47
Rp10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b Memiliki
hasil penjualan
tahunan lebih
dari Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah sampai
dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah.
b. Manfaat Usaha Mikro
Usaha mikro memiliki kontribusi yang besar bagi masyarakat dari segi formal maupun ekonomi. Beberapa manfaat usaha mikro
adalah sebagai berikut 1.
Usaha mikro dapat meredakan gejala social karena mudah dimasuki oleh kalangan masyarakat kecil. Usaha mikro menjadi alternatif
pilihan pengurangan pengangguran akibat penutupan pabrik dan pengurangan karyawan.
2. Usaha mikro menjadi katup pengaman kebutuhan rumah tangga dan
alternatif usaha 3.
Meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat, khususnya pelaku usaha mikro.
c. Kelemahan UMKM
Kelemahan UMKM di Indonesia dalam Rencana Strategis Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia Tahun 2016 – 2019
1 Kelembagaan
48
kelembagaan UMKM merupakan aspek penting yang perlu dicermati dalam membedah permasalahan UMKM. Lebih dan 51
juta usaha yang ada, atau lebih dan 99,9 pelaku usaha adalah Usaha Mikro dan Kecil, dengan skala usaha yang sulit berkembang
karena tidak mencapai skala usaha yang ekonomis. Dengan badan usaha perorangan, kebanyakan usaha dikelola secara tertutup.
Dengan legalitas usaha dan administrasi kelembagaan yang sangat tidak memadai. Upaya pemberdayaan UMKM makin rumit karena
jumlah dan jangkauan UMKM demikian banyak dan luas, terlebih bagi daerah tertinggal, terisolir dan perbatasan.
2 Rendahnya kualitas sumber daya manusia
Kebanyakan sumber daya manusia UMKM berpendidikan rendah dengan
keahlian teknis,
kompetensi, kewirausahaan
dan manajemen yang seadanya.
3 Terbatasnya akses kepada sumber daya produktif
Akses kepada sumberdaya produktif terutama terhadap bahan baku, permodalan, teknologi, sarana pemasaran serta informasi pasar
UMKM terbatas. Dalam hal pendanaan utamanya, UMKM memiliki permasalahan karena modal sendiri yang terbatas, tingkat
pendapatan rendah, aset jaminan dan administrasi tidak memenuhi persyaratan perbankan. Bahkan bagi Usaha Mikro dan Kecil sering
kali terjerat rentenirpihak ketiga dan kurang tersentuh lembaga pembiayaan.
49
Adapun berkaitan dengan akses teknologi, kebanyakan UMKM mengunakan teknologi sederhana, kurang memanfaatkan teknologi
yang lebih memberikan nilai tambah produk. Demikian juga UMKM sulit untuk memanfaatkan informasi pengembangan
produk dan usahanya. Kondisi di atas, berakibat terhadap rendahnya produktivitas dan
daya saing produk UMKM. Terlebih UMKM tidak memiliki jaringan pasar dan pemasaran yang luas. Kebanyakan mereka hanya memiliki
akses pasar di tingkat lokal, atau yang paling maju mereka dapat melakukan sedikit ekspor melalui usaha menengah dan besar yang
berlaku sebagai perantara.
6. Program Ibu Mandiri PRIMA