Nilai Pendidikan Budaya Nilai-nilai Pendidikan dalam Novel

134 ini berteriak-teriak senang dan sejenak aku ttidak mengerti kenapa. Begitu mendekat, mereka berebutan menyalami dan mencium tangan bang togar. Dari jauh, beberapa orang tua melambaikan tangan kea rah kami. Anak-anak ini dengan senang mengiringi ke mana pun kami berjalan. Bang togar bertanya tentang pelajaran sekolah m ereka. “Sebentar, Om punya hadiah buat kalian” serunya. Dia kembali ke mobil dan membawa keluar sebuah kardus besar yang berisi aneka macam panganan dan memberikannya kepada mereka. Setelah berterima kasih, anak-anak itu bubar, berlari membawa makanan itu ke rumah seng dan tripleks mereka. Ahmad Fuadi: 160

d. Nilai Pendidikan Budaya

Budaya adalah sebuah tradisi yang dibuat oleh suatu masyarakat dan dilestarikan secara turun-temurun oleh golongan masyarakat itu sendiri. Sebuah budaya yang sudah terlanjur melekat akan menjadi pedoman yang dapat menimbulkan nilai baik ataupun buruk dari masyarakat. Budaya yang timbul di masyarakat dapat berupa kebiasaan hidup sehari-hari, aturan, dan pola pikir manusia. Nilai budaya yang di tunjukkan dalam novel tampak pada cerita melalui perbedaan kebiasaan makanan yang di konsumsi oleh santri yang ada di pondok pesantren, anak kos, dengan masyarakat di Quebec. Pondok pesantren dan tempat kos-kosan adalah merupakan dua hal yang sama yaitu hidup sebagai perantauan yang harus menghemat segala bentuk keperluan termasuk juga makan. Hal ini dilakukan karena banyaknya kebutuhan yang harus diutamakan dan bersifat jauh lebih penting di bandingkan kebutuhan makan enak. commit to user 135 Di lingkungan pesantren para santri terbiasa makan dengan lauk sambel dan tambahan lauk lain seadanya. Sedangkan di tempat kos Alif terbiasa menyantap sarapan paginya dengan satu porsi bubur ayam dengan harga ekonomis yang tidak akan membuat kantongnya kering. Berbeda dengan di pondok dan tempat kos kebiasaan makan di Quebec dilakukan Alif dengan menyantap sup sebagai menu pembuka sarapan paginya. Setelah itu baru menyantap makanan roti atau nasi dengan lauk daging, sayur, dan masih banyak pilihan lauk lainnya. Tidak cukup di situ saja minuman yang di hidangkan bukan sekedar air putih saja melainkan berbagai jus buah segar tersedia di hadapannya. Hal itu menjadi dua sisi budaya yang bertolak belakang dengan kehidupannya semasa susahnya dahulu. Sambil mengobrol ngalor-ngidul, Mado berkeliling meja, menuangkan soupe aux pois yang berwarna kuning ke cawan putih kami sebagai entrée, makanan pembuka. Warna sup ini sekilas mirip kuah gulai kuning yang sering di masak amak, tapi lebih kental. Aku seruput sedikit dan tidak bisa berhenti menyeruput sam[pai tandas. “Ini makanan tradisional Quebec, dibikin dari kacang ercis kering yang berwarna kuning, terang Franc yang sudah menambah dua kali. Ahmad Fuadi: 313-314

B. Pembahasan

Kesuksesan Ahmad Fuadi merambah dunia sastra melalui novel Negeri 5 Menara yang kemudian dilanjutkan dengan novel keduanya Ranah 3 Warna adalah merupakan satu pembuktian bahwa Ahmad Fuadi merupakan sosok sastrawan muda yang piawai dalam merangkai kalimat dengan bahasa yang bisa commit to user