Tokoh Utama Alif Fikri

93 c. Tokoh dan Perwatakan Dalam karya fiksi sering dipergunakan istilah tokoh atau penokohan, watak. Dalam hal ini tokoh diartikan sebagai pelaku cerita.Tokoh cerita menurut Abrams 1981: 20, adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Jadi istilah penokohan sekaligus terkandung dua aspek, yakni isi dan bentuk. Novel Ranah 3 Warna menampilkan tokoh-tokoh yang memiliki latar belakang sosial dan budaya yang berbeda-beda. Mulai dari tokoh yang menjadi teman masa kecil di tanah Meninjau, tokoh yang berasal dari Kalimantan, dan tokoh yang berasal dari Negara Amerika. Di bawah ini akan diuraikan beberapa tokoh yang terdapat dalam novel Ranah 3 warna.

1. Tokoh Utama Alif Fikri

Alif adalah tokoh utama dalam novel ini. Keberadaannya menjadi pusat penceritaan. Kisah yang dipaparkan dalam novel ini secara keseluruhan berpusat pada kehidupan Alif, mulai masa kecil, masa-masa perjuangannya, dan sampai masa puncak keberhasilan serta kelulusan Alif menjadi seorang sarjana. Alif adalah sosok pemuda desa yang memiliki kemauan keras dalam menggapai cita-citanya. Dia dilahirkan di Meninjau kota Bayur. Orang tuanya adalah guru SD. Dia adalah anak pertama dari tiga commit to user 94 bersaudara. Dua adiknya masih duduk di bangku sekolah tingkat SMP dan SMA. Alif sejak kecil di didik menjadi anak yang mandiri, hal itu diajarkan sejak Alif di masukkan dalam pendidikan pondok pesantren yang menurut orang tuanya dapat melatih kemandirian anak, selain itu pondok pesantren juga merupakan sarana yang dapat melatih cara bersosialisasi, dan terutama dianggap sebagai gudangnya ilmu agama yang akan banyak memberikan bekal-bekal akhirat nanti. Walaupun Alif besar dilingkungan pesantren hal itu tidak menjadikannya sebagai pemuda yang berpribadi kaku dalam arti hanya berpikiran tentang kepentingan keagamaan saja dan memiliki pandangan sempit tentang dunia tetapi dia justru berkeinginan untuk menyeimbangkan antara kemampuan penguasaan ilmu agama dan ilmu dunia. Kemampuannya dalam menguasai ilmu agama digunakan bekal hidupnya agar selalu mengingat Tuhan dalam segala hal, pegangan agar jangan sampai berbuat salah arah, memacu motivasi hidup untuk selalu menjadi orang yang bisa bermanfaat bagi orang lain. Melalui agama dia yakin kehidupannya bisa selamat dan sukses. Sedangkan kemampuannya dalam menyelaraskan ilmu dunia dianggap sebagai langkah awal manusia agar selalu berusaha, karena nasib baik-buruknya manusia di dunia dan akhirat itu ditentukan oleh seberapa besar usaha yang dia lakukan. Keberadaan Alif sebagai tokoh utama dari segi fisik digambarkan sebagai sosok pemuda yang kurang begitu sempurna. perpustakaan.uns.ac.id commit to user 95 Wajahnya tidak tampan, perawakan tubuhnya sedang, badannya kurus, dan memakai kaca mata. Penampilannya pun sangat sederhana. Mungkin itu menjadi penggambaran pengarang dalam menampilkan sosok tokoh utama yang terbiasa hidup dalam kesederhanaan. “Ooh”. Dia mengintip wajahku dari balik kaca matanya yang melotot. Mungkin kurang percaya melihat mahasiswa ceking dengan baju lusuh dan berkaca mata seperti aku ini. Ahmad Fuadi: 151

2. Tokoh Sentra Randai