Dampak Positif Program Pemberdayaan Perempuan melalui

77

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Pemberdayaan

Perempuan Melalui Aktivitas Wirausaha Emping Ketela a. Faktor Pendukung Program Pemberdayaan Perempuan Dalam pelaksanaan suatu program tentunya tidak terlepas dari adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dari kegiatan yang akan berpengaruh pada keberhasilan program yang dilaksanakan. Berdasarkan pengamatan, faktor pendukung dalam program pemberdayaan perempuan melalui aktivitas wirausaha emping ketela adalah tersedianya bahan baku ketela yang memang sudah ada dan peralatan yang mudah didapat, semangat dari kelompok dan bantuan dari pemerintah, serta cuaca panas yang mendukung dalam proses pembuatan emping ketela. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh “AW” selaku anggota kelompok emping ketela Telo Mulyo yang menyatakan bahwa: “Adanya dukungan dan semangat dari anggota dan bantuan pemerintah, serta pada saat panas jadi emping ketela cepat kering dan cepat dipasarkan.” CL 4, 2862016, hal:120 Hal serupa juga dikemukakan oleh “ST” selaku ketua kelompok Telo Mulyo mengatakan bahwa: “Semangat yang tinggi dari anggota dan bantuan pelatihan pendampingan dari pemerintah. Serta cuaca panas yang mendukung, bahan baku dan alat-alat yang mudah didapat.” CL 3, 2762016, hal:118 Faktor pendukung menurut “SU” selaku anggota kelompok mengatakan bahwa: “Adanya semangat mbak. Modal, pada saat tidak hujan, dan alat-alatnya mudah dicari.” CL 6, 1172016, hal:124 78 Begitu pula pernyataan oleh “SH” mengenai faktor pendukungnya bahwa: “Adanya fasilitas mbak. Pada saat panas, dan modal produksi yang tidak terlalu sulit.” CL 7, 1272016, hal:126 Berdasarkan dari beberapa hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung program pemberdayaan perempuan melalui aktivitas wirausaha emping ketela adalah adanya semangat dan motivasi diri dari anggota kelompok dan bantuan dari pemerintah, modal tidak sulit karena sudah dicukupi dengan adanya bahan baku yang mudah didapat, peralatan untuk proses pembuatan emping ketela yang mudah dicari, serta faktor cuaca panas yang sangat mendukung dalam proses pembuatan emping ketela. Sehingga proses produksi emping ketela dapat berjalan lancar dan memubuat konsumen tidak kecewa.

b. Faktor Penghambat Program Pemberdayaan Perempuan

Adapun faktor penghambat dalam program pemberdayaan perempuan melalui aktivitas wirausaha emping ketela adalah terbatasnya jumlah peserta pelatihan yang diberikan oleh Dinas PERINDAKOP. Hal ini disampaikan oleh “ST” selaku ketua kelompok emping ketela megatakan bahwa: “Terbatasnya jumlah peserta pada saat adanya pelatihan dari PERINDAKOP yang menjadi faktor penghambatnya.” CL 3, 2762016, hal:118 79 Hal tersebut juga dikemukakan oleh “AT” selaku anggota dari kelompok emping bahwa: “Untuk sementara ini faktor penghambatnya hanya pada peserta pelatihan, karenakan anggotanya banyak tapi kuota saat pelatihan hanya 20 orang.” CL 9, 1672016, hal:130 Selain dari terbatasnya jumlah peserta pelatihan, cuaca kalau hujan yang menjadi faktor penentu dari kualitas empingnya juga sangat menjadi penghambatnya, serta tenaga yang tidak mencukupi. Hal tersebut diungkapkan oleh “AW” mengatakan bahwa: “Pada saat lebaran dan liburan permintaan emping ketela meningkat tetapi tenaga tidak mencukupi, cuaca kalau hujan.” CL 4, 2862016, hal:120 Hal serupa juga disampaikan oleh “SU” selaku anggota kelompok emping ketela yang mengatakan bahwa: “Cuaca kalau hujan yang menjadi penghambat besar pengusaha emping ketela, meskipun sudah ada pemanas ruangan tradisional tetapi rasa dari empingnya sendiri berbeda pada saat dijemur dengan panas matahari.” CL 6, 1162016, hal:124 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat program pemberdayaan perempuan melalui aktivitas wirausaha emping ketela adalah terbatasnya jumlah peserta pelatihan yang diadakan oleh pemerintah dan Dinas PERINDAKOP. Selain itu, faktor tenaga yang tidak mencukupi apabila permintaan konsumen meningkat pada saat lebaran dan liburan,