Kajian Penelitian yang Relevan

41 ialah pada penelitian yang relevan tersebut tidak memiliki tujuan mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan pemberdayaan perempuan, sedangkan pada penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung pemberdayaan perempuan. 3. Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Hastuti dan Dyah Respati 2009 tentang Model Pemberdayaan Perempuan Miskin Berbasis Pemanfaatan Sumberdaya Pedesaan Upaya Pengentasan Kemiskinan di Pedesaan studi di Lereng Merapi Daerah Istimewa Yogyakarta. Didalam penelitian ini menjelaskan bahwa akses kontrol perempuan miskin masih terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan pangan dan pemeliharaan rumah serta kegiatan kemasyarakatan. Perempuan miskin kurang memiliki kesempatan untuk melakukan kontrol terhadap kegiatan produktif. Disini diperlukan pendekatan untuk mengembangkan sadar gender bahwa perempuan dan laki-laki itu memliki hak yang sama dalam berekspresi, berkreasi, berpendidikan, serta dalam hal memilih pekerjaan. Pemberdayaan perempuan miskin disini sebagai upaya meningkatkan kualitas perempuan miskin agar mampu memanfaatkan sumber daya dipedesaan melalui kegiatan bercocok tanam dan beternak sesuai dengan keadaan lingkungan yang mendukung, dan adanya pelatihan-pelatihan tentang pertanian, peternakan, teknologi pengelolaan dan sumberdaya 42 pedesaan. Serta perempuan miskin dapat mengoptimalkan apa yang dimiliki agar tidak terbelenggu oleh perbedaan gender. Perempuan miskin memanfaatkan sumber daya pedesaan dengan cara-cara tradisional seperti bertani, memperoleh kayu-kayuan, rumput untuk makanan ternak, dan hasil kebun apa saja yang dapat dijual untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Perempuan miskin memiliki keterbatasan modal, pengetahuan dan keterampilan, keterbatasan akses dan kontrol terhadap sumberdaya pedesaan, oleh karena itu diperlukannya stimulasi untuk membangkitkan kemauan dan kemampuan perempuan miskin. Mereka belum banyak memanfaatkan sumberdaya terkait modal yang dikelola oleh lembaga, namun mereka hanya memanfaatkan hasil dari modal yang mereka kelola sendiri seperti arisan. Dalam pengentasan kemiskinan di pedesaan melibatkan perempuan miskin agar senantiasa dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada dipedesaan untuk kegiatan produktif dengan memperhatikan potensi dan daya dukung yang dimiliki secara berkelanjutan dan berguna untuk kedepannya. Pemberdayaan melalui penguatan peran perempuan miskin secara aktif dalam pemanfaatan sumberdaya pedesaan perlu diprioritaskan untuk meningkatkan pendapatan perempuan dan keluarga, serta pemanfaatan sumberdaya pedesaan secara optimal. Melihat hasil penelitian, penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian ini yaitu memanfaatkan sumberdaya pedesaan yang sudah tersedia dan memprioritaskan pemberdayaan melalui penguatan peran perempuan 43 untuk meningkatkan pendapatan perempuan dan keluarga. Program pemberdayaan perempuan ini juga membahas tentang laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama dalam berkreasi, berekspresi, dan berpendidikan, agar perempuan tidak hanya terbatas pada pangan dan pemeliharaan rumah serta dalam memilih pekerjaan. C. Kerangka Berpikir Padukuhan Bantulkarang merupakan salah satu dari enam padukuhan yang ada di Desa Ringinharjo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Potensi yang dapat dikembangkan di Padukuhan Bantulkarang adalah home industrinya yang beraneka ragam. Antara lain home industri tempe kedelai, sagon, emping ketela, dan yang paling dibanggakan di Padukuhan Bantulkarang ini adalah produk olahan emping ketela. Mata pencaharian penduduk di Bantulkarang beraneka ragam, dari mulai petani, peternak, pegawai negeri, pamong desa, dan pengrajin. Tetapi di Padukuhan Bantulkarang mayoritas penduduknya adalah sebagai pengrajin emping ketela. Sebab usaha tersebut sudah sejak lama dijalankan oleh sebagaian besar penduduk dan usaha tersebut dijalankan secara turun- temurun. Dengan adanya pengrajin emping ketela, kaum peremuan menjadi diberdayakan karena dalam proses pembuatan emping ketela dilakukan oleh kaum perempuan. Pemberdayaan peremuan yang dilakukan oleh pengrajin emping ketela sangat membantu dalam menstabilkan kesejahteraan ekonomi masyarakat khususnya kaum perempuan di Dusun Bantulkarang. 44 Wirausaha emping ketela yang berada di Padukuhan Bantulkarang merupakan salah satu usaha industri rumahan yang berbahan dasar ketela atau singkong. Ketela memang bahan dasar makanan yang mudah didapat dan bisa dikreasikan menjadi produk makanan yang beraneka macam, misalnya keripik ketela, dan gethuk. Emping ketela tersebut dalam pembuatannyapun juga sangat mudah serta dapat disajikan dalam berbagai rasa. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat di Bantulkarang, terutama ibu-ibu yang memang pengrajin emping ketela serta ibu-ibu yang memiliki waktu luang, dan lansia. Kegiatan tersebut merupakan sebuah inovasi dimana pemberdayaan kaum perempuan sangat diperhatikan dalam menstabilkan derajat antara kaum perempuan dan laki-laki dalam memperoleh penghasilan dan kesejahteraan. Pengrajin emping ketela memanfaatkan hasil kebun berupa ketela yang kemudian dijadikan produk olahan emping ketela yang dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah untuk membantu kebutuhan rumah tangga. Produk emping ketela tersebut pertama kali dipasarkan hanya dengan satu rasa yaitu rasa gurih bawang. Kemudian seiring berjalannya waktu dibentuklah kelompok pengusaha emping ketela yang menjadi wadah berkumpulnya pengrajin emping ketela. Kelompok tersebut akhirnya membentuk struktur organisasi yang memiliki tujuan program antara lain, mengembangkan produk emping ketela dengan berbagai varian rasa, memasarkan produk emping ketela sampai keberbagai daerah, dan mensejahterakan masyarakat. Dengan adanya kelompok tersebut pemberdayaan kaum perempuan akan semakin jelas terlihat, apalagi ditambah 45 dengan meningkatnya keterampilan kaum perempuan dalam memproduksi emping ketela. Bagan 1. Kerangka Berpikir Terdapat bahan pembuatan emping ketela yang belum diproduksi secara maksimal. Selain masih banyaknya waktu luang yang dimiliki ibu rumah tangga. Kelompok pengusaha emping ketela Masukan Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi Penyelenggaraan program pemberdayaan perempuan melalui pengusaha emping ketela Proses Keluaran Bahan pembuatan emping ketela yang sudah termanfaatkan dan ibu rumah tangga yang memiliki aktivitas kegiatan diwaktu luang sehingga terjadi pemberdayaan perempuan yang berhasil 46

D. Pertanyaan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian teori dan kerangka pikir maka pertanyaan yang hendaknya dijawab melalui penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Penyelenggaraan Program Pemberdayaan Perempuan Melalui Aktivitas Wirausaha Emping Ketela di Padukuhan Bantulkarang, Ringinharjo, Bantul, Yogyakarta? a. Bagaimana perencanaan penyelenggaraan program pemberdayaan perempuan melalui aktivitas wirausaha emping ketela di Padukuhan Bantulkarang. Ringinharjo, Bantul, Yogyakarta? b. Bagaimana pelaksanaan penyelenggaraan program pemberdayaan perempuan melalui aktivitas wirausaha emping ketela di Padukuhan Bantulkarang, Ringinharjo, Bantul, Yogyakarta? c. Bagaimana evaluasi penyelenggaraan program pemberdayaan perempuan melalui aktivitas wirausaha emping ketela di Padukuhan Bantulkarang, Ringinharjo, Bantul, Yogyakarta? d. Apa saja hasil dari kegiatan wirausaha emping ketela tersebut? 2. Bagaimana Dampak Program Pemberdayaan Perempuan Melalui Aktivitas Wirausaha Emping Ketela di Dusun Bantulkarang, Ringinharjo, Bantul, Bantul, Yogyakarta? 47 a. Bagaimana dampak positif adanya program pemberdayaan perempuan melalui aktivitas wirausaha emping ketela di Padukuhan Bantulkarang, Ringinharjo, Bantul, Yogyakarta? b. Bagaimana dampak negatif adanya program pemberdayaan perempuan melalui aktivitas wirausaha emping ketela di Padukuhan Bantulkarang, Ringinharjo, Bantul, Yogyakarta? 3. Apa faktor pendukung dan penghambat pemberdayaan perempuan melalui aktivitas wirausaha emping ketela di Dusun Bantulkarang, Ringinharjo, Bantul, Yogyakarta ? a. Apa saja faktor pendukung yang mempengaruhi program pemberdayaan perempuan melalui aktivitas wirausaha emping ketela di Dusun Bantulkarang, Ringinharjo, Bantul, Yogyakarta? b. Apa saja faktor penghambat yang mempengaruhi program pemberdayaan perempuan melalui aktivitas wirausaha emping ketela di Dusun Bantulkarang, Ringinharjo, Bantul, Yogyakarta? 48 BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Sugiyono 2013:9 metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi gabungan, analisis data bersifat induktifkualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Disini peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan bagaimana Pemberdayaan Perempuan Melalui Aktivitas Wirausaha Emping Ketela di Dusun Bantulkarang, Ringinharjo, Bantul, Yogyakarta. Dalam penelitian ini semua data yang diperoleh dan terkumpul kemudian dianalisis yang selanjutnya digunakan untuk menarik kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Melalui metode penelitian kualitatif deskriptif ini diharapkan mampu mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana Dampak Pemberdayaan Perempuan Melalui Aktivitas Wirausaha Emping Ketela di Dusun Bantulkarang, Ringinharjo, Bantul, Yogyakarta. B. Penentuan Subyek Penelitian Subjek yang diteliti dalam penelitian ini meliputi anggota kelompok emping ketela dan warga masyarakat. Informasi yang digali untuk anggota kelompok yaitu untuk mencari tahu informasi tentang penyelenggaraan 49 program pemberdayaan perempuan melalui aktivitas wirausaha emping ketela. Narasumber memberikan informasi tentang persiapan proses pelatihan. Informasi yang akan digali dari anggota kelompok, yaitu berupa tanggapan adanya kelompok ini dan manfaat yang didapat dan dampak dari adanya kelompok emping ketela ini. Sedangkan warga sekitar memberikan informasi berupa dampak dan manfaat bagi lingkungan sekitar. Subjek yang diambil oleh peneliti untuk digunakan sebagai sumber data penelitian berjumlah 11 orang. Objek dari penelitian ini adalah pemberdayaan perempuan melalui aktivitas wirausaha emping ketela. Cara seorang perempuan dapat berdaya, melalui kelompok emping ketela yang ada di Dusun Bantulkarang. C. Setting Penelitian Setting penelitian ini yaitu dilakukan di Padukuhan Bantulkarang. Alasan pemilihan tempat lokasi penelitian dikarenakan sudah ada kelompok emping ketela. Selain itu tempat penelitian ini mudah dijangkau oleh peneliti sehingga memungkinkan penelitian berjalan dengan lancar. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. 1. Observasi Observasi diartikan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra Suharsimi Arikunto, 2010: 199. Observasi dalam penelitian ini dilakukan pada