkan data dari tabel di atas diperoleh koefisien korelasi yang terjadi
antara rasa percaya diri dengan motivasi berprestasi IPA dalam penelitian ini sebesar 0,761 dengan arah positif. Untuk memberikan penafsiran terhadap koefisein
korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil peneliti berpedoman pada ketentuan yang dikemukakan oleh Sugiyono 2007: 231 sebagai berikut.
Tabel 18. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan 0,00
– 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah 0,40
– 0,599 Sedang
0,60 – 0,799
Tinggi 0,80
– 1,000 Sangat Tinggi
Berdasarkan ketentuan di atas, maka koefisien korelasi antara rasa percaya diri dengan motivasi berprestasi IPA berada pada kategori tinggi.
D. Pembahasan
Hasil dari penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara rasa percaya diri dengan motivasi berprestasi IPA pada siswa
kelas V sekolah dasar se-gugus 5 Kecamatan Pengasih. Dari hasil analisis korelasi product moment dari Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,761 yang
berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rasa percaya diri yang dimiliki oleh siswa maka semakin tinggi pula motivasi berprestasinya.
Rasa percaya diri yang ada dalam diri siswa dapat dilihat dari indikator keyakinan kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab, serta rasional dan
realistis. Berdasarkan hasil penelitian, indikator objektif memiliki skor paling tinggi yang berarti bahwa siswa kelas V sekolah dasar se-gugus 5 Kecamatan Pengasih
67 secara keseluruhan telah memiliki pandangan yang objektif terhadap suatu
permasalahan, hal ini ditandai dengan siswa yang dapat jujur dalam mengoreksi PR temannya. Objektif disini berarti siswa mampu memandang suatu permasalahan
atau suatu hal sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri. Hal tersebut sesuai dengan perkembangan
kognitif siswa sekolah dasar yang berada pada usia sekitar 6 sampai 12 tahun salah satunya yaitu anak mampu membedakan sudut pandangnya dengan anak lain, ia
tidak hanya memandang menurut pemikiran pribadi namun ia mau melihat sudut pandang orang lain Lie, 2004: 66. Sedangkan sikap optimis yang dimiliki siswa
masih kurang dibandingkan dengan indikator rasa percaya diri yang lainnya. Siswa belum mampu berpandangan positif dalam menghadapi segala hal, seperti ia tidak
yakin atau optimis dapat memperoleh nilai paling tinggi di kelas dan yakin dapat menang dalam perlombaan.
Motivasi berprestasi ditandai dengan indikator tekun mengerjakan tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap masalah-masalah, lebih
senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas yang rutin, dan dapat mempertahankan pendapatnya. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa tekun
mengerjakan tugas dan ulet menghadapi kesulitan menjadi indikator yang paling tinggi skornya. Dalam hal ini, sebagian besar siswa mampu bersungguh-sungguh
mengerjakan soal, bahkan siswa mau mengulang membaca materi di rumah , selain itu siswa tidak mudah putus asa dan tidak cepat puas dengan prestasi yang telah
dicapai. Hal tersebut sesuai dengan Bassett, Jacka, dan Logan Mufarokah, 2009: 11 yang menyebutkan beberapa karakterisik anak usia sekolah dasar, diantaranya
68 memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar serta adanya
dorongan untuk berprestasi sebagaimana mereka tidak suka mengalami kepuasan dan menolak kegagalan. Pada masa kanak-kanak akhir, siswa mulai memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi sehingga mendorong dirinya untuk bersikap sungguh- sungguh dalam belajar, siswa juga mulai merasa tidak cepat puas terhadap suatu hal
yang telah dicapai. Akan tetapi, siswa tidak senang bekerja mandiri. Siswa cenderung mengerjakan suatu aktivitas dengan bantuan orang lain.
Semakin tinggi rasa percaya diri maka akan semakin tinggi pula motivasi berprestasi IPA siswa. Hal ini dimungkinkan karena siswa yang mempunyai rasa
percaya diri yang tinggi mempunyai kepercayaan akan kemampuannya dalam meraih prestasi pada pelajaran IPA. Temuan peneliti tersebut sejalan dengan
pendapat Fasti Rola Agustin, 2011: 22 yang menyatakan bahwa individu yang percaya dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka akan timbul motivasi
dalam diri indivdu untuk melakukan hal tersebut. Dalam hal ini, siswa yang percaya dirinya mampu untuk berprestasi, maka akan timbul motivasi berprestasi dalam diri
siswa. Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Fernald Fernald Agustin, 2011:
20 bahwa individu yang percaya mampu melakukan sesuatu maka individu tersebut akan termotivasi untuk melakukan hal tersebut. Siswa yang yakin atas
kemampuan dan kelebihan yang dimiliki berusaha meraih apa yang menjadi tujuannya sehingga timbullah motivasi siswa dalam mencapai tujuannya tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas V sekolah dasar se-gugus 5 Kecamatan pengasih sebagian besar memiliki rasa percaya diri yang tinggi
69 sehingga memunculkan motivasi yang tinggi dalam meraih prestasi pada mata
pelajaran IPA. Berdasarkan pendapat dan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima, yaitu terdapat hubungan positif dan signifikan antara rasa percaya diri dengan motivasi berprestasi pada mata pelajaran
IPA siswa kelas V sekolah dasar se-gugus 5 Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. Dengan kata lain, semakin baik rasa percaya diri siswa maka akan
semakin tinggi motivasi berprestasinya.
E. Keterbatasan Penelitian