Kajian Penelitian yang Relevan Kerangka Pikir

36 Hamdan, 2009 bahwa siswa yang mempunyai motivasi berpresasi tinggi menunjukkan rasa percaya diri yang tinggi di sekolah. Sebaliknya, siswa yang mempunyai motivasi berprestasi yang rendah akan kesulitan dalam mengatur diri, hubungan interpersonal dengan teman sebaya di sekolah, kurang suka bergaul, tertekan, kecemasan dan pesimisme terhadap masa depan. Dari beberapa pendapat tersebut dapat diketahui bahwa rasa percaya diri terkait erat dengan motivasi berprestasi. Rasa percaya diri berperan sebagai kyakinan dalam diri siswa akan kemampuan-kemampuan yang dimiliki. Siswa yang memiliki rasa percaya diri yang kuat dengan yakin bahwa ia mampu meraih tujuan yang telah ia tetapkan akan membangkitkan moivasi siswa untuk mencapai tujuannya tersebut.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat hubungan rasa percaya diri dengan motivasi berprestasi. Hamdan melalui penelitiannya pada tahun 2009 dengan judul Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Motivasi Berprestasi Pada Siswa SMUN 1 Setu Bekasi mengatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi. Hal ini dibuktikan dengan koefisien korelasi Pearson r yang diperoleh sebesar 0,525 dengan nilai sig. 1-tailed sebesar 0,000, dimana apabila kepercayaan diri semakin tinggi maka akan semakin tinggi pula motivasi berprestasi dari siswa SMUN 1 Setu Bekasi dan sebaliknya, semakin rendah kepercayaan diri maka akan semakin rendah pula motivasi berprestasi dari siswa. 37 Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Mita Ch. Tatuh pada tahun 2012 dengan judul Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Motivasi Berprestasi pada Siswa di SMA Negeri 1 Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepercayaan diri dan motivasi berprestasi yang dibuktikan dengan perolehan koefisiensi korelasi r 0,278 dengan P 0,05. Hal ini berarti bahwa kepercayaan diri siswa yang tinggi akan diikuti dengan motivasi berprestasi yang tinggi pula. Berdasarkan dua penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara rasa percaya diri dengan motivasi berprestasi siswa didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antar dua variabel tersebut. Namun, kedua penelitian tersebut dilaksanakan pada siswa yang berada di bangku SMA. Karakteristik siswa SMA tentu saja berbeda dengan karaktersitik siswa sekolah dasar, sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana hubungan rasa percaya diri dengan motivasi berprestasi siswa yang duduk di bangku sekolah dasar.

C. Kerangka Pikir

Motivasi berprestasi merupakan dorongan pada diri seseorang untuk melakukan aktivitas dengan semaksimal mungkin untuk mencapai hasil dengan predikat unggul. Motivasi berprestasi dapat menggerakkan, mengarahkan, dan memperkuat tingkah laku siswa dalam mencapai tujuan yaitu prestasi yang bagus dalam setiap pembelajaran. Namun, seringkali guru mengabaikan hal tersebut. Motivasi berprestasi siswa kurang ditumbuhkan dalam proses pembelajaran. Hal tersebut ditandai dengan keterlibatan siswa yang kurang aktif dalam proses 38 pembelajaran. Siswa masih sulit mengemukakan pendapat, bertanya kepada guru, atau pun mengerjakan soal di depan kelas atas kesadaran sendiri. Guru sebagai fasilitator dan pembimbing hendaknya bisa menumbuhkan motivasi berprestasi siswa yaitu dengan melatih siswa untuk percaya diri, mengembangkan kemampuan yang dimiliki, membiasakan siswa berpikir kritis, dan melibatkan siswa secara aktif dalam setiap proses pembelajaran. Salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai siswa adalah Ilmu Pengetahuan Alam IPA. IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang materinya dekat dengan siswa. Proses pembelajaran dalam IPA memungkinkan siswa memiliki pengalaman melalui proses menemukan dan mempelajari tentang diri sendiri dan lingkungan sekitar serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa selaku subjek pembelajaran sangat memengaruhi kualitas proses pembelajaran. Apabila siswa merasa senang dan termotivasi untuk belajar, maka proses pembelajaran yang dilakukan akan mendapat hasil yang optimal. Aktivitas yang dilakukan dan nilai-nilai yang dibentuk dalam pembelajaran IPA membuat siswa merasa berarti di kelas dan memicu terbentuknya rasa percya diri. Siswa selaku subjek pembelajaran sangat memengaruhi kualitas proses pembelajaran. Rasa percaya diri merupakan keyakinan yang ada dalam diri seseorang atas segala kemampuan dan kelebihan yang dimiliki guna mencapai tujuan atau memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam hal ini, rasa percaya diri dapat mendorong siswa mencapai tujuan pembelajaran. Siswa yang yakin atas kemampuan dan kelebihan yang dimiliki berusaha meraih apa yang menjadi tujuannya sehingga timbullah motivasi siswa dalam mencapai tujuannya tersebut. 39 Apabila siswa memiliki tujuan untuk mendapatkan prestasi yang bagus dalam pembelajaran dan ia yakin akan kemampuan yang dimiliki untuk meraih tujuan tersebut maka akan tumbuh motivasinya dalam berprestasi. Berdasarkan paparan tersebut, dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi rasa percaya diri siswa, maka akan semakin tinggi motivasi berprestasi yang akan dicapai. Dengan kata lain, terdapat hubungan yang positif antara rasa percaya diri dengan motivasi berprestasi siswa terutama pada mata pelajaran IPA kelas V di sekolah dasar. Berikut hubungan antarvariabel yang tunjukkan pada gambar 1. Gambar 1. Hubungan antarvariabel

D. Hipotesis Penelitian