Kebutuhan Aktualisasi Diri Aspek Psikologi Watak dalam Novel

125 akan mampu menembus ujian UMPTN Perasaan lemah dan gundah tidak dapat dia sembunyikan. “Hmm, kuliah di mana setelah pesantren? Emangnya wa‟ang bisa kuliah ilmu umum? Kan tidak ada ijazah SMA? Bagaimana akan ikut UMPTN? ” pertanyaan Randai berentetan dan berbunyi sengau. Seperti merendahkan. Rasanya telak menusuk harga diriku. Darahku pelan-pelan terasa naik ke ubun-ubun. Kawanku sikumboh bersorak dari bukit-bukit di sekeliling danau. Suara koor mereka yang magis seperti di bawa angin, melantun-lantun ke segala penjuru danau, seperti ikut menanyai diriku. Ahmad Fuadi: 4

e. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Ketika semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah kebutuhan meta atau kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu mampu mewujudkannya memakai secara maksimal seluruh bakat, kemampuan, potensinya. Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri self fulfillment. Untuk menyadari semua potensi dirinya untuk menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya, dan menjadi kreatif serta bebas mencapai puncak prestasinya. Alif sebagai tokoh utama cerita selalu berusaha mengaktualisasikan dirinya dengan segenap usaha untuk mencapai cita-cita dan apa yang menjadi keinginannya. Perjuangan tokoh dalam usahanya mengaktualisasikan diri ditunjukkan pada setiap episode cerita. Pertama usaha Alif untuk bisa mendapatkan ijazah setara SMA dia lakukan dengan penuh kerja keras. commit to user 126 Mengejar ketinggalannya selama tiga tahun di dunia pendiikan tingkat SMA bukanlah merupakan sebuah hal yang mudah. Berbagai usaha dia lakukan, mulai dari mencari guru pembimbing sampai dengan meminjam buku ke teman-temannya. Hal itu dia lakukan sebagai bukti bahwa dia merasa mampu untuk mendapatkan ijazah paket C dengan nilai bagus. Usaha kedua untuk menggapai cita-citanya masuk perguruan tinggi negeri dia lakukan melalui tes UMPTN. Belajar dengan keras dan berdo‟a itu adalah kunci kesuksesan bagi Alif. Dia sudah mengerjakan kewajibannya untuk memenuhi persyaratan lulus UMPTN tinggal Allah yang berhak menentukan. Pada akhirnya perjuangan Alif Pun membuahkan hasil. Dia yang selama ini tercatat sebagai lulusan pesantren yang diragukan kemampuannya untuk menembus UMPTN akhirnya keraguan itu terbantahkan juga. Dia berhasil melewati ujian masuk perguruan tinggi negeri dan di terima di UNPAD Bandung. Kepuasan muncul dalam hati Alif, begitu juga ucapan rasa syukur tidak henti- hentinya dia panjatkan kepada Allah yang selama ini selalu mengabulkan doa-doanya. Keyakinan dalam diri Alif akan adanya kemudahan jalan bagi orang yang menuntut ilmu terlanjur melekat kuat. Selama ini dia merasa mampu untuk menggapai segala keinginannya. Pelajaran yang dia dapatkan di pondok Madani lebih dari cukup untuk menjadi bekal menaklukkan segala yang ada di dunia termasuk niatnya untuk pergi ke tanah Amerika. perpustakaan.uns.ac.id commit to user 127 Alif bukanlah orang yang mudah puas dengan keberhasilan yang sudah dia peroleh selama ini. Impiannya untuk bisa pergi ke negeri Amerika menjadi tujuan besar dalam hidupnya. Segala hal yang menjadi persyaratan tes masuk pertukaran pemuda antarnegara dia lakukan dengan sungguh-sungguh. Satu hal yang menjadikannya hampir tidak lolos dalam ujian tersebut. Itu di karenakan adanya tes olah fokal dan tes menampilkan kesenian tradisional bangsa Indonesia. Salah satu yang menjadi kelemahannya adalah Alif tidak memiliki suara bagus dan juga tidak pandai menari. Tapi bukan Alif namanya kalau dia tidak melakukan segala usaha untuk gigih menggapai impiannya. Dari situlah usaha untuk meyakinkan dewan juri dia lakukan. Dia berbicara dengan tegas layaknya orang yang sedang berpidato. Dia meyakinkan bahwa ia layak terpilih menjadi perwakilan bangsa. Walaupun dia tidak bisa menyanyi dan menari tapi dia memiliki banyak tulisan yang sudah pernah diterbitkan di Koran-koran. Hal itu menurutnya menjadikan modal bahwa bangsa Indonesia dapat memperkenalkan segala kebudayaannya melalui tulisan dan pemikiran-pemikiran jenius seperti dirinya. Aku mengambil Koran Kompas dari ransel dan menunjuk-nunjuk tulisannya yang dimuat. “ Aku ingin bisa menulis seperti ini. Kali ini kalau aku malas, maka taruhanku adalah putus sekolah dan mati kelaparan di sini. Apapun akan aku hadapi untuk bisa terus kuliah”. Ahmad Fuadi: 139 commit to user 128

3. Nilai-nilai Pendidikan dalam Novel