45
dan solidaritas sosial dalam pelaksanaanya. Dalam satu kelompok, anggota kelompok diuji rasa tenggang rasa dan keihlasananya terhadap anggota
kelompok lainnya, dengan menggunakan sistem pinjaman bergilir. Dalam satu kelompok, anggota kelompok bermusyawarah untuk menentukan siapa
saja yang mendapat prioritas mendapatkan pinjaman terlebih dahulu. Prinsip kepercayaan dan solidaritas yang tertanam ini menjadi salah satu
penentu berjalan suksesnya kegiatan microfinance.
5. Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM
a. Definisi UMKM
UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar yang telah terbukti kuat dan mampu
bertahan dari badai krisis pada tahun 1997. Usaha mikro tergolong jenis usaha marginal, ditandai dengan penggunaan teknologi yang relative
sederhana tingkat modal dan akses kredit yang rendah, serta cenderung berorientsi pasar lokal. Sebagai pelaku ekonomi yang paling dekat
dengan rakyat memiliki kontribusi yang besar dalam pembangunan ekonomi dan dalam penyerapan tenaga kerja. Di beberapa Negara, usaha
mikro berperan cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi, menyerap tenaga kerja, menyediakan barang dan jasa dengan harga murah, dan
mengatasi kemiskinan. Usaha mikro merupakan jenis usaha yang dilakukan dalam skala kecil oleh perorangan maupun badan usaha
perorangan.
46
Kwartono Adi 2007: 120 menyebutkan bahwa usaha mikro didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan
bersifat traditional dan informal dalam artian belum terdaftar belum berbadan hukum.
Pengertian UMKM, dalam UU Nomor 20 Tahun 2008
disebutkan:
1 Usaha mikro adalah usaha dengan kriteria,
a Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00
lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
b Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah. 2
Usaha kecil adalah usaha dengan kriteria, a
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 lima puluh
juta rupiah
sampai dengan
paling banyak
Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00
tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah.
3 Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 lima
ratus juta
rupiah sampai
dengan paling
banyak
47
Rp10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b Memiliki
hasil penjualan
tahunan lebih
dari Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah sampai
dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah.
b. Manfaat Usaha Mikro