Implementasi Kurikulum Homeschooling Pembahasan Hasil Penelitian 1. Perencanaan Kurikulum Homeschooling
95 Customized education yang menjadi ciri khas homeschooling menjadikan
Imlementasi kurikulum homeschooling memperhatikan keberagaman intelegensi peserta didik. Ragam intelegensi peserta didik homeschooling sudah bisa
dideteksi sejak awal, dan senantiasa mendapatkan perhatian dan pengarahan dari lembaga. Howard Gardner Yusuf, 2011: 109 menjabarkan multiple intelegensi
sebagai berikut: Tabel 1. Aspek – Aspek Intelegensi Menurut Gardner
Intelegensi Kemampuan Inti
1. Logical- Mathemathical
Kepekaan dan kemampuan untuk mengamati pola-pola logis dan numeric bilangan serta kemampuan berpikir
rasionallogis.
2. Linguistic Kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata-kata, dan
keragaman fungsi-fungsi bahasa. 3. Musical
Kemampuan untuk menghasilkan dan mengapresiasikan ritme.
4. Spatial Kemampuan mempersepsi dunia ruang-visual secara
akurat dan melakukan transformasi persepsi tersebut 5. Bodily
Kinesthetic Kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh dan
menangani objek-objek secara terampil. 6. Interpersonal
Kemampuan untuk mengamati dan merespons suasana hati, temperamen, dan motivasi orang lain.
7. Intrapersonal Kemampuan untuk memahami perasaan, kekuatan dan
kelemahan serta intelegensi sendiri.
Kurikulum homeschooling juga dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan
pendidikan. Meskipun secara tertulis menggunakan satu jenis kurikulum, namun sebenarnya kurikulum yang diterapkan di homeschooling bersifat tematik, saling
berhubungan dan dihubungkan, serta menjadi satu kesatuan.
9 Dalam proses implementasi kurikulum homeschooling peran orang tua
sangat penting, setiap permasalahan yang muncul diselesaikan dengan kerjasama antara lembaga dan orang tua. Ali dan Asrori 2008: 38, menjelaskan
secara psikososiologis keluarga berfungsi sebagai 1 pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya, 2 sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik
maupun psikis, 3 sumber kasih sayang dan penerimaan, 4 model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang baik, 5
pemberi bimbingan bagi pengembangan perilkau yang secara social dianggap tepat, 6 pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam
rangka menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan, 7 pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan motoric, verbal dan social yang dibutuhkan untuk
penyesuaian diri, 8 stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi, baik di sekolah maupun di masyarakat, 9 pembimbing dalam
mengembangkan aspirasi, 10 sumber persahabtan teman bermain bagi anak sampai cukup usia untuk mendapatkan teman di luar rumah, atau apabila
persahabatan di luar rumah tidak memungkinkan. Berbeda dengan sekolah formal yang terkesan kaku, dalam Implementasi
kurikulum homeschooling sifatnya fleksibel banyak dilakukan pengembangan pengembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan, minat, bakat serta potensi
peserta didik. Meskipun masing masing lembaga memiliki perbedaan dalam teknik pengembangannya, secara umum kurikulum homeschooling dikembangkan dan
diimplementasikan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jalur, jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan
agama, suku, status sosial ekonomi dan jenis kelamin. Pengembangan kurikulum homeschooling
selalu mengikuti perkembangan zaman, kurikulum dikembangkan
9 atas dasar ilmu pengetahuan serta teknologi yang terus berkembang.
Pengembangan ini sesuai dengan prinsip pengembangan yang tertuang dalam Permendiknas No. 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi Program Paket A, B, dan C,
bahwa kurikulum program Paket A, Paket B, dan Paket C dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.
a Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
b Beragam dan terpadu. c Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Menjamin relevansi program Paket A, Paket B, dan Paket C dengan kebutuhan kehidupan.
e Menyeluruh dan berkesinambungan. f Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses
pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
g Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah. h Tematik.
i Partisipatif.