Tokoh dan Perwatakan dalam Novel

142 Selain mengacu pada pandangan Herman J. Waluyo plot atau alur dalam cerita yang di tampilkan pengarang adalah tergolong dalam istilah alur campuran, yaitu suatu alur cerita yang menampilkan paparan cerita secara maju artinya cerita disampaikan sesuai dengan perkembangan kejadian dari masa lalu menuju masa saat ini atau masa sekarang dan terkadang peristiwa terjadi kembali ke masa lalu sang tokoh alur mundur artinya penceritaan yang seharusnya membahas masa sekarang justru berbalik menceritakan kisah masa lalu tokoh. Walaupun novel Ranah 3 Warna menggunakan alur campuran akan tetapi hal tersebut tidak menjadikan cerita yang hadir menjadi bacaan yang membosankan dan sulit di pahami. Karena pengarang mampu menyajikan isi cerita secara bertahap, detail, dan menarik sehingga memudahkan pemahaman bagi para pembacanya. Keberadaan alur dalam cerita menjadi salah satu struktur penting novel. Penyajian alur yang tepat akan dapat mempengaruhi nilai seni yang di tampilkan pengarang. Selain itu dengan tatanan alur yang bagus dapat menghasilkan sebuah cerita yang mudah untuk diikuti jalan ceritanya oleh pembaca. Keberhasilan seorang pengarang untuk menyampaikan ide cerita juga dapat ditentukan melalui kepiawaiannya dalam menciptakan struktur novel yang lengkap dan menarik.

c. Tokoh dan Perwatakan dalam Novel

Ranah 3 Warna Menurut Jones 1968: 33 penokohan adalah penyajian watak, penciptaan citra, atau pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang commit to user 143 yang ditampilkan sebagai tokoh dalam sebuah cerita. Sebagai subjek yang menggerakkan peristiwa-peristiwa cerita. Penyajian tokoh menjadi sumber utama awal terbentuknya sebuah karya sastra khususnya novel. Sedangkan pendapat yang sama juga disampaikan Abrams 1981: 20 bahwa tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Dari dua kutipan di atas dapat di ketahui bahwa antara tokoh dengan kualitas pribadinya erat berkaitan dalam penerimaan pembaca. Ketepatan seorang pengarang dalam menampilkan tokoh yang sesuai dengan karakter serta perwatakannya dapat memberikan kesan kepada pembaca seolah-olah peristiwa yang diceritakan bukan sekedar imajinatif melainkan peristiwa faktual. Dalam hal ini apa yang disampaikan oleh Ahmad Fuadi pada cerita dikisahkan secara mendalam, karena dalam kehidupan nyata seorang Ahmad Fuadi sudah mengetahui betul tentang dunia pondok pesantren, dunia pendidikan, serta lokasi sebagaimana yang dikisahkan dalam novelnya. Berbagai pengalaman yang dimiliki pengarang cukup untuk di jadikan pedang yang bisa menembus segala model dan sisi kehidupan sehingga akhirnya terapresiasikan melalui hasil karangannya. Segala bentuk tampilan penokohan disajikan secara menarik sesuai dengan kehidupan tokoh di dunia nyata. Walaupun tokoh cerita hanya merupakan perpustakaan.uns.ac.id commit to user 144 tokoh ciptaan pengarang akan tetapi ia haruslah merupakan seorang tokoh yang hidup secara wajar. Tokoh dalam cerita haruslah bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan cerita yang di buat oleh pengarang. Karya sastra novel adalah suatu bentuk karya kreatif, maka di dalam novel ini Ahmad Fuadi berhasil mewujudkan dan mengembangkan tokoh-tokoh ceritanya sesuai dengan kreativitas yang dimiliki sebagai seorang pengarang. Novel Ranah 3 Warna menawarkan model kehidupan seperti yang dialami tokoh-tokoh cerita sesuai dengan pandangan pengarang terhadap kehidupan itu sendiri. Tokoh-tokoh penting dalam novel Ranah 3 warna berjumlah tujuh orang, diantaranya adalah Alif, Randai, Amak, Ayah, Raisa, Rusdi, dan Francois pepin. Tokoh-tokoh inilah yang menjadi sumber terjadinya cerita. Pengarang berhasil menampilkan sosok tokoh yang sesuai dengan karakter masing-masing. Alif sang tokoh utama yang digambarkan sebagai sosok pemuda pesantren yang hidup penuh kesederhanaan serta terbiasa dengan lingkungan sosial yang memiliki keberagaman namun di tengah menjalani ujian hidup masih juga dia merasakan perasaan putus asa karena berbagai cobaan yang datang bertubi menimpa dirinya. Sedangkan Randai ditampilkan sebagai sosok pemuda yang memiliki kecerdasan IQ tinggi serta postur tubuh yang ideal, kehidupannya jauh lebih baik dari segi ekonomi, serba kecukupan di banding sosok tokoh utama. Sosok ibu yang lemah lembut dan peyayang digambarkan melalui tokoh Amak. Ayah commit to user 145 adalah figur orang tua yang keras tapi peyayang. Keberadaan teman yang unik dan memiliki humor tinggi dimiliki olah Rusdi dan Francois pepin. Sebenarnya masih banyak tokoh lain yang terlibat dalam novel, diantaranya bang Togar, Wira, Agam, dan Memet. Ketiga tokoh tersebut hadir dan menjadi guru serta teman Alif sewaktu di Bandung. Akan tetapi keberadaanya tidak di bahas secara berkelanjutan pada tiyap-tiyap episode seperti halnya tokoh-tokoh penting di atas. Mereka merupakan tokoh pelengkap cerita yang dapat membuat suasana cerita tampil lebih menarik. Menurut Burhan Nurgiyantoro 2010: 165 perwatakan adalah suatu istilah yang menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Jika tokoh adalah sebagai wujud penggambaran manusia yang menjadi sumber terjadinya peristiwa sedangkan perwatakan merupakan sifat yang melekat pada diri seorang tokoh tersebut. Sifat yang digambarkan oleh seorang pengarang meliputi sifat baik dan sifat kurang baik atau buruk. Sifat baik yang melekat dalam diri tokoh biasanya menimbulkan simpati di hati pembacanya, Novel ini lebih dominan dengan penampilan sifat atau perwatakan baik pada diri tokoh. Baik itu tokoh protagonis maupun tokoh antagonis berusaha di tampilkan dengan perwatakan yang sesuai dengan harapan pembaca, tetapi ada sebagian kecil yang terdapat dalam diri tokoh antagonis yang menunjukkan bahwa perwatakan yang dimilikinya tidak patut di contoh oleh para pembaca. Sifat yang tidak bisa di jadikan suri tauladan tersebut berupa sifat sebagai seorang manusia yang suka perpustakaan.uns.ac.id commit to user 146 merendahkan orang lain, mengejek, dan tidak menjaga hati temannya atau suka berbicara tanpa berpikir akan akibat yang di timbulkan dari perkataannya. Sesungguhnya banyak sisi lain dari sifat atau perwatakan tokoh protagonis maupun antagonis yang dapat di jadikan panutan dalam kehidupan masyarakat. Sifat-sifat baik tersebut diantaranya adalah sifat saling mengasihi, setia, hormat pada orang tua, jujur, ikhlas, dan sabar dalam menerima cobaan hidup. Pengarang berusaha menempatkan karakter serta perwatakan baik pada tokoh utama dan juga tokoh sentra dalam novel. apa yang dilakukan merupakan bentuk kreativitas pengarang untuk membuat cerita lebih hidup dan tampak pada keadaan manusia dalam dunia nyata. Menurut Forster 1970: 75 berdasarkan perwatakannya, tokoh cerita dapat di bedakan ke dalam tokoh sederhana simple atau flat character dan tokoh kompleks atau tokoh bulat complex atau round character . Tokoh sederhana merupakan tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat-watak yang tertentu saja. Sebagai seorang tokoh manusia, keberadaannya tidak diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya. Ia tidak memiliki sifat dan tingkah laku yang dapat memberikan efek kejutan bagi pembaca. Sifat dan tingkah laku seorang tokoh sederhana bersifat datar, monoton, hanya mencerminkan suatu watak tertentu. perpustakaan.uns.ac.id commit to user 147 Dalam novel ini penampilan Alif adalah hadir sebagai tokoh sederhana. Sosok Alif memiliki satu perwatakan yang tidak berubah-ubah. Perwatakan yang dia miliki cenderung baik, jujur, dan keberadaannya menjadi tokoh yang familiar di hati pembaca. Sifa-sifat baik tersebut sengaja di tampilkan pengarang untuk menjadikan tampilan tokoh utama terlihat sempurna. Sedangkan Randai sahabat Alif kedudukannya adalah sebagai tokoh bulat atau tokoh kompleks. Tokoh kompleks ialah tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya. Ia memiliki watak tertentu yang dapat di formulasikan dan juga menampilkan watak dan tingkah laku yang bermacam-macam. Sosok Randai dalam novel ini selain memiliki watak yang baik, tindakan yang santun, setia, dan suka menolong tetapi di sisi lain perwatakan yang melekat dengan tanpa di sadarinya menjadi sosok seorang sahabat yang suka mengejek, dan menyakiti temannya. Tokoh kompleks ini memiliki perwatakan yang sulit di deskripsikan secara tepat di bandingkan tokoh sederhana. Tokoh bulat lebih menyerupai kehidupan manusia yang sesungguhnya, karena di samping memiliki berbagai kemungkinan sikap dan tindakan, ia juga sering memberikan kejutan. Selain itu tokoh kompleks merupakan tokoh yang kurang familiar di hati pembaca. Tingkah laku yang di tampilkan memberikan efek kejutan pada pembaca. commit to user 148

d. Latar dalam Novel