174
melalui tema besar mengenai siapa manusia, keberadaannya di dunia, dalam masyarakat
apa kebudayaannya, dan bagaimana proses pendidikannya. Berdasarkan hasil penelitian terhadap novel
Ranah 3 Warna,
peneliti menyimpulkan bahwa novel kedua dari trilogy navel Ahmad Fuadi ini memiliki criteria seperti yang dikemukakan oleh Mudji
Sutrisno. Dalam pembahasan ini akan peneliti paparkan empat nilai pendidikan yang terkandung dalam novel yang meliputi; nilai pendidikan
keagamaan, nilai pendidikan moral, nilai pendidikan sosial, dan nilai pendidikan budaya.
a. Nilai Pendidikan Agama
Menurut Koentjaraningrat 1984: 145 religi atau kepercayaan mengandung pengertian tentang segala keyakinan serta bayangan manusia
tentang sifat-sifat Tuhan, tentang alam gaib, segala nilai, norma, dan ajaran yang bersangkutan. Mengacu pada pendapat tersebut cakupan-
cakupan yang menandai tentang sifat-sifat keagamaan bersifat abstrak. Esensi religi atau agama terletak pada keyakinan. Religi bukanlah logika,
melainkan pancaran hidayah Tuhan yang langsung menembus hati manusia. Oleh sebab itu, manakala agama harus selalu dikaitkan dengan
logika, maka gagallah seseorang itu dalam memaknai agama. Nilai agama yang terkandung dalam novel
Ranah 3 Warna
adalah nilai agama islam. Hal ini tidak hanya tampak pada setting awal tenpat
kejadiannya yaitu pondok pesantren tetapi juga terdapat pada sejumlah paparan dalam bentuk dialog, monolog, dan perilaku-perilaku para tokoh
commit to user
175
dalam menjalankan syariat agamanya. Warna islami dalam noel sekaligus menandakan bahwa penulisnya selain beragama islam juga merupakan
pemeluk agama yang taat. Ahmad Fuadi, melalui novelnya memiliki cara lain dalam
menunjukkan keyakinan agama yang dianutnya. Ia tidak perlu berkhotbah tentang nilai-nilai kebenaran berdasarkan agama yang dianutnya,
melainkan cukup dengan menuliskan pikirannya melalui karya sastranya. Selain tersurat pembelajaran agama yang berkaitan dengan akidah, Al-
Quran, fiqih, akhlak, dan tarikh juga tersirat pembelajaran pendidikan tasawuf yang banyak mengajarkan manusia menjadi pribadi yang tangguh
dan tidak mudah berputus asa ketika menghadapi ujian pelik dalam hidupnya.
Nilai-nilai agama Islam yang termuat dalam novel ditunjukkan pengarang melalui perilaku tokoh dalam menjalankan syariat agama,
ketekunan tokoh untuk menjalankan ibadah sholat lima waktu adalah bukti utama kesadaran manusia dalam mensyukuri nikmat Allah. Di samping
ibadah sholat ucapan-ucapan islami juga sering dilakukan dalam percakapan dialog maupun monolog tokoh, seperti mengucapkan salam,
bismillah, hamdalah, subhanallah dan ucapan-ucapan syukur dan bentuk kepasrahan hamba kepada sang khaliqnya.
Tokoh Alif di gambarkan sebagai sosok yang dapat dijadikan panutan oleh para pembaca. Pribadinya sebagai seorang santri dan orang
yang berpendidikan benar-benar dibuktikan dalam bentuk perilaku serta perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
176
tutur kata yang diucapkannya. Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan pengarang memang benar-benar memosisikan dirinya sebagai pengarang
bukan sebagai seseorang yang menggurui pembaca. Pengarang menganggap pembaca akan lebih aktif dan merasa tidak dipaksa untuk
menyetujui segala nilai-nilai agama yang hendak disampaikan sesuai dengan keyakinan pengarang.
Nilai pendidikan agama adalah salah satu nilai yang masuk dalam kategori wajib disampaikan pengarang dalam setiap karya yang di
tulisnya. Karena di dalam agama banyak diyakini dapat mengajarkan manusia pada sebuah aturan hidup untuk menjadi manusia yang lebih baik.
Melalui agama, seseorang dapat terbentuk kepribadian hidup menjadi sosok manusia yang relegius, tidak semena-mena dalam bertindak, dan
merasa bahwa ada Allah yang selalu mengawasinya dalam setiap gerak- gerik yang diperbuatnya. Di dalam agama juga mengajarkan bahwa dalam
setiap tindakan dan perbuatan manusia akan diberikan ganjarannya kelak di akhirat.
Keyakinan seseorang terhadap agama yang dianutnya akan memberikan pengaruh baik terhadap perilaku dan segala perbuatannya.
Hal ini disebabkan agama merupakan wahyu yang diturunkan langsung oleh Allah, bukan merupakan peraturan yang dibuat oleh manusia. Jika
dalam peraturan yang dibuat oleh manusia terkadang ada satu atau dua hal yang tidak sependapat dengan hati manusia, akan tetapi kalau dalam
agama manusia akan selalu tunduk dan taat atas apa saja yang menjadi perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
177
ajaran dan lrangan dalam agama yang dianutnya tersebut. Manusia menyadari sepenuhnya bahwa manusia lahir ke dunia itu karena ada yang
menciptakannya, yaitu sebuah Dzat yang yang lebih sempurna dari ciptaannya dan lebih kuat dari yang diciptakannya.
b. Nilai Pendidikan Moral