97
3. Tokoh-tokoh Tambahan
Dalam novel ini, terdapat tokoh-tokoh tambahan, diantaranya adalah : Amak, Ayah, Raisa, bang Togar, Rusdi, dan
Francois Pepin. Kehadiran mereka sebagai tokoh pembantu menjadi pelengkap atau tambahan dalam mata rantai cerita untuk menciptakan
sebuah cerita menjadi lebih indah, menarik, serta realistis. a.
Amak Amak adalah ibu dari tokoh utama Alif. Amak adalah
panggilan untuk seorang Ibu khususnya di tanah Meninjau, Sumatera Barat. Sebagai seorang ibu amak memiliki sifat lemah lembut,
mengasihi anak-anaknya, mengayomi, menciptakan suasana tenang, dan selalu memperjuangkan cita-cita anaknya walaupun kadang dia
harus bekerja keras menggantikan posisi ayah ketika sudah terlebih dulu di panggil Sang Pencipta.
Seperti para kaum ibu pada umumnya amak adalah ibu dari tiga orang anak. Selain berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang
setiap harinya mempersiapkan makanan untuk suami dan anak- anaknya amak juga berprofesi sebagai guru SD di Meninjau. Dua
pekerjaan ini tentulah tidak mudah, itu berarti amak harus pandai- pandai membagi waktu antara karir dan keluarganya. Tapi keadaan
seperti itu dijalani amak dengan penuh keikhlasan dan tanggung jawab untuk bisa membantu suaminya mencari nafkah.
commit to user
98
Amak bukanlah wanita yang sering mengeluh. Biarpun dalam kondisi susah dan dalam keadaan keterpurukan amak tetap
menjadi seorang ibu yang tegar. Bertanggung jawab atas masa depan anak-anaknya. Kehilangan suami ketika ketiga anaknya masih banyak
membutuhkan biaya sekolah bukanlah menjadi halangan amak untuk tetap memperjuangkan nasib ketiga puteranya. Sosok inilah yang
menjadi motivasi Alif untuk lebih bersemangat dan akan mebuktikan kepada amak bahwa dia akan berhasil meraih impiannya untuk
menjadi seorang sarjana. Surat balasan dari amak cepat sekali datang. Tidak
berpanjang-panjang. Hanya ada kalimat singkat-singkat dan di tutup dengan “ancaman”: “ Amak sedih sekali belum
bisa mencukupi kebutuhan waang di rantau. Tapi jangan pernah berani-berani pulang tanpa menyelesaikan apa yang
sudah wa‟ang mulai. Selesaikan kuliah. Amak akan mendukung dengan sepenuh tenaga dan do‟a. menuntut
ilmu itu juga berjuang di jalan Tuhan. Insya Allah, amak masih sanggup menghidupi kalian. Dengan cara apapun”
Ahmad fuadi: 105 b.
Ayah Ayah adalah orang tua laki-laki dari tokoh utama Alif.
Kedudukan sang
ayah menjadi
motivasi hidup
dalam memperjuangkan cita-cita kuliah Alif. Sosok ayah disini
digambarkan sebagai kepala rumah tangga yang bertanggung jawab, mengayomi keluarganya, penuh kasih sayang walau
commit to user
99
terkadang harus keras dalam mendidik anaknya dalam hal kebaikan.
Perjuangan seorang ayah terhadap anaknya akan selalu dilakukan sepanjang hayat. Walaupun dalam bentuk pengorbanan
terhadap benda kesayangannya sekalipun. Dia rela menjual sepeda bebek kesayangannya yang setiap pagi selalu di lap dengan penuh
cinta. Hal itu dilakukan agar dapat melihat anaknya tersenyum karena bisa masuk kuliah di Bandung.
Sosok ayah dalam cerita juga digambarkan sebagai seorang yang memiliki hobi memotret. Hampir di setiap momen yang
dialami keluarganya diabadikan dalam jepretan potret. Menurutnya melalui gambar-gambar itu kelak dapat dijadikan kenangan yang
dapat menimbulkan rasa syukur kepada Allah. Selain usaha dalam rangka memenuhi kebutuhan fisik yang
dilakukan orang tua terhadap anaknya mereka juga senantiasa dengan ikhlas berdoa untuk keselamatan dan keberhasilanya. Apa
yang dilakukan orang tua terhadap kita tidak pernah sedikitpun mereka berharap akan balasan atau imbalan. Melihat anaknya bisa
bahagia dan sejahtera dalam hidup sudah cukup menjadi balasan kebahagiaan bagi orang tua.
Ayah tersenyum dan menatapku leka- lekat. “ semoga bisa
lulus UMPTN ya, nak. Hanya biaya kuliah di universitas negeri yang mungkin bisa kita bayar,” kata ayah lirih. Aku
commit to user
100
paham betul harapan ayah dan aku hanya bisa mengangguk-angguk.
Ahmad Fuadi: 6 c.
Raisa Sosok Raisa merupakan teman sekaligus tetangga Alif di
Bandung. Raisa inilah yang pada akhirnya menjadi pilihan hati Alif sekaligus Randai. Ini berarti mereka berdua lagi-lagi harus
berusaha untuk berlomba merebut hati Raisa. Dalam cerita Raisa digambarkan sebagai wanita yang cantik mempesona, lembut,
cerdas, dan ramah. Walaupun terlahir dari orang tua blesteran akan tetapi
kecintaan Raisa terhadap Indonesia dan segala budayanya sangat tinggi. Selain mahir berbahasa Inggris dan Prancis, Raisa juga
memiliki suara yang bagus dan keahlian dalam memainkan berbagai alat musik termasuk angklung.
Keelokan wajah, kecerdasan, dan kepiawaiannya dalam bertutur inilah yang pada akhirnya membuat Alif jatuh hati kepada
Raisa. Dalam cerita Raisa digambarkan sebagai gadis periang, energik, cerdas, memiliki lensa mata berwarna coklat, kulit
tubuhnya putih, dan senyumannya selalu mempesona bagi siapa saja yang melihat. Kebiasaan gadis ini adalah selalu mengepang
rambutnya dan menggunakan topi dari bahan wol. Bunyi
derap langkahnya
berbeda. Ketipak-ketipak
sepatunya ringan dan pendek-penden. Aku lihat ke belakang. Dia lagi. Beberapa hari terakhir ini, aku tidak
commit to user
101
sengaja berjalan seiring dengan orang yang sama dari Tubagus Ismail ke pasar Simpang Dago. Seorang gadis
bermata bulat dengan bulu mata lentik, wajahnya lonjong telur. Dia selalu bertopi wol di atas kepangnya.
Menggendong ransel hijau tentara dan berjalan dengan lincah membelah gang sempit. Sesekali dia meloncati sisa
genangan air hujan semalam dengan energik sekali. Bahkan dengan melihat dia berjalan saja aku ikut bersemangat
seakan-akan ini hari terindah. Ahmad Fuadi: 49
d. Rusdi
Rusdi adalah teman satu grup Alif ketika menjadi duta muda di Amerika. Dia dari Banjar Kalimantan dan pandai sekali
berpantun sehingga dijuluki kesatria berpantun. Hampir dalam setiap kesempatan dia selalu mengubahnya menjadi sebuah pantun.
Bisa di bilang dia bisa membuat pantun dalam waktu singkat atau sekerjab mata. Dalam situasi penting ketika acara upacara
pemberangkatan duta pun dia masih menyempatkan diri untuk berpantun, padahal waktu itu dia datang terlambat. Bahkan pernah
ketika kondisi sedang genting dia justru bisa menyuarakan isi hatinya dalam wujud pantun. Hal itu menunjukkan bahwa darah
Banjar seorang Rusdi sudah sangat melekat pada dirinya. Rusdi adalah pemuda pelosok yang sangat lugu. Bahkan
pernah suatu ketika akibat keluguannya terjadi peristiwa heboh yang menggemparkan seluruh kompleks karena alarm kebakaran
berbunyi. Hal itu terjadi karena secara tidak sengaja Rusdi perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
102
memencet tombol merah yang menjadi tombol peringatan kebakaran, akibatnya tombol itu berbunyi dengan keras. Seisi
kompleks yang semula sedang tidur pulas keluar berhamburan dengan wajah panik dan mencari sumber kebakaran itu. Tetapi
nyala api tidak dapat ditemukan dan akhirnya semua teman-teman Rusdi satu kompleks kembali tidur dengan hati dongkol.
Kebiasaan lain Rusdi yang di gambarkan dalam sebuah cerita adalah ketika dia dalam kondisi senang dan grogi kerjanya
menekuk-nekuk jari tangan dan kakinya sampai berbunyi seperti tulang patah. Kebiasaannya lagi di semua tempat dia selalu
membawa bendera Merah Putih sebagai wujud kebanggaannya terhadap bangsa Indonesia. Segala pakaian dan koper yang
dikenakannya juga di tempeli stiker bendera merah putih. Keunikan lain yang dimiliki Rusdi adalah suara tertawanya
yang sangat keras. Keadaan seperti itu dapat membuat suasana yang ada di sekitarnya menjadi segar dan riang. Walaupun dia
sosok yang lugu tapi keberadaannya yang unik sering membuat siapa saja yang berteman dengannnya menjadi nyaman. Topik
pembicaraan yang paling dia sukai adalah nasionalisme, hutan, dunia polisi, dan mata-mata.
Ke mana saja Rusdi pergi, dia pasti membawa bendera Indonesia. Bahkan kopernya di cat merah putih, ranselnya
punya
badge
merah putih, buku diary-nya juga di tempeli stiker gambar bendera. Salah satu topik pembicaraan yang
commit to user
103
disukainya adalah nasionalisme, hutan , dunia polisi, dan mata-mata. Kalau sedang senang atau grogi, kerjanya
menekuk-nekuk jari sampai berbunyi seperti tulang patah. Semakin dia bersemangat, semakin banyak bunyi tulang
patah, termasuk leher, bahu, sampai jari kaki.Dia juga seseorang yang mempunyai tawa yang menurutku paling
kencang yang pernah aku dengar dan sekaligus menular kepada siapa saja yang ada di sekitarnya. Satu lagi mukjizat
Rusdi adalah dia lihai menggubah pantun. Dalam situasi apa saja, dia mampu merangkai pantun dalam hitungan
detik atau kerjapan mata. Ahmad Fuadi: 220
e. Francois Pepin
Francois Pepin adalah
homologue
Alif ketika di Quebec. Dia orang asli Quebec, orang tuanya bekerja sebagai petani di
dekat St. Agapit, sebuah daerah di luar Quebec City. Tanah pertanian keluarganya menghasilkan berbagai hasil bumi mulai
dari tomat, lobak, gandum, jagung, dan tanaman lain yang kemudian dijual di pasar pagi,
fres market.
Orang tuanya juga beternak sapi perah, biri-biri, dan ayam petelur. Yang unik dari
keluarga ini mereka juga memelihara ribuan ekor lebah dan menjual madu dalam botol-botol.
Perawakan Franc panggilan untuk Francois Pepin digambarkan sebagai sosok pemuda tampan, tubuhnya tinggi,
kulitnya putih, pupil matanya berwarna biru, mukanya lonjong, dagunya simetris, dan pipinya lesung sehingga ketika tersenyum
commit to user
104
akan membuat aura ketampanannya terlihat semakin sempurna. Dia adalah homolog yang kompak dalam menyelaraskan pikiran serta
misi menjadi duta antarnegara. Perilaku yang dimiliki Franc adalah ramah, supel mudah
bergaul dengan siapa saja, berterus terang, mau menerima kritikan dari teman, dan bersungguh-sungguh dalam belajar maupun
menjalankan tugasnya selama ditempatkan untuk bekerja di stasiun TV bersama Alif. Perbedaan kebiasaan sehari-hari serta
kebudayaan antara Alif dan Franc tidak menjadi masalah yang berarti bagi persahabatan keduanya, justru hal itu menjadikan
mereka belajar bagaimana agar bisa menjadi manusia yang saling menghargai
kebiasaan dan
kebudayaan masing-masing.
Kesempatan menjadi homolog mereka gunakan untuk melengkapi dan saling belajar kekurangan serta kelebihan yang dimiliki.
Kalaulah Franc hidup di Indonesia, aku yakin wajahnya sudah menghiasi sampul majalah sebagai bintang iklan.
Pupil matanya sepenuhnya biru terang, mirip batu akik bening melekat di cincin ayahku dulu. Mukanya lonjong
dan dagunya simetris serta dibalut bulu tipis yang membikin dia terlihat macho. Sedangkan rambutnya ikal
pirang. Badannya sedang, tidak terlalu tinggi. Yang paling aku ingat adalah dia selalu tersenyum lebar. Dan senyum
hangatnya ini menular. Ahmad Fuadi: 275
commit to user
105
Menurut Burhan Nurgiyantoro 2010: 165 perwatakan disamakan artinya dengan karakter yakni menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh
tertentu dengan watak tertentu dalam sebuah cerita. Perwatakan merupakan sifat yang melekat dalam tiap-tiap diri tokoh yang diciptakan
oleh pengarang. Keberadaan watak sudah merupakan satu bentuk kesatuan
unity
yang dapat melukiskan gambaran secara jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
Perwatakan hadir sebagai bentuk penggambaran yang diciptakan oleh pengarang untuk membuat peran para tokoh fiktif menjadi hidup.
Keberadaan manusia dalam dunia nyata yang banyak memiliki sifat dan perwatakan menjdikan sebuah inspirasi untuk penciptaan tokoh manusia
dalam cerita. Perwatakan yang sering ditampilkan pengarang biasanya hanya terdiri dari dua sisi sudut manusia saja, yakni manusia baik dan
manusia jahat. Penyandang perwatakan baik diperuntukkan kepada tokoh utama, sedangkan perwatakan jahat atau kurang baik diperuntukkan
kepada tokoh tambahan maupun tokoh sentra. Berdasarkan perwatakannya tokoh cerita dapat dibedakan kedalam
tokoh sederhana
simple atau flat character
dan tokoh complex atau tokoh bulat
complex atau round character
Froster, 1970: 75. Tokoh sederhana ialah penggambaran tokoh yang hanya memiliki satu kualitas
pribadi tertentu, satu sifat-watak yang tertentu saja. Sebagai seorang tokoh manusia, keberadaannya tidak diungkap segala bentuk kemungkinan sisi
kehidupannya. Ia tidak memiliki sifat atau tingkah laku yang dapat perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
106
memberikan efek kejutan bagi pembaca. Sifat yang dimiliki adalah datar, monoton, dan mencerminkan satu watak saja. Walaupun tokoh sederhana
dapat melakukan berbagai tindakan akan tetapi semua tindakannya akan dikembalikan kepada perwatakan yang telah diformulakan itu.
Sedangkan tokoh bulat atau tokoh kompleks ialah tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan
jati dirinya. Ia hadir dengan membawa dua atau bahkan lebih dari sifat asal yang telah diformulasikan sejak awal. Watak dan tingkah lakunya
bermacam-macam, bahkan terkadang sulit di duga oleh pembaca. Tokoh bulat menyerupai manusia sesungguhnya, karena disamping memiliki
berbagai kemungkinan sikap dan tindakan, ia juga sering memberikan kejutan bagi para pembaca. Berikut dipaparkan perwatakan para tokoh
dalam novel. a.
Alif Berdasarkan hasil analisis data novel
Ranah 3 Warna
menunjukkan bahwa karakter atau perwatakan yang dimiliki tokoh-tokoh terbagi atas dua perwatakan, yaitu tokoh sederhana dan tokoh bulat. Tokoh
sederhana disandang oleh Alif sang tokoh utama dalam novel. Alif digambarkan perwatakannya oleh pengarang sebagai sosok manusia yang
memiliki sifat baik, sopan, patuh terhadap kedua orang tua, jujur, dan pekerja keras. Segala sifat baik lengkap sudah digambarkan pengarang
pada diri Alif, walau pun terkadang pengarang berusaha menjadikan Alif sebagai sosok manusia pada umumnya dalam dunia nyata yang memiliki
commit to user
107
berbagai kemungkinan sifat lain. Akan tetapi ujung-ujungnya pengarang akan mengembalikan Alif kepada sebuah formulasi yakni sebagai orang
baik yang ketika melakukan kesalahan akhirnya insaf juga. Kalau aku lihat dicermin, badanku kini mengurus, agak pucat, dan
mataku merah. Tapi aku tidak peduli. Ini perjuangan penting dalam hidupku. Mungkin menjadi penentu nasib masa depanku.
Ahmad Fuadi: 12 b.
Randai Tokoh kompleks atau tokoh bulat dalam novel ini ditunjukan pada
Randai sahabat kecil Alif dan juga bang Togar. Kedua manusia ini digambarkan sebagai sosok yang tidak hanya memiliki satu sisi sifat atau
perwatakan saja melainkan terkadang muncul sifat lain yang menjadi kejutan tak terduga bagi para pembaca. Hal tersebut tampak pada sifat
Randai sebagai seorang sahabat yang setia, baik, penolong, dan murah hati. Akan tetapi pada suatu saat sifat kurang baiknya pun muncul, yakni
sifat menyakiti dan suka mengejek Alif. Disinilah sisi manusia yang sesungguhnya dimunculkan oleh pengarang.
c. Amak
Dalam penceritaan novel amak digambarkan sebagai sosok ibu yang hanya memiliki satu sisi perwatakan, yaitu perwatakan baik.
Perwatakan baik seorang ibu terhadap anaknya sering ditunjukkan tokoh amak dalam bentuk tutur kata, sikap, dan tingkah laku sebagai bentuk
kasih sayangnya terhadap anak-anaknya. Lazimnya seorang ibu, amak selalu memberikan perhatian dan selalu setia menemani anak-anaknya di
kala senang maupun susah. Begitu juga bentuk pengorbanan demi perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
108
memperjuangkan cita-cita besar anaknya akan selalu dilakukan sebagai wujud kasih sayang dan perhatiannya.
Isi ranselku hanya empat helai baju, dua helai celana panjang berbahan tetoron, dan satu plastik rendang yang khusus dimasak
amak untukku. Di dalam dompetku ada beberapa helai puluhan ribu hasil berhemat ayah dan amak, serta hadiah dari kakek dan
nenekku. Semua milikku kecil dan sederhana, kecuali hati dan kepercayaan diri yang menggelembung sebesar gajah.
Ahmad Fuadi: 41 d.
Ayah Ayah merupakan sosok motivator bagi keberhasilan Alif.
Kehadirannya membawa suasana tenang dan menjadikan segala keraguan untuk mencapai cita-cita Alif musnah. Sosok ayah dalam cerita adalah
sebagai tokoh sederhana yang dianggap hanya memiliki sifat baik dalam tutur kata, sikap, maupun perilakunya.
Ayah sering memberikan nasihat-nasihat baik kepada anak- anaknya. Walaupun terkadang harus keras dalam mendidik, akan tetapi
sesungguhnya dalam hatinya terselip niat baik demi keberhasilan anak- anaknya kelak. Selain itu bentuk kerja keras dan kegigihan sosok ayah
dalam mencari nafkah selalu dilakukan untuk bisa memenuhi segala kebutuhan hidup istri dan anak-anaknya.
“Ayah sengaja memesan ke tukang sepatu dan terompah di pasar A
teh. Khusus dari kulit jawi. Asli kulit sapi” kata ayah sambil membuka kotak itu. Sambil terbatuk-batuk, beliau mengeluarkan
sebuah sepatu hitam berkilat-kilat dan mendaratkan ke dekat perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
109
kakiku. Semuanya berwarna hitam gelap, mulai dari kulit, jahitan, tali, sampai sol.
Ahmad Fuadi: 40 e.
Bang Togar Bang Togar juga digambarkan sebagai sosok manusia yang
memiliki banyak sisi perwatakan. Bang Togar memiliki watak baik, penyayang, peduli terhadap kesusahan orang lain, dan dermawan bang
Togar juga terkadang memiliki watak keras, hal ini dilakukan sebagai bentuk usahanya mendidik muridnya untuk memiliki mental kuat.
“Heh kau anak baru, ke mana saja kau selama ini? Aku pikir kau hilang diculik. Masa baru menulis satu tulisan di Kutub sudah
senang minta ampun dan berhenti menulis. Bagaimana akan maju kau dirantau” Katanya merepet dengan alis terangkat tinggi.
Ahmad Fuadi: 138 f.
Latar Latar atau
setting
yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial
tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan Abrams, 1981: 175. Latar yang terdapat dalam novel ini meliputi banyak waktu dan
tempat, diantaranya latar ketika sang tokoh berada di kota Meninjau, yakni tempat kelahiran Alif, berikutnya latar di pondok Madani, Bandung tempat
melanjutkan kuliah S1 setelah menempuh ujian UMPTN, dan terakhir adalah Amerika yang menjadi cita-cita Alif selama di podok Madani.
commit to user
110
1. Latar di Meninjau
Sewaktu di Meninjau banyak latar atau tempat yang di paparkan dalam novel. Meninjau merupakan tanah kelahiran Alif sang tokoh utama
dan juga Randai yang menjadi tokoh sentra dalam cerita. Oleh sebab itu hampir di setiap episode cerita menampilkan tanah Meninjau sebagai
sentra utama tempat berawalnya sebuah cerita. Meninjau merupakan tanah kelahiran Alif yang banyak menyimpan
kenangan serta impiannya. Kampung ini di gambarkan sebagai kampung yang sejuk penuh dengan pepohonan dan terdapat juga danau yang di
sebut dengan danau Meninjau. Ini membuat suasana asri dan kedamaian tanah kelahirannya tidak bisa di lupakan. Kampung yang menjadi
kebanggaan dan akan selalu di junjung tinggi kebudayaan dan adat yang ada di mana pun dia tinggal kelak.
Banyak hal yang menarik di kampung Meninjau. Salah satunya adalah danau Meninjau yang sewaktu kecil sering mereka gunakan sebagai
arena perlombaan memancing ikan supareh. Selain itu berbagai permainan tradisional masih di pertahankan keberadaannya sebagai bentuk pelestarian
budaya. Ketika waktu puasa tiba banyak anak kecil bermain tembak- tembakan dengan menggunakan bambu sebagai alat tembaknya.
Ketentraman dan kedamaian sangat terlihat dari penduduknya yang saling bergotong
–royong di setiap ada hajatan di desa. Aku mahir dalam kaligrafi Arab, tapi apa hubungannya dengan
pertunjukan? Apa lagi? O ya, aku bisa sedikit silat, tapi sekarang hanya sisa-sisa ingatan ketika belajar s
ilek
Minang waktu kecil di perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
111
Meninjau. Entah bagaimana caranya aku lolos tes ini. Aku terduduk lesu, tidak tahu harus bagaimana. Ya Tuhan, tunjukilah
jalan terbaik. Ahmad Fuadi: 190
2. Latar di pondok Madani
Latar atau tempat kedua yang di tampilkan dalam cerita adalah pondok pesantren Madani yang ada di Gontor Jawa Timur. Hal itu terjadi
seiring dengan keinginan orang tua Alif selepas tamat SMP ingin mendidik anaknya dalam dunia pondok pesantren. Di pondok Madani inilah yang
banyak menjadi kenangan sekaligus tempat menimba ilmu agama sebagai bekal kehidupannya kelak di akhirat.
Dalam dunia pondok pesantren banyak mengajarkan Alif berbagai ilmu agama termasuk cara menjalankan ibadah sholat secara benar, puasa,
membaca Al-Quran, dan membaca kitab-kitab kuning yang menjadi ciri khas di setiap pondok pesantren. Selain mendapatkan pelajaran ilmu
agama, para santri juga di bekali dengan ilmu tasawuf yaitu suatu imu yang mengajarkan manusia untuk bisa berbuat ikhlas, sabar, dan
tawakalpasrah terhadap segala takdir Allah. Pelajaran-pelajaran itu semua yang pada akhirnya dapat mencetak Alif sebagai sosok pemuda yang
tangguh, berani bercita-cita tinggi dan juga berani mengaktualisasikan apa yang menjadi cita-citanya tersebut.
Aku tulis ketika mendengarkan salah satu wejangan Kiai Rais di PM sekitar dua tahun lalu. Membaca lembaran itu membuat aku
hanyut ke suatu masa ketika kiaiku berpidato di depan ribuan santrinya. Aku mencatat, seluruh aula tiba-tiba berdengung oleh
commit to user
112
bisik-bisik kami, ketika kiai Rais masuk ruangan berkapasitas 3000 orang itu.
Ahmad Fuadi: 191
3. Latar di Bandung
Selain terdapat latar di pondok Madani yang merupakan suatu tempat yang pernah di singgahi tokoh jalannya cerita juga menampilkan
kota Bandung sebagai tempat Alif melanjutkan studinya untuk meraih gelar S1. Bandung sering di sebut dengan kota pelajar yakni tempat yang
banyak di minati mahasiswa untuk mencari ilmu. Selain itu kota Bandung terkenal memiliki curah hujan cukup tinggi, karena letak geografisnya
yang berada di daerah pegunungan sehingga dapat di bilang hampir setiap hari terjadi hujan.
Layaknya kota-kota besar seperti Jakarta, di tengah kemegahan kota Bandung terdapat suatu daerah pemukiman kumuh yang banyak di
huni oleh penduduk yang datang dari luar kota Bandung. Mereka hidup di area pembuangan sampah. Rumah mereka terbuat dari tripleks dan juga
kardus-kardus bekas. Pekerjaan yang dilakukan mereka sehari-hari adalah menjadi pemulung.
Di kota Bandung inilah Alif melanjutkan studi S1 nya di UNPAD yaitu salah satu kampus yang berada di kota Bandung. Kampus itu
menjadi pilihan utamanya selepas lulus ujian paket C. Di sana dia terdaftar menjadi mahasiswa selain itu juga sebagai aktivis muda. Barbagai
commit to user
113
kegiatan organisasi dia lakoni. Hal itu di lakukan karena dia tidak mau menyia-nyiakan kesempatannya belajar selama kuliah di Bandung.
Aku mengekor saja, menumpang mobil Kijang barunya, hasil tabungan dari proyek menulis. Kami menembus lalu lintas
Bandung. Mengarah ke pinggir kota. Dia melambatkan mobil ketika memasuki kawasan yang dikelilingi banyak bukit dan
mematikan mesin di sebelah sebuah bukit. Bukan bukit hijau, tapi bukit-bukit dari sampah setinggi rumah. Sampah ini bercampur
dengan rumah-rumah seng dan tripleks bekas. Air kehitaman menggenang di sana-sini. Lalat-lalat hijau yang gemuk-gemuk
berdengung-dengung mengitari kepalaku. Bau tempat ini bagai merajam saraf hidungku.
Ahmad Fuadi:160 4.
Latar di Amerika Selain kegiatannya sebagai mahasiswa Alif juga menginginkan
untuk bisa masuk tes menjadi anggota program pertukaran pemuda antarnegara. Salah satu negara yang menjadi pilihannya adalah Amerika.
Sebuah negara yang memiliki sistem pemerintahan paling berkuasa diantara negara-negara lainnya. Selain itu Alif juga menganggap di Negara
Amerika dirinya akan banyak mendapatkan ilmu dalam hal tulis-menulis. Cita-citanya untuk menjadi seorang jurnalis kelak mendorong semangat
tinggi untuk berusaha keras menjadi salah satu pemuda yang beruntung masuk tes program pertukaran pemuda antarbangsa tersebut.
Setelah melalui berbagai macam tes diantaranya tes tulis, wawancara, keterampilan seni, dan tes kesehatan akhirnya Alif
dinyatakan lolos menjadi pemuda terpilih yang bisa pergi ke Amerika perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
114
sebagai pemuda wakil negara yang akan menampilkan segala kemampuan dan mengenalkan budayanya ke negara tersebut. Di sana
banyak hal baru yang ia temui salah satunya adalah keadaan tanah Amerika yang memiliki sifat jauh berbeda dengan tanah Meninjau
daerah kelahirannya atau pun tanah-tanah lain yang ada di Indonesia. Menginjakkan kaki di
tarmac
di Montreal ini menjadi sebuah sensasi yang membuat badanku seakan terbang
melayang. Aku cubit lenganku kut-kuat dan meringis sendiri. Ini bukan mimpi, tapi awan impian yang menjadi
nyata. Ahmad Fuadi: 255
g. Sudut Pandang
Sudut pandang, point of view, menyarankan pada cara sebuah cerita dikisahkan. Sudut pandang ialah cara atau pandangan yang
dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya
fiksi kepada pembaca Abrams, 1981: 142. Sudut pandang merupakan salah satu unsur fiksi yang digolongkan sebagai sarana cerita. Sudut
pandang merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.
Sudut pandang yang digunakan dalam penceritaan novel
Ranah 3 Warna
adalah sudut pandang persona pertama atau biasa di sebut sudut pandang orang pertama. Hal ini ditandai dengan menggunakan kata “Aku”
dalam menyebut atau menceritakan tokoh utama dalam novel. Ini berarti cerita yang disajikan seolah-olah merupakan kejadian yang dialami sendiri
commit to user
115
oleh penulis. Penulis berperan aktif dalam pemaparan kisah demi kisah yang dialami tokoh utama.
Penulisan sudut pandang persona pertama keseluruhan digunakan dalam penceritaan tokoh utama dalam novel. kadang-kadang pengarang
menggunakan sebutan wa’ang yang artinya juga aku kata yang biasa
digunakan oleh masyarakat Meninjau dalam menyebut dirinya sendiri. Hal ini menunjukkan unsur biografi serta penggunaan bahasa pengarang yang
tidak bisa lepas dari kehidupan pribadinya dalam dunia nyata. Seminggu ini hatiku rasanya lapang. Ke mana pun aku pergi
senyum pun selalu tersibak. Aku merasa diakui, dan yang tidak kalah penting, aku akan dapat uang yang cukup buat biaya
hidupku. Semoga cukup banyak untuk bisa aku kirimkan ke Amak. Kawanku satu kos juga member selamat, termasuk Randai.
Ahmad Fuadi: 151 “ wa‟ang tidak punya
backup,
Dai?” tanyaku memberanikan diri. Aku merasa bersalah sekali dan bisa merasakan penderitaannya.
Dia melirikku dengan sengit, matanya lalu menyipit. Ahmad Fuadi: 167-168
h. Amanat
Zulfahnur, dkk 1996: 26 berpendapat bahwa amanat dapat diartikan sebagi pesan berupa ide, gagasan, ajaran moral, dan nilai-nilai
kemanusiaan yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita.Pesan- pesan moral yang mewakili pengarang sebagai bagian dari sebuah
masyarakat tertentu itulah yang menjadi sbeuah ruh dalam sebuah karya. Sebuah karya tidak akan berarti jika tidak mengandung pesan-pesan
tersebut. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
116
Amanat dalam cerita biasanya dimaksudkan sebagai suatu pesan kepada para pembaca yang bisa berupa pesan moral, pendidikan, dan
agama yang disampaikan baik melalui percakapan antartokoh atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam rangkaian cerita. Pada novel
Ranah 3 Warna
ini penulis hendak menyampaikan pesan-pesan kepada para pembaca tentang motivasi kehidupan, pendidikan, serta kesabaran dalam
menjalani tantangan hidup. Amanat tersebut disampaikan sesuai isi cerita secara keseluruhan
yang ditampilkan pengarang melalui novel. Pesan yang terkandung dalam novel disampaikan secara tersurat dan tersirat. Pesan yang sifatnya tersurat
dapat dicerna pembaca secara langsung untuk akhirnya diharapkan dapat mempengaruhi prilaku serta pola pikir pembaca sehari-hari dalam
kehidupan nyata. Sedangkan pesan yang sifatnya tersirat hendaknya dapat pembaca peroleh melalui penelaahan serta pemahaman yang mendalam
terhadap bacaan novel
Ranah 3 Warna.
Pesan atau amanat yang menunjukkan motivasi hidup terlihat dalam penceritaan ketika sang tokoh harus melewati ujian fisik serta
mental yang dapat mempengaruhi rasa kepercayaan dirinya. Akan tetapi Alif sang tokoh utama bukanlah merupakan pribadi yang gampang putus
asa dan mudah menyerah. Peristiwa demi peristiwa pahit yang dialaminya menjadi cambuk untuk memompa semangat hidupnya dalam menggapai
cita-cita. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
117
Sedangkan pesan yang menunjukkan pendidikan moral atau tingkah laku, pendidikan sosial, dan pendidikan agama dapat dijumpai
pembaca hampir di setiap jalannya cerita. Pembaca di didik untuk menjadi sosok manusia yang menyayangi kedua orang tua, mengasihi, patuh
terhadap kemauan positif orang tua, serta berbakti. Pada sisi pendidikan sosial pembaca diharapkan dapat mencontoh perilaku sosial yang
digambarkan pada tokoh-tokoh dalam novel. keseluruhan tokoh dalam novel memiliki perilaku sosial atau kepedulian yang tinggi terhadap
sesamanya. Mereka semua bisa bersosialisasi dengan teman dari suku mana pun dan agama apa pun. Hal inilah yang nantinya dapat dijadikan
pelajaran positif bagi kaum muda agar tidak mudah memandang manusia dengan sisi-sisi tertentu atau mengkotak-kotakkan golongan.
Dalam kehidupan beragama pengarang hendak menyampaikan amanat terhadap pembaca melalui sosok tokoh utama Alif. Sebagai
seorang muslim sejati Alif selalu menjalankan ibadahnya dengan rajin. Tidak hanya itu kepercayaannya terhadap Allah juga dia buktikan melalui
keyakinnya akan perubahan nasib, serta kesabarannya ketika harus melewati berbagai pelajaran hidup.
Di ujung langkan, ayah mengajak kami sekeluarga berkumpul. “Nak, ingat-ingatlah nasihat para orang tua kita. Di mana bumi di
pijak, di situ langit di junjung. Jangan lupa menjaga nama baik dan kelakuan. Elok-elok menyeberang. Jangan sampai titian patah.
Elok-elok di negeri orang. Jangan sampai berbuat salah. Ahmad Fuadi: 41
commit to user
118
“ Anak-anak, sudah kalian lihat tadi semua, jurus dua golok. Saya ingin memperlihatkan kepada kalian semua hikmah dari jurus ini.
Ini jurus yang sangat andal dan sakti, tapi bukan untuk kalian praktikkan dengan tangan, tapi untuk kalian hidupkan dan amalkan
dalam jiwa. Cobalah kalian bayangkan. Kalian yang dikaruniai bakat hebat dan otak cerdas adalah bak golok tajam yang
mengkilat-kilat. Kecerdasan kalian bisa menyelesaikan berbagai masalah. Tapi kalau kalian tidak serius, tidak sepenuh tenaga dan
niat menggunakan otak ini, maka hidup kalian tidak akan maksimal, misi tidak akan sampai, usaha tidak akan berhasil, kayu
tidak akan patah. Sedangkan kalian yang kurang berbakat seperti golok majal yang karatan. Walau otak kalian tidak cemerlang, tapi
kalau kalian mau bekerja keras, tidak kenal lelah mengulang-ulang usaha dengan serius, sabar
dalam proses perjuangan dan tidak akan menyerah sedikitpun, maka hambatan apa pun lambat laun akan kalian kalahkan.
Ahmad Fuadi: 194-195
2. Aspek Psikologi Watak dalam Novel