122
preman itu berkata mati atau menyehkan seluruh barang berharganya. Akhirnya Alif memutuskan untuk mempertahankan hidupnya dia tidak
mau mati konyol hanya karena kegigihannya mempertahankan barang- barang yang dia miliki.
“Ampun, ampun, Aa. Ambil saja semua, tapi jangan lukai saya”. Aku mendengar suaraku bergetar-getar di tengah dentangan tetes
hujan di atap seng di atasku.Takut bertingkah aku berlutut membuka tas dan memperlihatkan parfum, odol, dan mukena
jualanku. Tangannya mengobrak-abrik dengan kasar. Mengambil beberapa barang sembarangan, termasuk odol. Mungkin dia merasa
harus menggosok giginya yang kuning seprti jagung muda. Si kurus mencampakkan dompet ke depanku. Kosong.
Ahmad Fuadi: 122
c. Kebutuhan Dimiliki dan Cinta
Belonging
dan
Love
Kebutuhan dimiliki menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang dominan. Orang sangat peka dengan kesendirian,
pengasingan, ditolak lingkungan, dan kehilangan sahabat atau kehilangan cinta. Kebutuhan dimiliki ini terus penting sepanjang hidup.
Dalam penceritaan novel
Ranah 3 Warna ini
dapat terbukti jelas ketika Alif yang sangat mengasihi ayahnya harus kehilangan cintanya
karena di tinggal mati oleh ayahnya. Orang yang selama ini dia cintai dan kasihi harus pergi untuk selama-lamanya. Keterpurukan dan rasa
kesendirian yang teramat menyiksa batin bahkan raganya juga. Untuk mengobati rasa kesendirian dan keterpurukan itu tidaklah
mudah. Dia membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk dapat menyembuhkan rasa dukanya. Akibat tidak terpenuhinya
commit to user
123
kebutuhan dicintai dan disayangi tersebut kehidupan serta perilaku Alif yang periang berubah menjadi pemuda yang cengeng, lemah, dan
kehilangan semangat hidup. Begitu juga ketika Alif tidak bisa mendapatkan cinta Raisa sang
pujaan hatinya. Raisa adalah gadis yang menjadi pilihan hatinya sejak pertama bertemu. Dia belum sempat mengucapkan kata cintanya kepada
Raisa. Momen wisuda dia anggap sebagai momen yang tepat untuk
menyampaikan segala perasaan cinta yang terpendam selama ini. Tapi ternyata kenyataan berbalik lain. Randai sahabatnya terlebih dahulu
meminang Raisa untuk dijadikan pendamping hidup. Peristiwa tersebut membuat hati Alif hancur di tengah kebahagiaan para tamu undangan
wisuda. Dia merasakan dunia yang sempit dan tidak secerah hari-hari ketika bisa memandang wajah Raisa yang justru dimiliki oleh temannya
Randai. Aku terduduk lunglai di kasur tipisku. Rasanya kasur ini bagai
pulau mungil di tengah lautan besar yang marah, aku terkurung dan ombak besar bergulung-gulung siap menelan pulau ringkih ini.
Ombak besar ini muncul dalam bentuk kematian ayah, kehabisan uang saku, dan ujian semester yang mengintai.
Ahmad Fuadi: 102 Setiap tetes darahku rasanya surut seketika ke jantungku dan
membeku di sana. Telingaku berdenging-denging. Rasanya aula tempat wisuda ini gemeratak dan runtuh berkeping-keping.
Membawa semuanya rata tanah, debu beterbangan pekat, dan aku terkapar tidak berdaya. Tanganku yang sudah memegang surat dan
commit to user
124
hamper mengeluarkan dari saku, surut kembali, seperti undur- undur terkejut.
Ahmad Fuadi: 459
d. Kebutuhan Harga Diri