177
ajaran dan lrangan dalam agama yang dianutnya tersebut. Manusia menyadari sepenuhnya bahwa manusia lahir ke dunia itu karena ada yang
menciptakannya, yaitu sebuah Dzat yang yang lebih sempurna dari ciptaannya dan lebih kuat dari yang diciptakannya.
b. Nilai Pendidikan Moral
Setiap karya sastra yang lahir dari sebuah proses kreatif dapat dipastikan mengandung amanat atau nilai-nilai tertentu. Sebuah karya
sastra diciptakan oleh pengarang yang menghargai nilai-nilai moral, bahkan ingin mempertahankan nilai-nilai moral sesuai dengan lingkungan
di mana ia tinggal. Melalui hasil karyanya pengarang ingin menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang berlaku. Pengertian moral berkaitan erat
dengan ajaran baik buruk yang diterima manusia mengenai suatu perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya.
Istilah moral sering dikaitkan dengan tingkah laku manusia atau perilaku baik buruknya manusia. Dalam hal ini di negara kita
keberadaannya menjadi sorotan manusia untuk memberikan penilaian terhadap perbuatan manusia lainnya yang dikaitkan dengan kebudayaan
yang berlaku di lingkungan tempat ia tinggal. Penilaian baik dan buruk moral manusia antara daerah satu dengan daerah lainnya tidak sama
karena kebudayaan yang dibangun tiap-tiap daerah berbeda-beda. Ahmad Fuadi terlahir di negara Indonesia yang sangat
menghargai adat dan budaya timur, sehingga novel yang di tulisnya pun mencerminkan budaya-budaya timur yang sangat menghargai perbedaan,
commit to user
178
ras, dan golongan. Selain budaya-budaya tersebut Ahmad Fuadi juga mengangkat nilai-nilai moral tentang sopan santun terhadap orang tua,
teman, guru, dan rekan-rekan lain yang menjadi sahabat dalam mengarungi perjalanan hidupnya.
Pendidikan moral yang tampak pada novel meliputi ajaran orang tua pada setiap anaknya untuk mencium tangan kedua orang tuanya
sebelum dan sesudah pergi, hal ini dilakukan sebagai simbol kebaktian anak pada orang yang lebih tua. Pendidikan moral lainnya tampak pada
sikap diam dan mendengarkan ketika orang tua atau orang lain sedang berbicara, hal ini menjadi symbol rasa hormat kita kepada orang lain yang
sedang menyampaikan idea atau informasinya. Selanjutnya pengarang menyampaikan pesan moralnya melalui percakapan antar tokoh yang
terjadi dalam cerita baik percakapan tokoh utama dengan tokoh sentra, atau pun percakapan tokoh utama dengan tokoh-tokoh tambahan lainnya.
Pesan lain yang menunjukkan pendidikan moral tampak pada kisah dimana diceritakan dalam novel bahwa di tengah kehidupan kota Bandung
yang megah terdapat perkampungan kumuh. Di sana tinggal beberapa kelompok keluarga yang bertempat tinggal di rumah yang terbuat dari
kardus dan seng. Cerita diangkat sebagai bukti bahwa di sekitar kita itu masih banyak orang-orang yang hidupnya jauh lebih susah dan menderita
dibandingkan kita. Oleh karena itu di saat ada rezeki sudah sepatutnya kita menyisihkan sebagian uang yang kita punya untuk orang lain. Sikap
dermawan yang kita lakukan bukanlah sebuah usaha untuk mendapatkan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
179
pujian dari orang lain atau bahkan imbalan. Tapi memang semata-mata bukti rasa syukur dan rasa terima kasih kita kepada Allah atas segala
nikmat yang diberikan kepada kita. Kisah lain di bawa oleh bang Togar yang memberikan nasihat
kepada Alif untuk selalu menyisihkan uangnya untuk akhirnya diberikan kepada kaum miskin. Seseorang di latih bersedekah tidak hanya ketika
dalam keadaan memiliki uang berlebih, tetapi di saat kondisi uang kita pas-pasan pun anjuran untuk bersedekah tetap berlaku. Kisah ini
mengajarkan kepada kita untuk selalu menumbuhkan sikap sosial atau peduli orang lain di saat kapan saja dan dalam keadaan senang maupun
susah. Banyak hal yang dapat di petik melalui pendidikan moral yang
terkandung dalam novel
Ranah 3 Warna
, diantaranya pembaca dapat lebih menghargai budaya yang ada di daerahnya masing-masing yang
pastinya dalam setiap daerah tertentu memiliki tujuan baik tetapi terkadang juga kita perlu menghapus budaya-budaya lama yang dirasa tidak sesuai
dengan perkembangan moral manusia saat ini. Keberadaan budaya dapat membawa seseorang menjadi lebih berharga, percaya diri, dan merasa
diakui keberadaannya di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Hal inilah yang membuat sebagian masyarakat lebih memilih mengikuti aturan-
aturan moral yang ditentukan oleh setiap daerahnya masing-masing. Pendidikan moral yang ditunjukkan dalam novel membawa
pengaruh segar terhadap perilaku para remaja saat ini. Mereka akan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
180
terbawa karakter yang ditampilkan oleh Alif yang hadir sebagai sosok manusia sederhana tetapi memiliki kemauan keras untuk menggapai segala
impiannya. Selain itu pendidikan moral yang terkandung dalam novel juga dapat dirasakan manfaatnya oleh anak-anak, orang tua, dan masyarakat
umum lainnya. Karena di dalam cerita dikisahkan banyak hal yang dapat memberikan motivasi bagi semua kalangan manusia. Bagi anak-anak
mereka bisa mencontoh Alif sang tokoh utama yang berani bermimpi dan mengambil keputusan di tengah peristiwa yang menimpanya, sedangkan
bagi para orang tua setidaknya mereka dapat termotivasi agar memiliki niat yang tinggi dan kuat untuk membimbing anaknya dalam urusan
pendidikan. Bekal pendidikan yang diberikan orang tua dalam lingkungan
keluarga akan banyak memberikan pengaruh moral atau tingkah laku anak ketika hidup di lingkungan masyarakat. Anak yang senantiasa
mendapatkan wejangan dan contoh dari kedua orang tuanya tentang sikap, cara bertutur kata, dan cara menghargai orang lain, maka ketika ia lepas
ditengah-tengah masyarakat dapat berkomunikasi dan bersosialisasi dengan perilaku yang baik dan santun, sebaliknya pengalaman kehidupan
di keluarga yang tidak menyenangkan akan cenderung terbawa dalam wujud perilaku anak yang keras, tidak mudah menerima pendapat orang
lain, dan sikap-sikap yang kurang baik. Sejatinya pendidikan moral akan membentuk pribadi mansuai yang
lebih baik. Manusia yang mengetahui batasan-batasan moral sesuai dengan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
181
aturan yang dianut masyarakat di daerahnya, ia akan selalu menjga perilakunya dan berhati-hati dalam segala tindakannya. Pelanggaran
moral yang dilakukan oleh manusia akan menjadikan persaan terasing, merasa tidak dapat diterima di lingkungan masyarakatnya, dan perasaan
terhukum.
c. Nilai Pendidikan Sosial