83
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Struktural dalam Novel
Ranah 3 Warna
Sebuah karya sastra yang berupa novel menampilkan penceritaan tokoh dengan menggunakan media atau unsur-unsur intrinsik maupun
ekstrinsik novel untuk membantu mudahnya pemahaman dan imajinasi pembaca novel
Ranah 3 Warna.
Oleh sebab itu analisis dalam novel ini dimulai dari analisis strutural novel yang di jelaskan seperti halnya di bawah
ini: a.
Tema Tema
theme
, menurut Stanton 1965: 20 dan Kenny 1966: 88 adalah makna yang dikandung dalam sebuah cerita.Tema yang bagus
adalah tema yang bisa melingkupi semua isi cerita.Cerita yang disampaikan secara panjang lebar dapat terangkum dalam sebuah tema
yang singkat dan bisa mewakili keberadaan sebuah cerita. Sedangkan pendapat lain menyatakan tema merupakan gagasan dasar umum yang
menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantik dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau
perbedaan-perbedaan Hartoko Rahmanto dalam Burhan Nurgiyantoro, 1965: 68.
Tema yang diangkat dalam novel Ranah 3 Warna ini adalah motivasi hidup. Di dalam novel ini banyak memaparkan cerita tentang
commit to user
84
motivasi-motivasi hidup, mengejar cita-cita, memperoleh cinta yang pada akhirnya tidak bisa dimiliki. Tema inilah yang menjadikan novel ini
menarik untuk di baca. Di zaman moderan seperti sekarang ini sudah jarang dijumpai orang yang mampu bertahan dengan sabar ketika sedang
diuji dalam kehidupannya. Ujian yang di berikan Tuhan kepada manusia itu berbeda-beda, ada orang yang di uji kesabarannya dengan kesulitan
ekonominya, kesehatannya, tingkah laku anak yang tidak bisa patuh terhadap orang tuanya sendiri ataupun ujian-ujian dalam bentuk lainnya.
Dalam hal ini novel
Ranah 3 warna
hadir sebagai novel yang dapat dijadikan acuan manusia untuk mengarungi kehidupan di dunia bahkan
sebagai bekal kehidupan di akhirat. Di dalam cerita novel dikisahkan kehidupan tokoh utama Alif yang memiliki impian untuk menempuh
kuliah di jalur negeri, di tengah perjalanan proses pendidikannya ujian demi ujian hadir seolah menghalangi niat baik seorang pemuda kampung
yang ingin menjadi sukses. Kematian sang ayah hamper membuat Alif putus asa untuk melanjutkan kuliahnya. Di dalam pikirannya berkecamuk
antara harus melanjutkan kuliah atau pulang membantu amaknya menghidupi kedua orang adiknya yang masih sekolah.
Pada suatu hari di tengah keputusasaannya dia menemukan jalan bagaimana agar tetap bisa melanjutkan kuliah dan bisa membiayai amak
serta adik-adiknya di rumah. Dia memutuskan bekerja sambil kuliah. Segala tawaran pekerjaan yang di berikan temannya ia terima dan kerjakan
dengan penuh harapan. Tetapi bekerja sambil kuliah bukanlah suatu perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
85
pekerjaan yang mudah. Dia harus mampu menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Masa liburan yang lazim digunakan oleh teman-temannya
untuk bersenang-senang tetapi baginya adalah suatu kesempatan untuk bekerja lebih keras. Pada saat itulah akhirnya Alif jatuh sakit karena
kelelahan dan kurang istirahat sampai harus berbulan-bulan berbaring di tempat tidur. Melalui ujian tersebut muncul motivasi hidup Alif dalam
menguasai kesulitan yang menimpanya selama ini. Berikut kutipan yang dapat menunjukkan tema motivasi hidup dalam novel
Ranah 3 Warna
: Apa gunanya masa muda kalau tidak untuk memperjuangkan cita-
cita besar dan membalas budi orang tua? Biarlah tulang mudaku ini remuk dan badanku susut. Aku ikhlas mengorbankan masa muda
yang indah seperti yang dinikmati kawan-kawanku. Karena aku tidak boleh lemah. Aku harus keras pada diriku sendiri. Pedih harus
aku rasai untuk tahu benar rasanya senang. Harus berjuang melebihi orang lain.
Man Jadda Wajada
Ahmad Fuadi:117 b.
Plot Plot menurut Stanton 1965: 14 plot ialah cerita yang berisi urutan
kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa
yang lain. Plot merupakan unsur penting. Tinjauan struktural karya fiksi sering ditonjolkan pada pembicaraan plot.
Peristiwa dan atau plot diartikan sebagai peralihan dari satu keadaan ke keadaan yang lain Luxemburg dkk, 1992: 150. Peristiwa
adalah kejadian yang terjadi dalam sebuah cerita yang mana kejadian satu perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
86
dengan lainnya selalu berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi karena alur penceritaan dalam tiap paragraf yang berbeda pula.
Peristiwa yang ditampilkan dalam sebuah teks naratif mempunyai hubungan logis, selain itu juga memiliki hierarki logis. Sifat yang dimiliki
tersebut akan menunjukkan bahwa satu dengan yang lain secara berkausalitas. Sifat hierarki peristiwa satu dengan yang lain berbeda
menunjukkan tingkat kepentingan yang berbeda pula dalam setiap peristiwa.
Novel
Ranah 3 Warna
menyajikan peristiwa yang beragam, mulai dari peristiwa yang dialami tokoh utama waktu di Meninjau, yaitu kota
kelahirannya, peristiwa tokoh ketika di pondok Madani, kehidupan tokoh ketika menempuh S1 di Bandung, sampai peristiwa yang terjadi ketika
tokoh utama tinggal di Amerika. Plot atau alur yang dikisahkan dalam cerita di mulai ketika tokoh berada di kampung kelahirannya, yaitu
Meninjau. Sebuah kampung kecil yang terletak di pinggir danau Meninjau. Danau Meninjau yang digambarkan memiliki air yang berwarna biru
pekat, berbagai pepohonan berbaris hijau mengelilingi danau menambah suasana indah dan ketanangan di kampung Meninjau.
Ini saat menikmati kembali suasana kampung kami: langit bersih terang, bukit barisan menghijau segar, air danau Meninjau yang biru pekat,
dan angin danau yang lembut mengelus-elus ubun-ubun. Waktu yang cocok untuk lomba memancing. Persis seperti masa kecil kami dulu.
Ahmad Fuadi: 2 perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
87
Selain itu terdapat plot yang dialami tokoh utama di tempat kelahirannya, juga terdapat beberapa alur dalam cerita yang terjadi ketika
tokoh utama Alif di pondok Madani. Seusai tamat SMP Alif di kirim ayahnya ke Ponorogo Jawa Timur untuk belajar lebih dalam tentang ilmu
agama di pondok Madani. Sebuah pondok pesantren yang diasuh oleh seorang kiai bernama kiai Rais.
Dari pendidikan pondok inilah Alif banyak belajar tentang bagaimana cara menjalankan ibadah islam yang benar, belajar ikhlas, dan
belajar kesabaran. Kehidupan seorang santri di pondok pesantren dalam cerita dikisahkan sama halnya dengan kehidupan santri di dunia nyata.
Keseluruhan santri yang berasal dari berbagai pulau, suku, bahasa, dan strata sosial yang berbeda-beda di perlakukan sama oleh kiai, dan hal itu
menjadikan para santri juga merasa memiliki nasib yang sama, yaitu sama- sama jauh dari orang tua dan sanak saudara, hidup di perantauan sebagai
musafir ilmu. Oleh sebab itu setiap teman santri dianggap sebagai saudara. Bagi mereka orang pertama yang dianggap bisa diajak untuk saling tolong-
menolong ketika satu-sama lainnya membutuhkan pertolongan. Kehidupan di pondok Madani digambarkan dalam cerita sebagai
kehidupan yang penuh kesederhanaan. Para santri diajarkan untuk terbiasa makan seadanya, bahkan mereka juga di latih menjadi orang yang terbiasa
menahan lapar yakni dengan cara menjalankan berbagai macam puasa sunah. Melalui cara ini kiai Rais berharap kelak ketika mereka sudah
menjalankan hidup di tengah-tengah masyarakat terbiasa menjadi orang perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
88
sederhana dalam berpakaian, dalam bertingkah laku, dan dalam berbagai hal lainnya. Pendidikan yang ditanamkan di pondok pesantren menjadi
modal hidup bagi manusia untuk belajar hidup di segala situasi dan kondisi bisa bersyukur ketika sedang dalam keadaan senang dan bersabar ketika
sedang dalam kondisi kesusahan. Berikut cuplikan cerita yang terdapat dalam novel:
Ini adalah sarapan bergaya barat pertamaku. Bedanya bak bumi dan langit dengan sarapanku pada masa susah di Bandung:
setengah porsi bubur ayam dengan ekstra air atau sarapanku di Pondok Madani dengan salathah rohah dan makrunah sambal khas
buatan dapur umum pondok Madani yang sangat lezat, yang hanya ada pada jam istirahat pagi.
Ahmad Fuadi: 260 Seusai mondok di pondok Madani Alif berniat melanjutkan
pendidikan di jalur umum. Tujuan utama sesuai dengan cita-citanya adalah ingin melanjutkan kuliah di kota Bandung. Keinginan ini dibuktikan Alif
melalui usaha yang keras untuk dapat lulus ujian masuk UMPTN. Meskipun dia tidak memiliki ijazah SMA tetapi dia yakin bahwa ijazah itu
masih bisa dia dapatkan melalui ujian paket C. Usaha keras yang pertama dilakukan Alif adalah belajar semua
buku pelajaran SMA selama tiga tahun, yakni mulai dari kelas satu sampai dengan kelas tiga. Setelah proses ini dilalui dengan baik barulah dia dapat
mengikuti tes UMPTN. Dengan segala usaha belajar yang ekstra habis- habisan menguras pikiran dan tenaga akhirnya dia bisa lulus ujian UMPTN
dan bisa masuk di UNPAD. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
89
Di kota Bandung inilah dia menggantungkan harapan untuk menjadi orang yang berguna ketika kembali ke kampungnya nanti. Selama
di Bandung Alif menemukan teman-teman baru yang bisa saling melengkapi satu sama lainnya seperti teman-temannya di pondok Madani
dahulu. Sebagai seorang mahasiswa Alif tergolong sebagai mahasiswa yang memiliki kemampuan sedang. Dia bukan tergolong mahasiswa yang
cerdas, tapi berkat keuletan dan ketekunannya dia bisa menyelesaikan kuliahnya dengan baik. Tidak banyak prestasi yang di dapat di bidang
akademik, tapi di dunia tulis-menulis kemampuannya tidak bisa diragukan lagi sehingga beberapa tulisannya pernah diterbitkan di majalah kampus.
Suatu ketika Alif mencoba menulis di surat kabar KOMPAS berkat latihan keras yang diberikan oleh bang Togar. Semula rasa putus asa
dialami Alif ketika harus menerima berbagai tekanan yang diberikan bang Togar dalam usahanya mendidik Alif menjadi seorang penulis yang tidak
manja dan mau menerima kritikan serta masukan sebagai bekalnya kelak. Setelah melalui proses panjang akhirnya tulisan Alif diterbitkan oleh surat
kabar KOMPAS. Setelah keberhasilannya menembus dunia tulis-menulis, Alif tidak
lantas puas dengan keberhasilannya mencari uang serta bisa menyelesaikan kuliah S1 nya di Bandung. Selama di Bandung usaha untuk
mencari-cari peluang agar bisa terbang ke Amerika seperti impiannya selama ini selalu dilakukan. hingga pada suatu ketika kesempatan itu dapat
diperolehnya melalui informasi yang di dapat dari seorang wanita teman perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
90
duduknya ketika naik bus. Berikut cuplikan yang menunjukkan plot atau alur cerita yang terjadi di Bandung:
Ketika senja melingkupi Bandung, aku sudah berjalan sampai ujung kompleks, sampai tidak ada lagi pintu rumah yang bisa aku
ketuk. Di depanku hanya ada gerumbul semak belukar dan jalan setapak menuju jalan besar. Aku mengembuskan napas dan rasa
nyeri merayap di belakang kepalaku. Ahmad Fuadi: 119
Sewaktu Alif menempuh program S1 di Bandung dia mengikuti program pertukaran generasi muda antar Negara. Amerika adalah Negara
tujuan utama yang selalu menjadi impiannya ketika masih di podok Madani. Di Negara inilah Alif mendalami berbagai bidang ilmu yang
berkaitan dengan dunia kejurnalisan. Ini berarti sejalan dengan keinginannya kelak untuk menjadi seorang jurnalis.
Suasana Negara Amerika yang digambarkan dalam cerita dapat membuat pembaca seolah-olah ikut merasakan keindahan kota tersebut.
Kota Quebec yang merupakan bagian dari kota kecil yang terdapat di benua Amerika. Kota ini memiliki tanah yang berwarna kuning dan sifat
tanah yang cenderung gersang dan ringan berbeda dengan tanah yang ada di Meninjau kota kelahiran Alif. Di Quebec banyak terdapat pohon maple,
yaitu pohon yang memiliki daun berwarna merah merona ketika sedang musim semi dan akan berubah menjadi coklat ketika sudah hampir gugur.
Perbedaan budaya juga sangat dirasakan oleh Alif. Di Quebec orang dibiasakan untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasi
mereka. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian masyarakat Quebec perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
91
terhadap lingkungan yang bersih dari polusi. Dan yang paling mengejutkan lagi, di sana keamanan mereka baik dari segi fisik maupun
finansial sangat terjaga, sehingga ketika mau pergi kemanapun tidak perlu mengunci pintu karena tidak akan ada pencuri yang berniat mengambil
barang-barang si empunya rumah. Hal ini menunjukkan bahwa strata sosial penduduk yang ada di sana sama, yaitu golongan yang serba
kecukupan atau menengah ke atas. Hari menjelang sore ketika kami masuk ke batas kota Saint-
Raymond. Di tengah rimbunan maple, berdiri tegak sebuah plang lalu lintas berwarna h
ijau yang bertuliskan “Saint-Raymond 1 km”. aku semakin tidak sabar ingin melihat bentuk kota tempat kami
bermukim nanti. Berbagai pertanyaan berkecamuk di kepalaku. Kata Subastien, hanya sebuah kota kecil. Tapi sekecil apa? Lebih
kecil mana dibandingkan kampungku di Bayur, Meninjau? Ahmad Fuadi: 297
Selain terdapat berbagai peristiwa yang terdapat dalam novel
Ranah 3 Warna
alur yang dikisahkan dalam cerita merupakan alur campuran, di mana alur maju dan alur mundur digunakan dalam
penceritaan sebuah novel. percampuran itu terjadi hampir disemua cerita. Dengan perpaduan alur maju dan alur mundur ini, jalinan cerita menjadi
menarik dan tidak membosankan walaupun ceritanya sangat panjang dan berliku.
Novel ini dibagi menjadi beberapa episode. Masing-masing episode memiliki alur sendiri. Bagian pertama menceritakan Meninjau, latar
tempat terjadinya awal cerita yang mendominasi novel ini. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
92
Bagian berikutnya menceritakan tokoh utama yakni Alif. Alif termuat pada 4 bagian dalam novel ini. Jadi bisa dikatakan tokoh inilah
yang menjadi tokoh sentra, ialah yang merangkai alur cerita dari awal sampai akhir menghubungkan setiap bagian cerita.
Di bawah ini akan dipaparkan bagian dari plotalur pada tiap bagian khususnya ketika alur mencapai klimaks.Kehilangan salah seorang yang
dikasihinya menjadi klimaks awal dalam novel ini, terbukti dengan berawal dari kejadian pahit tersebut, Alif berusaha bangkit semampunya,
dan menyempurnakan mantera, bukan lagi sekedar Man Jadda Wajada tapi juga Man Shabara Zhafira, Siapa yang bersabar akan beruntung.
Kata-kata yang didengarnya pertama kali dari Kiai Rais, gurunya di Pondok Pesantren Madani membuatnya lebih sabar menghadapi hidup dan
sekali lagi mengajak pembacanya untuk ikut menyelami lika-liku perjuangan untuk mencapai kesabaran itu sendiri.
Enam bulan sejak ayah meninggal, aku sudah tidak tahan lagi dengan perang batin ini. Aku harus mengambil keputusan sekarang
juga. Aku harus berhenti kuliah.
Drop out.
Menguburkan impian ku kuliah dan pulang kampong membela amak dan adik-adikku. Kalau
mengenang susahnya lulus UMPTN, aku selalu galau. Aku juga ingat nasihat ayah untuk menyelesaikan kuliah. Tapi membiarkan
amak kerja mati-matian membuatku merasa berdosa. Aku pasti bisa bekerja di kampungku. Dengan pengalaman yang aku punya, aku
bisa mengajar di Madrasah, atau bisa menjadi pengurus masjid, atau aku bisa melamar jadi koresponden nasional.
Ahmad Fuadi: 104 perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
93
c. Tokoh dan Perwatakan
Dalam karya fiksi sering dipergunakan istilah tokoh atau penokohan, watak. Dalam hal ini tokoh diartikan sebagai pelaku
cerita.Tokoh cerita menurut Abrams 1981: 20, adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca
ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.
Jadi istilah penokohan sekaligus terkandung dua aspek, yakni isi dan bentuk.
Novel
Ranah 3 Warna
menampilkan tokoh-tokoh yang memiliki latar belakang sosial dan budaya yang berbeda-beda. Mulai dari tokoh
yang menjadi teman masa kecil di tanah Meninjau, tokoh yang berasal dari Kalimantan, dan tokoh yang berasal dari Negara Amerika. Di bawah ini
akan diuraikan beberapa tokoh yang terdapat dalam novel
Ranah 3 warna.
1. Tokoh Utama Alif Fikri