Homeschooling Islam Fatanugraha Deskripsi Lokasi Penelitian

fleksibel, maksudnya tidak dilakukan di waktu tertentu saja, akan tetapi ketika siswa mendaftar ke Anak Pelangi maka dilakukanlah tes ini. Hal ini ditegaskan oleh WS, “Tes fingerprint dan psikotes itu kita fleksibel mas, jadi maksudnya ketika ada siswa mendaftar baru kita laksanakan tes itu. Kenapa? Agar dari awal kita tahu, misal dia kelas SMA IPA, tapi hasil tes cocok ke IPS, jadi kita akan kasih dia pengertian mau tetap di IPA atau pindah ke IPS sesuai hasil tes.” WS1 Pelaksanaan tes ini pihak Homeschooling Anak Pelangi bekerjasama dengan lembaga lain, namun untuk operasional di lapangan tetap dari Anak Pelangi yang melakukan. Seperti yang diterangkan WS, “Kalau fingerprint kita memang ada franchise-nya sama yang di Primagama, cuma untuk alatnya, saya yang ngetes, saya sendiri yang melakukannya, untuk hasilnya berupa modul, nah itu cetaknya disana langsung, setelah selasai saya konsultasikan hasilnya. Kalo yang alat psikotes sih sudah ada ya mas kaya CPM, dll, ya seperti tes IQ pada umumnya di luar itu, jadi kita pakenya seperti itu. Untuk psikolog kita memang ada kerjasama untuk konsultasi hasil tes itu.” WS3 Bidang akademik dan psikologi akan memberikan hasil tes kepada guru yang digunakan sebagai rekomendasi dan referensi untuk penanganan serta metode mengajar yang tepat untuk si anak. Hal ini diperkuat dengan pernyataan WL, “Kalau ajaran baru, dan kebetulan guru baru gitu, memang dikasih referensi semacam hasil tesnya itu dan latar belakang anak, disitu ada isinya latar belakang anaknya, jadi sebelum di homeschooling dia itu dimana, terus alasan kenapa dia masuk homeschooling, terus nanti ada keterangannya dari segi psikologinya. Jadi hasil tesnya itu, jadi itu nanti kita kan gini mas, anak itu lebih bisa audio atau visual atau kedua-duanya. Nah guru dikasih tau tentang pengetahuan itu gurunya. Dan ada angket juga, misalnya guru itu kewalahan gitu mas, gak bisa ngatasi anaknya maka nanti dibantu sama miss Winda. Kalau misalnya itu ada kelas ada yang sendiri itu lebih berguna lagi mas, nah kalau jadi satu kan itu ya, buat gurune pie carane gitu mas. Kan macem-macem kondisi anaknya, macem-macem latar belakangnya, jadi biar baiknya penanganannya seperti apa, metodenya seperti apa, jadi memang dikasih tau kalau disini.” WL1. Hal berikutnya adalah jumlah siswa yang mendaftar dan tingkatan pendidikan yang akan ditempuh, hal ini akan menjadi dasar dalam penentuan kelas dan guru yang akan mengajar. Terakhir adalah pedoman aturan dari pemerintah terkait pendidikan non formal, yang selama ini dipakai oleh lembaga ini mengacu pada Permendiknas No. 14 Tahun 2007. Komponen kurikulum secara umum meliputi tujuan, isi, metode, serta evaluasi. Dalam wawancara tanggal 18 Agustus 2015, SI mengatakan, “Tujuan utamanya bisa lulus dengan nilai yg bagus, namun perkembangan karakter dan psikologis sangat ditonjolkan dan sangat ditekankan di anak pelangi ini. Lebih mandiri juga dari sebelumnya, disini kita mengubah ke arah yang lebih baik, kita berusaha membantu orang tua dengan cara-cara tersebut.” SI7. Dari hasil wawancara tersebut kita bisa melihat tujuan kurikulum homeschooling ini didasarkan pada visi misi lembaga, yakni menjadikan peserta didik sebagai lulusan yang berbudi pekerti luhur, memiliki wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang luas, serta terampil sesuai dengan potensi dan minatnya. Isi kurikulum di Homeschooling Anak Pelangi secara garis besar sama seperti lembaga penyelenggara pendidikan non formal umumnya. Penentuan isi kurikulum mengikuti aturan pemerintah, sesuai yang ada dalam Permediknas no 14 Tahun 2007, dalam wawancara SI menerangkan, “Pendidikan non fomal beda dengan pendidikan formal, strukutur kurikulumnya kaya sistem sks, coba cek di Permendiknas No. 14 Tahun 2007, ada standar isi di situ ada materi materi, ada beban atau sks. Sistem modelnya