d Educational System
Evaluation Evaluasi model ini merupakan membandingkan performance setiap dimensi
program dan kriteria. Hasil evaluasi ini digunakan untuk penyempurnaan program dan menyimpulkan hasil program secara keseluruhan. Objek
evaluasi ini meliputi, input bahan, rencana, peralatan, proses, dan hasil yang dicapai.
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang berjudul “Manajemen Kurikulum Homeschooling” ini memiliki keterbatasan penelitian yaitu:
1. Data dari lapangan lebih dominan dikumpulkan dari salah satu informan penelitian. Sumber data mengenai manajemen kurikulum homeschooling
lebih banyak diketahui oleh Bidang Kurikulum di Homeschooling Anak Pelangi dan di Homeschooling Islam Fatanugraha manajemen kurikulum
banyak diketahui hanya oleh pendiri lembaga. 2. Fokus penelitian hanya pada manajemen kurikulum di lembaga
penyelenggara homeschooling yang berada di bawah payung PKBM. Penelitian belum mengungkap manajemen kurikulum homeschooling
mandiri yang dilakukan oleh keluarga.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan kurikulum homeschooling dimulai dari mempersiapkan yang pertama adalah kurikulum pokok sebagai petunjuk arah
pembelajaran di homeschooling, secara umum kurikulum dasar homeschooling adalah KTSP sesuai arahan pemerintah, namun ada
lembaga homeschooling yang memiliki kebijakan sendiri dalam menentukan kurikulum yang dipakai. Perumusan tujuan kurikulum
disesuaikan dengan visi misi lembaga, isi kurikulum dibuat sesuai dengan arahan Pemerintah, namun lembaga juga melakukan
pengembangan sesuai kebijakan masing-masing lembaga. Metode dalam kurikulum dirumuskan masing-masing lembaga tergantung pada
kondisi siswa. Perencanaan kurikulum juga meliputi perencanaan lingkungan belajar, maksudnya membuat sekolah seperti rumah yang
menjadi tempat nyaman untuk belajar. Perencanaan lingkungan belajar homeschooling dilakukan melalui perencanaan iklim kelas dan iklim
lembaga. Iklim kelas dibangun dengan memberi pengarahan dan pembekalan kepada guru, hal ini karena karakteristik pribadi dan
kompetensi guru sangat berpengaruh terhadap iklim kelas, yang pada gilirannya akan berpengaruh pada keberhasilan belajar siswa.
2. Materi dalam implementasi kurikulum di lembaga homeschooling disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan tentang
2 pendidikan non formal. Ada mata pelajaran wajib yaitu mata pelajaran
yang digunakan untuk Ujian Nasional dan mata pelajaran tambahan yaitu mata pelajaran diluar materi Ujian Nasional, serta ada lembaga
yang memberikan materi tambahan diluar pelajaran umum, seperti mata pelajaran kepesantrenan. Model pembelajaran dilakukan secara
klasikal maupun mandiri, namun ada lembaga yang memilih klasikal saja. Guru hanya bertugas mengantarkan siswa, dan berupaya agar
anak menyenangi belajar, tidak ada tuntutan yang terlalu dibebankan kepada siswa.
. Lembaga penyelenggara mengungkapkan evaluasi secara khusus
terhadap kurikulum belum ada. Evaluasi yang dilaksanakan di lembaga homeschooling
masih terkait evaluasi hasil belajar peserta didik, serta evaluasi kinerja tenaga pengajar. Pada dasarnya dengan melakukan
evaluasi tersebut juga telah mengevaluasi kurikulum, karena hal yang dievaluasi karena hal yang dievaluasi masuk ke dalam komponen
kurikulum homeschooling.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan maka saran peneliti adalah: 1. Lembaga homeschooling perlu melakukan evaluasi kurikulum secara
berkesinambugan dalam rangka untuk mengembangkan kurikulum sebagai upaya untuk terus memberikan pendidikan yang terbaik.
2. Lembaga homeschooling perlu lebih berani untuk mengembangkan kurikulum yang mencerdaskan emosional, serta spiritual sebagai
upaya untuk turut serta dalam memperbaiki pendidikan Indonesia dan mendidik generasi tangguh, kreatif dan mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Idi. 2013. Pengembangan Kurikulum Teori Praktek. Yogyakarta: Arruzz Media.
Creswell, John W. 2007. Qualitative Inquiry Research Design Choosing Among Five Aroaches. California: Sage ublications, Inc.
Dinn Wahyudin. 2014. Manajemen Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya. Djudju Sudjana. 2004. Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production.
Eka Prihatin. 2011. Teori Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Henson, Kenneth. 2011. Curriulum Planning. Illinois: Waveland Press.
Ibnu Syamsi. 2010. Pendidikan Luar Sekolah Sebagai Pemberdaya Dalam Masyarakat.
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNY. DIKLUS Jurnal PLS Volume 14 Nomor 1.
Ibrahim, dkk. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Ishak Abdulhak, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Dalam Pendidikan Nonformal. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
M. Ngalim Purwanto. 2012. Administrasi dan Supervisi Pendidikan cet- ke 21. Ngalim. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Mohammad Ali Mohammad Asrori. 2008. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik
. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyono. 2008. Manajemen Adinistrasi Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-
ruzz Media. Mustofa Kamil. 2009. Pengembangan Pendidikan Nonformal Melalui PKBM.
Bandung: Alfabeta. Oemar Hamalik. 2007. Dasar - Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:
Remaja Rosdakarya. .
. 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ornstein, Lunenberg. 2012. Educational Administration : Concepts and Pratice International Edition.
US: Cengage Learning. Ornsten, Allan C Francis P. Hunkins. 2009. Curriculum Foundations, Principles
and Issues. Boston: Perason Education.
Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 . Standar Nasional Pendidikan.