pendidikan di Wonososbo, banyak anak yang memiliki minat belajar tinggi namun belum bisa menikmati pendidikan karena masalah ekonomi. Pernah
memiliki pengalaman dalam pendidikan pesantren beliau pun merasa ada yang salah dengan sistem pendidikan saat itu yang masih belum bisa
memberikan pendidikan karakter yang baik, selain itu muncul rasa “dendam pribadi” atas metode mengajar guru yang membuat lulus dari sekolah menjadi
hal yang cukup sukar. Didasarkan pengalaman dan keprihatinan inilah beliau memutuskan mendirikan Homeschooling Islam Fatanugraha. Homeschooling
Islam Fatanugraha merupakan lembaga pendidikan yang memiliki konsep memadukan antara pendidikan sekolah dengan pendidikan pesantren.
Pendidikan yang diselenggarakan di homeschooling ini adalah pendidikan setingkat SMP dan SMA, dengan masing masing tingkatan
memiliki satu kelas. Metode pembelajaran yang dilakukan di homeschooling ini bersifat klasikal, dimana siswa terbagi menjadi kelas sesuai dengan
tingkatan pendidikan yang sedang ditempuh.
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian disajikan mulai dari kurikulum yang saat ini dipakai oleh lembaga penyelenggara homeschooling, perencanaan kurikulum homeschooling,
implementasi kurikulum homeschooling, dan evaluasi kurikulum homeschooling. Data diperoleh dari wawancara, observasi non partisipan dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian dipaparkan sebagai berikut:
1. Perencanaan Kurikulum Homeschooling a. Homeschooling Anak Pelangi
Kurikulum pendidikan non formal di Indonesia hingga saat ini masih diarahakan untuk menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
5 meskipun sudah ada Kurikulum 2013 dan beberapa sekolah formal sudah
menggunakannya namun lembaga pendidikan non formal belum mendapat sinyal untuk beralih ke kurikulum 2013 ini. Mengacu kepada arahan
Pemerintah tersebut dalam Permendiknas No 14 Tahun 2007 tentang standar isi program paket A, B, dan C, Homeschooling Anak Pelangi masih
menggunakan kurikulum KTSP 2006. Wawancara pada tanggal 18 Agustus 2015, SI dari Bidang Akademik menegaskan tentang hal ini. “Kita
menggunakan kurikulum nasional mas, kita menyesuaikan dari dinas, kemarin sempat ada kurikulum 2013, tapi Dinas Pendidikan Non Formal, untuk
pendidikan non formal belum menggunakan K13, masih menggunakan KTSP 2006.” SI1
Perencanaan kurikulum di Homeschooling Anak Pelangi dilakukan di setiap tahun ajaran baru. Dalam proses perencanaan Homeschooling Anak
Pelangi mempersiapkan beberapa hal sebagai dasar dalam perumusan kurikulum, yang pertama adalah hasil tes fingerprint dan psikotes dari calon
siswa baru. Tes tersebut menunjukkan minat, bakat, dan potensi siswa. Wawancara 18 Agustus 2015, SI menerangkan “Setiap anak yang masuk
kesini selalu kita tes dengan psikotes, dan fingerprint oleh bidang psikologi, dari situ hasil tes psikotes dan fingerprint akan didapatkan kesimpulan tentang
bakat, minat dan potensi si anak.” SI3 Pernyataan ini ditegaskan kembali oleh WS, “Jadi kayak gini,
sebenarnya kalo awal masuk itu gini, siswa daftar, terus kita lakukan tes fingerprint dan psikotes, fingerprint untuk kita lihat minat bakat ada dimana,
jadi kita bisa arahkan dia harus kemana termasuk penjurusan tadi yang saya bilang itu.” WS2. Waktu pelaksanaan tes ini fingerprint dan psikotes ini