Kajian Pustaka PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI AKTIVITAS WIRAUSAHA EMPING KETELA DI DUSUN BANTULKARANG, RINGINHARJO, BANTUL.

17 Secara umum sifat perempuan yaitu keindahan, kelembutan serta rendah hati dan memelihara. Menurut Sri Rejeki dalam Remiswal 2013 : 34 menyatakan bahwa, “perempuan merupakan sumber daya manusia yang memiliki peranan dalam pembangunan bangsa. Namun perempuan masih sukar mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara karena disebabkan lima faktor yaitu: 1 sistem tata nilai budaya yang masih menggunakan pola patriarkhi; 2 masih banyak peraturan perundang-undangan dengan bias gender sehingga perempuan kurang mendapat perlindungan yang setara dengan laki- laki; 3 adanya kebijakan dan program pembangunan yang dikembangkan secara bias gender, sehingga perempuan kurang mendapat kesempatan mengakses, mengontrol, berpartisipasi dan menikmati hasil pembangunan; dan 4 adanya pemahaman dan penafsiran ajaran agama yang kurang tepat sebagai akibat dari banyak pemuka agama yang mengggunakan pendekatan tekstual dibanding kontekstual.” Berdasarkan pada beberapa pengertian diatas, maka perempuan adalah seseorang yang bisa hamil, melahirkan anak, sosok yang lemah lembut, serta mereka cenderung memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan perempuan masih sukar mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat. Sangat berbeda antara perempuan pada jaman dulu dengan perempuan pada jaman sekarang. Perempuan pada jaman dahulu hanya bisa didapur, dikamar, dan mengasuh anaknya. Tetapi sekarang seiring berjalannya waktu dan adanya emansipasi wanita yang dipelopori oleh R.A. Kartini, perempuan dapat beraktivitas dan bekerja diluar rumah, selain itu perempuan pada jaman sekarang kedudukannya hampir sama dengan laki-laki apabila dilihat dari segi pekerjaan. 18 Tetapi hal tersebut tidak mengurangi peranan wanita yang berkewajiban mengasuh anak dan tetap menomor satukan keluarga. Menurut Aliedha 2010 pemberdayaan perempuan merupakan suatu usaha, proses yang bertujuan memberikan kemampuan bagi perempuan sehingga perempuan dapat lebih banyak berperan dalam masyarakat. Perempuan tidak lagi pasif dan tidak tertinggal. Pemberdayaan perempuan merupakan upaya meningkatkan kemampuan perempuan dalam memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya dalam seluruh aspek kehidupan Kemensos, 2011:11. Menurut Kementerian Sosial RI 2012:13 Pemberdayaan kaum wanita adalah aktivitas refleksi, suatu proses yang mampu diisiasikan dan dipertahankan hanya oleh agen atau subyek yang mencari kekuatan atau penentuan diri sendiri self education. Menurut Mely G Tan dalam Smita Noto Susanto dan E. Kristi Poerwandari, 1997:12, mengatakan bahwa: “pemberdayaan perempuan adalah meningkatkan keinginan, tuntunan membagi kekuasaan sharing power dalam posisi setara equal, representasi serta partisipasi dalam pengambilan keputusan, yang menyangkut kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”. Dari beberapa pengertian mengenai pemberdayaan perempuan diatas maka dapat diketahui bahwa sesungguhnya perempuan dan laki-laki itu sama, yang membedakan adalah kalau 19 perempuan melahirkan anak dan menyusui. Serta perempuan juga berhak mendapatkan pendidikan pekerjaan yang layak dan memiliki kedudukan yang sama antara perempuan dan laki-laki dalam berpartisipasi dan pengambilan keputusan. Jadi, pemberdayaan perempuan adalah usaha sadar bagi perempuan yang tidak berdaya bisa mendapatkan kontrol yang lebih banyak terhadap kondisi atau keadaan dalam hidupnya mencakup fisik dan intelektual, keyakinan, nilai dan pemikiran, serta perempuan dapat berdaya dan mampu memandirikan kehidupannya dan mampu menguasai keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kehidupannya. Pemberdayaan perempuan juga memiliki sedikitnya tiga aspek dalam pemaknaan terhadap konsep pemberdayaan wanita yaitu: a penciptaan kondisi yang mampu mengembangkan potensi wanita; b penguatan potensi modal sosial wanita untuk meningkatkan mutu kehidupan mereka; dan c pencegahan, perlindungan, serta pengentasan kaum wanita dari ketertindasan dan kemarginalan di segala bidang Kemensos RI, 2012:13. c. Tujuan Pemberdayaan Menurut Edi Suharto 2009:60, tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan masyarakat, khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal misalnya persepsi mereka sendiri, maupun 20 karena kondisi eksternal misalnya ditindas oleh struktur sosial yang tidak adil. Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri Ambar Teguh Sulistiyani, 2004:80. Serta Meita Wulan Sari 2013:91 juga mengemukakan bahwa tujuan pemberdayaan seyogyanya didasarkan pada kebutuhan riil real-needs masyarakat dan bukan hanya sekedar kebutuhan yang dirasakan felt-need. Dari beberapa pendapat diatas mengenai tujuan dari pemberdayaan, dapat disimpulkan bahwa tujuan pemberdayaan merupakan proses memberi kekuatan kepada masyarakat terutama kaum perempuan agar mereka tidak mudah ditindas dan hak-hak perempuan dapat terpenuhi. Selain itu juga untuk memandirikan masyarakat serta mampu menghadapi tantangan global yang saat ini kemajuannya sangat pesat, terutama dalam kegiatan perkonomian. Pada saat ini masyarakat dituntut mampu mengembangkan sumber daya yang ada melalui ketrampilan yang mereka miliki. Karena melalui ketrampilan yang masyarakat miliki maka itu akan menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat, tentunya pemberdayaan melalui ketrampilan tersebut didukung dengan kebutuhan masyarakat luas. Apabila proses pemberdayaan tersebut sesuai dengan yang masyarakat butuhkan tentunya proses tersebut dapat berjalan sesuai dengan rencana dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan masyarakat. 21 d. Pendekatan Pemberdayaan Mencapai tujuan pemberdayaan memerlukan proses dalam pelaksanaannya, menurut Suharto dalam Edi Suharto, 2009:67-68 proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan dapat dicapai melalui penerapan pendekatan sebagai berikut: pemungkinan, penguatan, perlindungan, penyokongan dan pemeliharaan. Proses dan pencapain tujuan pemberdayaan masyarakat adalah: 1 Pemungkinan Proses pemungkinan adalah menciptakan suasana yang memungkinkan masyarakat untuk berkembang secara optimal. Selain itu juga dengan adanya pemberdayaan mampu menghapuskan masyarakat dari kelompok-kelompok tertentu yang dapat menghalangi tercapainya pemberdayaan. Sehingga masyarakat dapat berkembang sesuai dengan kreativitas tanpa adanya batasan atau perbedaan ras, suku dan agama. 2 Penguatan Penguatan berarti memperkuat kemampuan dan pengetahuan yang sudah dimiliki dalam masyarakat khususnya dalam memecahkan berbagai masalah maupun dalam hal memenuhi kebutuhan. Pemberdayaan merupakan upaya mengembangkan kemampuan masyarakat dan mengembangkan kepercayaan diri masyarakat yang bertujuan agar masyarakat dapat mandiri. 3 Perlindungan 22 Perlindungan dalam pemberdayaan dimaksudkan untuk melidungi kelompok yang lemah agar tidak selalu tertindas dengan kelompok yang kuat. Adanya pemberdayaan maka dapat meminimalisir adanya persaingan yang tidak sehat antar kelompok. Karena disini kelompok yang kuat merasa bahwa mereka dapat berbuat apa saja terhadap kelompok yang lemah tanpa memikirkan dampak dari yang dilakukan. Oleh karena itu, pendekatan pemberdayaan berupa perlindungan disini sangat berguna untuk membebaskan seseorangkelompok dari penindasan. 4 Penyokongan Penyokongan juga berarti dorongan atau motivasi masyarakat agar mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas yang dijalaninya. Motivasi ini bertujuan untuk mendorong agar masyarakat tidak terjatuh kedalam posisi yang lebih lemah. Selain itu, penyokongan ini bermaksud untuk menjadikan masyarakat yang bertanggung jawab serta memiliki motivasi untuk dapat hidup yang lebih baik. 5 Pemeliharaan Pemeliharaan adalah dalam hal menjaga agar kondisi dimasyarakat selalu kondusif dan seimbang antara pemegang kekuasaan dan masyarakat. Dengan adanya pemeliharaan maka memungkinkan setiap orang untuk memperoleh kesempatan 23 dalam berusaha. Oleh karena itu, maka masyarakat dapat hidup berdampingan sesuai dengan apa yang mereka rencanakan demi mencapai tujuan bersama. Dari beberapa uraian mengenai pendekatan pemberdayaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa proses pemberdayaan dapat tercapai apabila kelima aspek tersebut dapat terpenuhi. Serta dalam pelaksanaannya harus saling mendukung dan memberikan motivasi antara pihak yang kuat dan pihak yang lemah, dan pihak yang kuat mampu memberikan dorongan, peluang dan kesempatan kepada yang lemah untuk berusaha. Pada tahap akhir adanya pemeliharaan yaitu agar semua yang telah berjalan dapat terjaga dan dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan demi mencapai tujuan dan kebutuhan bersama yang masyarakat inginkan. e. Tahap-tahap Pemberdayaan Demi mewujudkan pemberdayaan agar dapat mencapai tujuan apa yang telah direncanakan, tentunya ada proses atau tahapan-tahapan yang harus dilewati. Sama halnya dengan pemberdayaan juga memerlukan beberapa tahapan-tahapan agar pemberdayaan dapat berjalan sesuai rencana dan mencapai tujuan yang masyarakat harapkan. Menurut Ambar Teguh Sulistiyani 2004:83 tahapan- tahapan yang harus dilalui tersebut adalah meliputi: “a tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan 24 peningkatan kapasitas diri, b tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran didalam pembangunan, c tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian.” Tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam pemberdayaan perempuan adalah sebagai berikut: 1 Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku, dalam tahap ini pihak pemberdaya berusaha untuk menciptakan kondisi dan memfasilitasi berlangsungnya proses pemberdayaan, agar proses pemberdayaan tersebut dapat berjalan secara efekti dan efisien. Melalui tahap penyadaran maka masyarakat akan terbuka oleh kondisi yang sedang mereka hadapi. Setelah mereka mengetahui maka masyarakat akan mampu mengetahui apa yang mereka lakukan untuk menghadapi kondisi tersebut. 2 Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, dan kecakapan ketrampilan. Pada tahap kedua ini akan dapat berjalan apabila tahap pertama masyarakat telah mampu melewatinya. Pada tahap ini masyarakat akan mencari tahu apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat sesuai dengan ketrampilan yang mereka miliki. Keadaan ini akan membantu masyarakat untuk belajar ketrampilan, sehingga dapat membuka 25 wawasan pengetahuan tentang ketrampilan kepada masyarakat yang nantinya akan bermanfaat bagi mereka untuk kedepannya. 3 Tahap peningkatan kemampuan intelektual dan kecakapan ketrampilan yang diperlukan. Pada tahap terakhir ini dapat membentuk masyarakat menjadi masyarakat yang mandiri dan memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang luas akan kondisi masyarakat yang mereka hadapi. Kemandirian dan ketrampilan masyarakat akan terbentuk apabila masyarakat mampu membuat inovasi dilingkungan masyarakatnya, yang nantinya inovasi tersebut mampu mengembangkan diri mereka untuk mencapai tujuan pemberdayaan yang mereka harapkan. Sedangkan menurut Oda 2011, proses pemberdayaan perempuan mencakup kegiatan: “a menemukan masalah, hambatan dan peluang untuk mengembangkan perikehidupan mereka melalui Partisipatori Reseach Apraisal PRA. Merencanakan kegiatan hasil identifikasi dengan menggunakan teknik perencanaan partisipatif, b mengakses sumber daya yang tersedia baik internal maupun eksternal yang bisa mendukung kegiatan masyarakat, c melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya, d membangun dan melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi untuk membantu perempuan dalam menilai perkembangan, melakukan perubahan kegiatan yang diperlukan dan menetapkan kegiatan selanjutnya.” Menurut uraian tentang tahapan-tahapan pemberdayaan di atas dapat disimpulkan bahwa tahapan pemberdayaan harus dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan. Masyarakat 26 perlu adanya penyadaran terlebih dahulu agar masyarakat mampu melihat kondisi yang ada diluar sebelum mereka melaksanakan ketrampilan yang mereka kuasai. Setelah tahap tersebut berhasil maka langkah selanjutnya yaitu memberikan ketrampilan dasar dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh masyarakat sesuai dengan kondisi mereka, agar masyarakat mampu berdaya dan hidup mandiri. Setelah itu apabila masyarakat telah mampu mandiri dengan usaha ketrampilan maka tahap selanjutnya adalah, mendampingi dan mengembangkan keterampilan mereka agar dapat membuat inovasi baru yang bermanfaat untuk masyarakat. Serta selain pendampingan juga diperlukan adanya evaluasi agar masyarakat mengetahui kekurangan dan nantinya mayarakat dapat memperbaiki ketrampilan tersebut untuk kedepannya agar lebih baik. f. Penyelenggaraan Program Pemberdayaan Perempuan Dalam penelitian ini penyelenggaraan program pemberdayaan perempuan meliputi tiga tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 1 Perencanaan Menurut Didin Kurniadin dan Imam Machali 2013:129 perencanaan adalah aktivitas pengambilan keputusan tentang sasaran objectives yang akan dicapai, tindakan 27 yang akan diambil dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran tersebut, dan siapa yang akan melaksanakan tugas tersebut. Sedangkan menurut Djudju Sudjana 2006: 8-9 fungsi perencanaan planning adalah kegiatan bersama orang lain danatau melalui orang lain, perorangan danatau kelompok, berdasarkan informasi yang lengkap, untuk menentukan tujuan-tujuan umum goals dan tujuan-tujuan khusus objectives program pendidikan luar sekolah, serta rangkaian dan proses kegiatan untuk mencapai tujuan program. Aspek dalam perencanaan meliputi a apa yang dilakukan; b siapa yang harus melakukan; c kapan dilakukan; d di mana dilakukan; e bagaimana melakukannya; f apa saja yang diperlukan agar tercapai tujuan yang maksimal Didin Kurniadin dan Imam Machali, 2013:127. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah kegiatan awal yang dilakukan untuk memulai suatu kegiatan usaha. Didalam tahap perencanaan ini suatu kegiatan meliputi siapa, dimana, tujuan, sasaran dan obyek, serta jenis kegiatan yang akan dilakukan. 2 Pelaksanaan Pelaksanaan dalam mengadakan program terdiri dari dua kegiatan yaitu: penggerakan dan pengorganisasian. Menurut 28 Didin Kurniadin dan Imam Machali 130:2013 pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan atau pembagian pekerjaan yang dialokasikan kepada sekelompok orang atau karyawan yang dalam pelaksanaannya diberikan tanggung jawab dan wewenang sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Sementara penggerakan adalah upaya untuk menggerakkan atau mengarahkan tenaga kerja man power serta mendayagunakan fasilitas yang ada yang dimaksud untuk melaksanakan pekerjaan secara bersama Didin Kurniadin dan Imam Machali, 2013:131. Pada tahap pelaksanaan ini ada dua kegiatan yaitu penggerakan dan pengorganisasian. Dimana kedua kegiatan tersebut sangat penting untuk kegiatan usaha emping ketela yang akan dijalani. Penggerakan dilakukan untuk mengarahkan tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kemampuan. Selain itu pengorganisasian yang berguna untuk mengatur segala kondisi atau kedaan didalam sebuah kegiatan usaha, agar kegiatan usaha tersebut dapat berjalan dengan lancar dan segala hambatan dapat dipecahkan bersama. 3 Evaluasi 29 Menurut Djuju Sudjana 2006:9-10 penilaian evaluating adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data untuk masukan dalam pengambilan keputusan mengenai program yang sedang danatau telah dilaksanakan. Anas Sudijono 2012:23 mengemukakan bahwa evaluasi pendidikan dapat dibedakan menjadi dua yaitu: evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. a Evaluasi formatif Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan di tengah-tengah proses belajar sedang berlangsung, evaluasi formatif bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memahami materi yang telah disampaikan dan untuk mengetahui kesesuaian tujuan pengajaran yang telah ditentukan. b Evaluasi sumatif Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah selesainya seluruh materi atau pelajaran diberikan. Tujuan dari evaluasi sumatif sendiri adalah untuk menentukan nilai dari peserta didik setelah menempuh program pelajaran sesuai dengan jangka waktu tertentu. 30 Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi dibedakan menjadi dua yaitu evaluasi formatif yang dilakukan pada saat proses kegiatan sedang berlangsung, yang kedua evaluasi sumatif yaitu dilaksanakan setelah kegiatan selesai. Kedua evaluasi tersebut memiliki tugas yang berbeda namun kedua evaluasi tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengetahui sejauh mana peserta disik mengerti akan kegiatan dan memberikan penilaian tentang kegiatan peserta didik. 4 Dampak Dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik negatif maupun positif. Menurut Djuju Sudjana 2006:95, pengaruh outcome adalah dampak yang dialami peserta didik atau lulusan setelah memperoleh dukungan dari masukan lain. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dampak adalah akibat yang ditimbulkan karena adanya suatu sebab yang telah dilakukan. Dampak dapat berupa negatif dan positif, sesuai dengan individu masing- masing dalam menyikapi suatu kejadian yang telah dialami. 31 2. Wirausaha Emping Ketela a. Pengertian Wirausaha Menurut Prawirokusumo dalam Suryana 2006:10, pengertian wirausaha adalah: “mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang opportunity dan perbaikan preparation hidup”. Menurut David E. Rye 1996 dalam PO Abas Sunarya 2011:35, pengertian wirausaha adalah: “wirausaha adalah seoorang yang mengorganisasikan dan mengarahkan usaha baru. Wirausaha berani mengambil resiko yang terkait dengan proses pemulaian usaha”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah mereka yang memiliki kemampuan, kemauan dan berani dalam mengambil resiko dari usaha yang dilakukannya, serta pandai melihat peluang-peluang yang ada didepan mereka yang ada untuk dilaksanakan. Seorang wirausaha agar menjadi wirausaha yang sukses harus mampu mengambil resiko, tidak putus asa dan tetap memiliki jiwa untuk tetap semangat belajar dan berusaha. b. Jenis-jenis wirausaha Kewirausahaan memiliki berbagai bentuk baik secara langsung untuk menjalankan usaha dan dengan penuh semangat atas dasar pikiran sendiri, hingga meniru dengan keberhasilan orang lain. 32 Menurut Williamson dalam Winardi,J 2003 menyampaikan jenis-jenis kewirausahaan, diantaranya sebagai berikut: “1 Innovating Entrepreneurship, 2 Imitative Entrepreneurshipp, 3 Fabian Entrepreneurship, 4 Drome Entrepreneurship”. Jenis-jenis kewirausahaan diantaranya sebagai berikut: 1 Innovating Entrepreneurship Entrepreneurship demikian dicirikan oleh pengumpulan informasi secara agresif serta analisis tentang hasil-hasil yang dicapai dari kombinasi-kombinasi baru yang berupa faktor- faktor produksi. Orang-orang para entrepreneurship dalam kelompok ini umumnya bereksperimen secara agresif dan mereka tampil mempraktekkan transformasi-transformasi kemungkinan-kemungkinan atraktif. 2 Imitative Entrepreneurship Entrepreneurship demikian dicirikan oleh kesediaan untuk menerapkan intinya:meniru inovasi-inovasi yang berhasil diterapkan oleh kelompok para inovating entrepreneur. 3 Fabian Entrepreneurship Entrepreneurship demikian dicirikan oleh sikap yang teeramat berhati-hati dan skeptical yang mungkin sekedar sikap inersia tetapi yang segera melaksanakan peniruan- peniruan menjadi jelas sekali, bahwa apabila mereka tidak 33 melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif mereka didalam industri yang bersangkutan. 4 Drome Entrepreneurship Entrepreneurship demikian drome berarti : malas dicirikan oleh penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam produksi, sekalipun hal tersebut mengakibatkan mereka akan rugi dibandingkan dengan para produsen lainnya. c. Wirausaha sukses Wirausaha berasal dari kata wira dan usaha, kata wira artinya pahlawan atau pejuang, sedangkan usaha artinya adalah perbuatan, sikap, atau berbuat sesuatu. Wirausaha adalah orang yang menjalankan wirausahausaha itu sendiri. Orang yang memiliki jiwa wirausaha mampu melihat peluang kesempatan bisnis dengan cara mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan, serta memiliki pengetahuan yang luas tentang lingkungan tempat usaha, misalnya: dalam mengelola modal, mencari sumber daya sebagai bahan usaha, dan sumber daya manusia sebagai tenagakerja. Wirausahawan sukses adalah keinginan setiap orang. Menyikapi kondisi perekonomian di Indonesia yang hingga saat ini belum menentu, dimana masih begitu banyak pengangguran, sulitnya mencari pekerjaan, maka menciptakan lapangan kerja 34 sendiri merupakan salah satu solusi terbaik dalam memecahkan masalah perekonomian tersebut. Untuk itu harus menemukan peluang usaha yang tepat sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang nantinya benar-benar dapat menigkatkan taraf hidup masyarakat. Wirausaha apapun bentuknya ternyata terkendala dengan permodalan, pemasaran produk, bahkan adapula wirausahawan yang harus jatuh bangun untuk mencapai kesuksesan. Wirausahawan yang bisa sukses hingga saat ini mungkin dapat dikatakan tidaklah banyak, namun memang terdapat beberapa diantaranya yang memang sudah berhasil dalam merintis usahanya dari bawah hingga mencapai puncak kesuksesan. Dengan peralatan seadanya dan dengan modal yang kecil, wirausahawan tersebut bisa sukses. d. Karakteristik wirausaha Menurut Winardi 3003:38 dalam Yuyus Suryana 2011:56, mengemukakan sejumlah tipikal entrepreneur yang antara lain mencakup: “lokus pengendalian internal; para intrepreneur beranggapan bahwa mereka berkemampuan untuk mengendalikan nasib mereka sendiri, mereka mampu mengarahkan diri mereka, dan juga mereka menyukai otonomi. Tipikal wirausaha tersebut antara lain; 1 tigkat energi tinggi, 2 kebutuhan tinggi akan prestasi, 3 toleransi terhadap ambiguitas, 4 kepercayaan diri, 5 berorientasi pada action”. 35 1. Tingkat energi tinggi; para entrepreneur merupakan manusia yang persisten, yang bersedia bekerja keras dan berupaya meraih keberhasilan. 2. Kebutuhan tinggi akan prestasi; yaitu termotivasi untuk bertindak secara individual untuk melaksanakan pencapaian tujuan yang menantang. 3. Toleransi terhadap ambiguitas; bahwa para entrepreneur merupakan manusia yang bersedia menerima resiko, dan mentoleransi situasi yang menunjukkan tingkat ketidakpastian yang tinggi. 4. Berorientasi pada action; berupaya bertindak mendahului munculnya masalah, ingin menyelesaikan tugas secara cepat, dan tidak berrsedia menghamburkan waktu yang berharga. Menurut Meredith 2005 dalam Yuyus Suryana 2011:62; “seorang wirausaha haruslah seorang yang mampu melihat kemasa depan. Melihat ke depan berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pmecahannya”. 36 Untuk menjadi wirausaha tersebut seseorang harus memiliki karakter sebagaimana terlihat dalam tabel 1. Tabel 1. ciri-ciri dan watakkarakter wirausaha CIRI-CIRI WATAK Percaya diri Kepercayaan keteguhan Ketidaktergantungan Optimisme Berorientasi tugas dan hasil Kebutuhan atau haus akan prestasi Berorientasi laba atau hasil Tekun dan tabah Tekad, kerja keras, motivasi Energik Penuh inisiatif Pengambil resiko Mampu mengambil resiko Suka pada tantangan Kepemimpinan Mampu memimpin Dapat bergaul dengan orang lain Menanggapi saran dan kritik Keorisinilan Inovatif pembaharu Kreatif Fleksibel Banyak sumber Serba bisa Berorientasi kemasa depan Pandangan ke depan Perspektif Sumber : Meredith 2005 Dari pernyataan diatas maka karakter wirausaha merupakan tabiat; watak; sifat atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari orang lain. Pentingnya karakter dalam kewirausahaan yaitu bahwa karakter harus menjadi fondasi bagi kecerdasan dan pengetahuan seorang wirausaha. Sedangkan ciri-ciri atau watak karakter yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah motivasi untuk berprestasi, berorientasi kemasa depan, tanggap dan kreatif dalam 37 menghadapi perubahan, memiliki jaringan usaha, dan memiliki jiwa kepemimpinan serta rasa percaya diri yang tinggi. e. Aktivitas wirausaha emping ketela Di era modern saat ini, peluang bisnis semakin hari semakin menggiurkan dan menguntungkan. Untuk bisa terus bertahan dalam dunia bisnis maka seorang wirausaha harus mampu berinovasi dalam mengembangkan produk maupun memikirkan prospek kelanjutan dari produk yang dijalankannya. Salah satu bidang usaha yang sangat menjanjikan adalah industri makanan kecil, yaitu emping ketela. Usaha ini tergolong dalam industri rumahan, namun memiliki omzet yang cukup menggiurkan. Dalam menjalankan usaha ini tidak membutuhkan modal yang besar tetapi, hanya ketekunan dan inovasi untuk membuat produk emping ketela tersebut lebih menarik dari sebelumnya. Ketela merupakan bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan emping ketela, bahan dasar tersebut juga tidak susah untuk dicari. Maka dari itu untuk membuat produk emping ketela ini tidak memerlukan modal yang terlalu banyak. Selain itu emping ketela juga memiliki manfaat bagi tubuh kita untuk membantu perkembangan. 38

B. Kajian Penelitian yang Relevan

1. Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Wildan Saugi dan Sumarno 2015 tentang Pemberdayaan Perempuan melalui Pelatihan Pengolahan Bahan Pangan Lokal. Dampak dari pemberdayaan perempuan melalui pelatihan pengolahan bahan pangan lokal adalah a teridentifikasi kebutuhan dusun dan penyiapan tim pengelola program agar tim yang telah dipilih dapat mengelola program sesuai dengan kebutuhan masyarakat, b pelaksanaan proses pemberdayaan tersebut membentuk kelompok usaha bersama yang berguna untuk menjalin kemitraan dengan pihak pemerintah dan swasta, mengajukan izin produksi untuk memperoleh sertifikat P-IRT dari Dinas Kesehatan Purbalingga, c masing-masing dari warga perempuan dusun Pagerjirak, Kejobong, Purbalingga menjadi bertambahnya pengetahuan dan keterampilan mengenai pelatihan pengolahan bahan pangan lokal, serta diperolehnya pendapatan hasil usaha penjualan produk. Pelatihan tersebut selain untuk meningkatkan keterampilan tetapi juga berguna untuk memberdayakan masyarakat yaitu meningkatkan kualitas hidupnya, d setelah pelatihan tersebut selesai, adanya program pemberdayaan perempuan berkelanjutan yang dibuktikan dengan telah adanya pengembangan produk atau variasi produk, dan terbentuknya kemandirian tim. Dampak yang dirasakan oleh dusun Pagerjirak melalui program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan tersebut selain menambah penghasilan juga dapat 39 memperkenalkan produk olahan bahan pangan lokal yang ada didusun tersebut semakin dikenal masyarakat luar. Melihat hasil penelitian, penelitian tersebut memiliki tujuan yang sama dengan penelitian ini yaitu mengetahui dampak yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya program pemberdayaan perempuan. Dampaknya dari segi ekonomi yaitu diperolehnya pendapatan usaha dari penjualan produk, secara sosial yaitu terjalinnya kemitraan untuk mengembangkan produk kemasyarakat luar, bertambahnya pengetahuan keterampilan tentang pengolahan bahan pangan tersebut, dan membentuk kemandirian perempuan. Perbedaannya ialah pada penelitian yang relevan tersebut tidak memiliki tujuan mengetahui faktor penghambat dan pendukung dari program pemberdayaan perempuan. 2. Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Arum Laras Wangi 2015 tentang Pemberdayaan Perempuan melalui Pengelolaan Sampah Plastik di Desa Sidorejo, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo. Dalam penyelenggaraan program pemberdayaan perempuan melalui pengelolaan sampah plastik tersebut dilakukan tiga tahap yaitu; perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. A perencanaan program pemberdayaan perempuan melalui pengelolaan sampah plastik yang meliputi sosialisasi mengenai sampah plastik dan cara pengelolaan sampah plastik tersebut agar menjadi nilai ekonomis yang diselenggarakan untuk ibu-ibu melalui kegiatan PKK, pembuatan proposal kegiatan dan yang terakhir 40 melakukan musyawarah terbuka antar desa dikecamatan Purworejo, b pelaksanaan program pemberdayaan perempuan meliputi pelatihan pemanfaatan dari botol bekas dan plastik kemasan bekas tentunya plastik yang masih bisa untuk dipakai yang kemudian diolah menjadi kerajinan tangan seperti, tas, bunga, dan gantungan kunci. Metode yang digunakan dalam pengelolaan sampah plastik ini yaitu dengan metode praktek dan ceramah, jadi warga belajar terutama ibu-ibu dapat langsung memperagakan pembuatan kerajinan tangan yang diajarkan oleh tutor, c evaluasi dalam program pemberdayaan perempuan melaui pengelolaan sampah plastik ini yaitu warga belajar langsung memperagakan sebuah kerajinan yang mereka buat, yang nantinya penilaian langsung dilakukan oleh tutor melalui pengamatan dari setiap kegiatan yang dilaksanakan. Sedangkan dampak positif yang dapat dirasakan melalui program pemberdayaan perempuan tersebut adalah bertambahnya penghasilan keluarga melalui kerajinan tangan yang telah mereka buat dan mereka pasarkan, ibu-ibu memiliki waktu luang yang termanfaatkan melalui kegiatan pengelolaan sampah yang dijadikan kerajinan tangan, dan termanfaatkannya sampah plastik yang berserakan. Melihat hasil penelitian, penelitian tersebut memiliki tujuan yang sama dengan penelitian ini yaitu mengetahui penyelenggaraan program pemberdayaan perempuan dan dampak yang diperoleh dari program pemberdayaan perempuan tersebut dari sisi ekonomi menambah penghasilan keluarga, serta termanfaatkannya waktu luang yang dimiliki ibu-ibu. Perbedaannya 41 ialah pada penelitian yang relevan tersebut tidak memiliki tujuan mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan pemberdayaan perempuan, sedangkan pada penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung pemberdayaan perempuan. 3. Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Hastuti dan Dyah Respati 2009 tentang Model Pemberdayaan Perempuan Miskin Berbasis Pemanfaatan Sumberdaya Pedesaan Upaya Pengentasan Kemiskinan di Pedesaan studi di Lereng Merapi Daerah Istimewa Yogyakarta. Didalam penelitian ini menjelaskan bahwa akses kontrol perempuan miskin masih terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan pangan dan pemeliharaan rumah serta kegiatan kemasyarakatan. Perempuan miskin kurang memiliki kesempatan untuk melakukan kontrol terhadap kegiatan produktif. Disini diperlukan pendekatan untuk mengembangkan sadar gender bahwa perempuan dan laki-laki itu memliki hak yang sama dalam berekspresi, berkreasi, berpendidikan, serta dalam hal memilih pekerjaan. Pemberdayaan perempuan miskin disini sebagai upaya meningkatkan kualitas perempuan miskin agar mampu memanfaatkan sumber daya dipedesaan melalui kegiatan bercocok tanam dan beternak sesuai dengan keadaan lingkungan yang mendukung, dan adanya pelatihan-pelatihan tentang pertanian, peternakan, teknologi pengelolaan dan sumberdaya