24
kapasitas usaha, berdayanya perempuan pelaku usaha mikro, pengembangan pasar dan jaringan usaha bagi anggota.
2. Pemberdayaan Perekonomian Perempuan
a. Pemberdayaan Perekonomian Perempuan
Pemberdayaan perempuan pada hakikatnya merupakan jiwa gerakan pemberdayaan masyarakat yang menjadi program nasional.
Pemberdayaan perempuan merupakan salah satu kegiatan dalam kerangka pembangunan partisipatif. Pembangunan partisipatif adalah
pembangunan yang
memungkinkan menumbuhkan
kreatifitas masyarakat dalam pembangunan di satu wilayah kawasan atau
lingkungan. Sulistyani 2004: 7 menjelaskan bahwa “secara etimologis
pemberdayaan berasal dari kata dasar daya yang berarti kekuatan atau kemampuan”. Dari pengertian tersebut pemberdayaan diartikan sebagai
proses untuk memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan. Sementara
menurut Prijono, S. Onny dan Pranaka 1996: 55.
Pemberdayaan adalah proses kepada masyarakat agar menjadi berdaya, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai
kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya dan pemberdayaan harus ditujukan pada kelompok atau
lapisan masyarakat yang tertinggal.
Dalam konteks pemberdayaan bagi perempuan, menurut Kartasamita Hikmat, 2006: 1 adalah upaya memperkuat unsur-unsur
keberdayaan untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat dalam hal ini perempuan yang berada dalam kondisi tidak
25
mampu dengan mengadalkan kekuatannya sendiri sehingga dapat keluar dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan atau proses
memampukan dan memandirikan masyarakat. Pemberdayaan perempuan menekankan pada otonomi pengambilan keputusan dari perempuan
sebagai kelompok masyarakat yang berlandaskan pada sumber daya pribadi yang langsung melalui partisipasi demokratis dan pembelajaran
sosial. Pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh karenanya harus
tepat sasaran dan tujuannya. Sumodiningrat 2000: 109 menjelaskan bahwa sasaran dan tujuan dari pemberdayaan adalah :
1 Meningkatnya pendapatan perempuan di tigkat bawah dan
menurunnya jumlah penduduk yang terdapat di bawah garis kemiskinan,
2 Berkembangnya kapasitas perempuan untuk meningkatkan
kegiatan sosial ekonomi produktif keluarga, 3
Berkembangnya kemampuan perempuan dan meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat, baik aparatur maupun
warga.
Dalam hal peningkatan ekonomi perempuan di Indonesia khususnya di daerah pedesaan, perempuan memiliki keterbatasan dalam
hal memperoleh pendidikan tinggi, keterampilan, kesempatan kerja dan juga hambatan ideologis perempuan yang terkait rumah tangga.
Perempuan harus melakukan fungsi reproduksi, produksi dan fungsi sosial secara bersamaan di masyarakat yang dikenal dengan istilah
“Triple burden of women”. Hal tersebut menyebabkan kesempatan perempuan untuk memanfaatkan peluang ekonomi menjadi sangat
terbatas. Oleh karena itu pemberdayaan bagi perempuan di bidang
26
ekonomi sangat diperlukan karena perempuan pada dasarnya memiliki potensi yang luar biasa dalam perekonomian terutama dalam pengaturan
ekonomi rumah tangga. Menurut Riant Nugroho 2008: 164, tujuan dari program
pemberdayaan perempuan adalah : 1
Meningkatkan kemampuan kaum perempuan untuk melibatkan diri dalam program pembangunan, sebagai
partisipasi aktif agar tidak sekedar menjadi objek pembangunan seperti yang terjadi selama ini,
2 Meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam
kepemimpinan, untuk meningkatkan posisi tawar menawar dan keterlibatan dalam setiap pembangunan baik sebagai
perencana, pelaksana, maupun melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan,
3 Meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam
mengelola usaha skala rumah tangga, industri kecil maupun industri besar untuk menunjang peningkatan kebutuhan
rumah tangga, maupun untuk membuka peluang kerja produktif dan mandiri,
4 Meningkatkan peran dan fungsi organisasi perempuan di
tingkat lokal sebagai wadah pemberdayaan kaum perempuan agar dapat terlibat secara aktif dalam program pembangunan
pada wilayah tempat tinggalnya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses kepada masyarakat memperoleh
daya, kekuatan dan kemampuan untuk memotivasi individu agar mempunyai kemampuan dalam menentukan pilihan hidupnya. Dalam
konteks pemberdayaan bagi perempuan adalah upaya memperkuat unsur-unsur keberdayaan untuk meningkatkan harkat dan martabat
perempuan yang berada dalam kondisi tidak mampu dengan mengadalkan kekuatannya sendiri sehingga dapat keluar dari perangkap
kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan bagi perempuan di
27
bidang ekonomi sangat diperlukan karena perempuan pada dasarnya memiliki potensi yang luar biasa dalam perekonomian terutama dalam
pengaturan ekonomi rumah tangga.
b. Prinsip Pemberdayaan Perempuan