63 ketela di Dusun Bantulkarang, Ringinharjo, Bantul meliputi tiga tahap
yaitu : perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Program pemberdayaan perempuan melalui aktivitas wirausaha emping ketela juga telah
menghasilkan produk emping ketela yang menjadi ciri khas Bantulkarang yang kemudian dipasarkan kepada konsumen. Berikut ini
akan diuraikan mengenai latar belakang serta tahapan-tahapan program pemberdayaan perempuan melalui aktivitas wirausaha emping ketela.
a. Awal Terbentuknya Aktivitas Wirausaha Emping Ketela
Kelompok Emping Ketela Telo Mulyo merupakan program dari pemberdayaan perempuan atas saran dari pemerintah, meskipun
pembentukannya hasil dari gagasan pengrajin emping ketela sendiri. Perempuan dalam kelompok ini adalah ibu-ibu rumah tangga yang
memiliki waktu luang dan perempuan lanjut usia yang memang masih produktif. Anggota maupun pengurus tidak direkrut secara
ketat, hanya bagi siapa saja yang ingin masuk dalam kelompok ini adalah pengrajin emping ketela. Selanjutnya anggota dalam
kelompok ini diberikan pelatihan dan pendampingan agar dapat mengembangkan produk emping ketela. Berdasarkan keterangan
yang diperoleh peneliti, Ibu “BY” menyatakan bahwa awalnya karena para pengrajin emping ketela ingin mencari bantuan berupa
alat-alat dan modal untuk pembuatan emping ketela, namun syaratnya harus mempunyai kelompok sedangkan pengrajin emping
ketela tersebut tidak mempunyai kelompok.
64 “karena pertama mencari bantuan alat-alatnya harus dengan
syarat memiliki kelompok, oleh karena itu kami para pengrajin emping ketela sepakat membuat kelompok agar mudah dalam
mencari bantuan alat-alatnya dan modal.” CL 5, 172016, hal:122
Permasalahan yang dihadapi para pengrajin emping ketela
pada saat pertama pembuatan emping ketela adalah modal dan peralatannya, karena rata-rata pengrajin emping ketela ini
anggotanya hanya ibu rumah tangga yang belum memiliki penghasilan. Oleh karena itu, akhirnya membentuk kelompok agar
mudah dalam mencari bantuan untuk proses produksi. Selain itu juga untuk mengisi waktu luang ibu-ibu rumah tangga. Hal ini
diungkapkan oleh Ibu “ST” selaku ketua kelompok yaitu sebagai berikut:
“iya mbak, kami bersama-sama membuat kelompok untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah dengan membentuk
kelompok Telo Mulyo. Karena kalau punya kelompokkan mencari bantuan menjadi mudah, soalnya pembentukan
kelompok ini juga atas masukan dari pemerintah, selain itu juga untuk mengisi waktu luang ibu-ibu rumah tangga yang
dirumah hanya mengurus anaknya.” CL 3, 2762016, hal:118
Pernyataan lain yang melatarbelakangi terbentuknya kelompok emping ketela Telo Mulyo juga disampaikan oleh Bapak “SJ” selaku
Ketua Dukuh dan penasehat dikelompok. “sejarahnya karena adanya masukan dari pemerintah mbak
yaitu untuk membuat kelompok agar mudah dalam pengadaan pelatihan dan pendampingan dalam pembuatan emping ketela
serta dalam mengajukan bantuan kepada pemerintah ataupun pihak lain.” CL 12, 1972016, hal:136