56
G. Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data yang dikumpulkan, diklarifikasi sesuai dengan sifat dan tujuan penelitian
untuk dilakukan pengecekan kebenaran melalui teknik trianggulasi. Menurut Nasution 1988:12 teknik trianggulasi merupakan salah satu
cara dalam memperoleh data atau informasi dari satu pihak yang harus dicek kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber lai, misalnya dari
pihak kedua, ketiga dan seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda.
Trianggulasi dapat dilakukan dengan metode yang berbeda , misalnya observasi,
wawancara dan
dokumentasi. Data
yang dikumpulkan
diklasifikasikan sesuai dengan sifat dan tujuan penelitian untuk dilakukan pengecekkan kebenaran melalui teknik trianggulasi. Trianggulassi dari sumber
lain terhadap perolehan data yang terkumpul tersebut diharapkan dapat mempertinggi validitas dan memberi kedalaman hasil penelitian. Tekhnik
trianggulasi dapat dilakukan dengan : 1.
Chek, dalam hal ini dilakukan menchek kebenaran data tertentu dengan membandingkan data yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase ,
penelitian dilapangan, pada waktu berlainan dan sering menggunakan metode yang berlainan.
2. Chek and recheck, pada fase ini dilakukan pengulangan kembali terhadap
informasi yang diperoleh melalui berbagai metode, sumbet data, waktu maupun setting.
57
3. Cross-chek, dalam hal ini dilakukan cheking antara metode pengumpulan
data-data yang diperoleh dari data wawancara dipadukan dengan observasi dan sebaliknya.
58
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Deskripsi Desa Maguwoharjo
Desa Maguwoharjo memiliki kenampakan alam berupa dataran rendah yang terletak di kecamatan Depok, Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Desa Maguwoharjo terletak pada 7º46’21” LS dan 110º25’30”
BT, dengan luas wilayah 15.010.800 M2, dan jumlah penduduk 3.3286 jiwa. Nama Maguwoharjo diambil dari nama lapangan terbang yang ada di
wilayah ini yakni lapangan terbang Meguwo, yang sekarang lebih dikenal dengan Bandar Udara Adisucipto
.
Selain Bandar Udara Adisucipto, beberapa obyek vital yang terdapat di wilayah ini diantaranya adalah Stadion
Internasional Maguwoharjo. Perspektif budaya masyarakat di Desa Maguwoharjo masih sangat
kental dengan budaya jawa. Hal ini dapat dimengerti karena hampir semua desa di Kabupaten Sleman masih kuat terpengaruh dengan adanya pusat
kebudayaan jawa yang tercermin dari keberadaan Keraton Kasultanan maupun Pakualaman yang ada di Yogyakarta. Dari latar belakang budaya,
kita bisa melihat aspek budaya dan sosial yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Desa Maguwoharjo memiliki stadion internasional,
akan tetapi masih belum dikelola dengan baik sebagai potensi yang bisa dikembangkan sebagai peningkatan kesejahteraan masayarakat di sekitar
59
lokasi. masih kurang perhatian dari pemerintah maupun pihak-pihak yang terkait dengan pariwasata.
Gambar:
Rencana Detail Tata Ruang Desa Maguwoharjo
Sumber : http:depokkec.slemankab.go.idprosedurpemerintahan
Penduduk Kabupaten Sleman sebagian besar berada pada rentang usia produktif 15-60 tahun. Secara makro, kondisi pendidikan masyarakat di
desa Maguwoharjo sudah cukup baik. Namun secara mikro bidang pendidikan masih memiliki banyak permasalahan, sebagian besar adalah
beratnya biaya pendidikan. Adapun jenjang pendidikan masyarakat desa Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta terlihat dalam tabel sebagai berikut:
60
Tabel. 1 Jenjang Pendidikan Penduduk Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta
NO JENJANG PENDIDIKAN
PENDUDUK MAGUWOHARJO, SLEMAN,
YOGYAKARTA LAKI-
LAKI PEREMPUAN
TOTAL
1 Tidak Sekolah
3.011 3.202
6.218 2
Belum Tamat SD 1.490
1.485 2.975
3 Tamat SD
1.461 1.902
3.363 4
SLTP 1.843
1.826 3.669
5 SLTA
5.732 5.182
10.914 6
Diploma III 137
196 333
7 Akademi Diploma III
596 721
1.317 8
Diploma IVSI 2.055
1.862 3.917
9 SII
330 187
517 10
SIII 42
21 63
Total 16.697
16.589 33.286
Sumber: Informasi Kependudukan Daerah Istimewa Yogyakarta
Dari data tersebut bisa dilihat bahwa memang pendidikan masyarakat di Desa Maguwoharjo masih banyak yang tertinggal, meskipun
tidak sedikit pula yang berhasil mengenyam pendidikan sampai ke perguruan tinggi. Hal ini bisa terjadi disebabkan oleh faktor-faktor antara
lain, kurang kesadaran akan pendidikan, kurang sosialisasi tentang pendidikan oleh pemerintah daerah setempat, mahalnya biaya pendidikan,
dan lain sebagainya. Pendidikan yang rendah berpengaruh terhadap jenis pekerjaan yang dilakoninya. Berikut ini tabel data tentang pekerjaan
penduduk masyarakat Desa Maguwoharjo:
61
Tabel 2. Jenis Pekerjaan Penduduk Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta
NO PEKERJAAN PENDUDUK
MAGUWOHARJO, SLEMAN, YOGYAKARTA
LAKI- LAKI
PEREMPUAN TOTAL
1 Belum Bekerja
3.466 3.376
6.842 2
Mengurus Rumah Tangga 12
5.206 5.218
3 PelajarMahasiswa
3.395 2.998
6.393 4
Pensiunan 657
161 818
5 Pegawai Negeri Sipil
616 427
1.043 6
TNI 188
10 198
7 POLRI
165 20
185 8
Pejabat Negara 1
1 2
9 BuruhTukang Berkeahlian
Khusus 1.296
334 1.630
10 Sektor
PertanianPerikananPeternakan 462
281 743
11 Karyawan BUMNBUMD
170 63
233 12
Karyawan Swasta 3.968
2.209 6.177
13 Wiraswasta
1.968 1.257
3.225 14
Tenaga Medis 35
83 118
15 Pekerjaan Lainnya
298 163
461
Total 16.697
16.589 33.286
Sumber: Informasi Kependudukan Daerah Istimewa Yogyakarta
Dari data tabel jenis pekerjaan diatas sekitar 20,5 dari jumlah penduduk Maguwoharjo yang masih menjadi pengangguran. Hal tersebut
terhitung memperihatinkan mengingat bahwa DIY merupakan kota pendidikan yang memiliki akses pendidikan yang sangat mudah.
Pengangguran yang masih banyak terjadi ini disebabkan oleh faktor pendidikan yang masih rendah pula yang menjadikan penduduk yang
memiliki pendidikan rendah kalah bersaing dengan penduduk yang mengenyam pendidikan lebih tinggi. Akan tetapi rendahnya pendidikan
masyarakat bukan sepenuhnya salah mereka, mahalnya biaya pendidikan menjadi faktor utama dalam mempengaruhi dunia pendidikan masyarakat.
62
Untuk membantu masyarakat dalam mengenyam pendidikan, pemerintah bekerjasama dengan instansi terkait membangun dan mengupayakan
adanya lembaga pendidikan yang diperuntukkan untuk masyarakat yang belum pernah sekolah, putus sekolah serta tamat sekolah dan tidak
melanjutkan yang digunakan untuk membekali kehidupan mereka dengan keterampilan dan keahlian agar mampu bersaing di dunia kerja. Maka
dengan melihat masyarakat yang masih tergolong minim terhadap pendidikan, pemerintah daerah mendirikan lembaga PKBM yang
difungsikan sebagai sumber belajar masyarakat untuk menggali potensi dan keterampilan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dengan biaya
pendidikan yang murah.
2. PKBM Diponegoro
PKBM Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat pangeran Diponegoro adalah lembaga kegiatan belajar masyarakat yang beralamatkan di Dusun
Sembego. Maguwoharjo Depok, Sleman, Yogyakarta. PKBM ini berdiri pada 15 oktober 1999 yang berada dibawah yayasan Pondok Pesantren
Diponegoro. Letak geografis PKBM Pangeran Diponegoro berada pada lingkungan pondok pesantren, sekolah formal dan nonformal.
a. Visi, Misi, dan Tujuan
Visi :
“PKBM Harapan Masyarakat”
63
Misi:
1 Mengupayakan melek aksara bagi masyarakat melalui pendidikan
keaksaraan fungsional. 2
Mensukseskan wajar pendidikan dasar 9 tahun melalui pendidikan kesetaraanpaket A dan B, serta merintis wajar 12 tahun paket C.
3 Mengurangi pengangguran, keterbelakangan dan kemiskinan
melalui kursus-kursus,
pendidikan kecakapan
hidup dan
pendidikan perempuan. 4
Menyelenggarakan pendidikan anak usia dini. 5
Membudayakan masyarakat senang membaca melalui pelayanan perpustakaan TBMTaman Bacaan Masyarakat.
Tujuan:
1 Mengupayakan agar masyarakat desa maguwoharjo terbebas dari
buta aksara. 2
Menuntaskan masyarakat Maguwoharjo pendidikan dasar 9 tahun 3
Menurunkan jumlah penduduk miskin dan keterbelakangan. 4
Indeks pendidikan desa Maguwoharjo meningkat.
b. Program kegiatan yang diselenggarakan
Program yang diselenggarakan di PKBM Diponegoro adalah : 1
Keaksaraan dasar 2
KeaksaraanKUM 3
Kesetaraan paket A 4
Kesetaraan paket B
64
5 Kesetaraan paket C
6 Pendidikan kecakapan hidup PKH
7 Pengembangan budaya baca melalui TBM
3. Taman Bacaan Masyarakat Pangeran Diponegoro
a. Sejarah Singkat Taman Bacaan Masyarakat Pangeran Diponegoro
Bermula dari koleksi modul kesetaraan dan koleksi yang terbatas di PKBM Pangeran Diponegoro serta adanya dukungan dari Dinas PNFI
kabupaten Sleman serta BPAD Kabupaten Sleman dan DIY maka pada tanggal 5 februari 2004 dirintislah Taman Bacaan Masyarakat Pangeran
Diponegoro yang berada dilingkungan pendidikan formal maupun nonformal yakni berada di Yayasan Diponegoro Dusun Sembego,
Maguwoharjo, Depok, Sleman Yogyakarta. Sebelum ada bantuan tambahan koleksi dari Dinas, pengembangan koleksi TBM Pangeran
Diponegoro diperoleh dari perpustakaan sekolah dilingkungan yayasan dengan system silang layan.
TBM Pangeran Diponegoro memiliki visi, misi dan tujuan sebagai berikut :
Visi : Terwujudnya masyarakat yang gemar membaca agar terbebas dari
kebodohan, keterbelakangan dan ketertinggalan arus informasi dan ilmu pengetahuan dalam pelaksanaan otonomi daerah untuk memasuki era
globalisasi.
65
Misi : 1
Mencerdaskan kehidupan bangsa pada umumnya dan masyarakat 2
Mendorong dan memotivasi tumbuh dan berkembangnya semangat serta minat baca masyarakat.
3 Meningkatkan partisipasi masyarakat setempat dalam upaya
mengembangkan dan memberdayakan TBM. 4
Memberi layanan yang dimiliki TBM agar masyarakat gemar membaca serta mendorong pendidikan seperti TK, SD, SMP dan
kesetaraan Kejar Paket A, B, C maupun keaksaraan fungsionalKF.
Tujuan : 1
Menyediakan dan meminjamkan bahan bacaan pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat.
2 Memotivasi dan memupuk minat baca masyarakat untuk gemar
membaca 3
Memelihara dan meningkatkan kemampuan baca, tulis, hitung. 4
CALISTUNG dan bahasa Indonesia dan pendidikan dasar yang telah dimiliki warga masyarakat.
5 Mengembangkan sifat positif masyarakat terhadap kehidupan
lingkungan beragama, keluarga dan lingkunganya.
66
b. Struktur organisasi Taman Bacaan Masyarakat Pangeran
Diponegoro
c. Keadaan Pengelola
Pengelola di TBM Pangeran Diponegoro hanya 1 orang yaitu ibu Siti Maryatun yang berlatar belakang pendidikan D1 Administrasi
Perkantoran yang beralamatkan di Trukan, selomartani, Kalasan, Sleman Yogyakarta. untuk pengembangan SDM pengelola mengikuti diklat-diklat
ataupun pelatihan tentang pengelolaan perpustakaan, selain itu ada juga panduan-panduan tentang pengelolaan perpustakaan.
d. Sarana Prasarana
Kantor sekretariat berada di Dusun Sembego, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Taman Bacaan Masyarakat Pangeran
Drs. Muh Khoirudin Penanggung Jawab TBM
Sekretaris Wiji A
Ketua TBM Siti Maryatun
Bendahara Astutik
Seksi-seksi
Sie Bid.Pelayanan Administrasi Sugeng Riyadi
Sie Bid.Pelayanan Sirkulasi Santri Pondok Pesantren Dip.
67
Diponegoro menyediakan fasilitas kepada para pembaca di TBM. Fasilitas tersebut sebagai sarana penunjang peningkatan minat baca masyarakat.
Adapun sarana penunjang yang diberikan berupa buku bacaan seperti : koleksi buku fiksi novel dan cerita anak, koleksi buku nonfiksi
pengetahuan umum, kamus, ensiklopedi dll, buku modul pembelajaran kesetaraan, majalah, tabloid dan surat kabar. Ada kurang lebih 2.425 judul
buku non paket dan 50 majalah yang diedarkan di TBM Pangeran Diponegoro yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat pengguna TBM.
e. Pembiayaan
Sumber dana di TBM Pangeran Diponegoro berasal dari swadaya masyarakat dan dari Yayasan Diponegoro serta hasil peminjaman buku
setiap harinya. Dana yang diperoleh digunakan untuk pengembangan TBM Pangeran Diponegoro yaitu untuk pembelian buku, rak buku, pembelian
perlengkapan alat tulis kantor, memperbaiki buku bacaan yang telah rusak, serta untuk biaya lomba yang diadakan.
f. Kerjasama
Mengembangkan Taman Bacaan Masyarakat Pangeran Diponegoro agar menjadi lebih besar dan lebih banyak pembacanya maka dilakukan
kerjasama dengan PKBM Diponegoro, Dinas PNFI Kabupaten Sleman dan Perpustakaan Daerah kabupaten Sleman. Lembaga tersebut sangat
berjasa dalam perintisan TBM yang membantu dalam pendanaan awal seperti pembelian kertas, fotocopy lembar pengumuman, dan lain-lain.
Sedangkan pihak-pihak yang terlibat dalam TBM Pangeran Diponegoro
68
antara lain guru dan karyawan yayasan Diponegoro, siswa-siswi Diponegoro, dan warga belajar kesetaraan. Mereka saling bantu terkait
dengan kegiatan atau program yang akan dijalankan oleh TBM. Hal ini sangat membantu dalam pelaksanaan program kegiatan serta mendukung
dalam melaksanakan fungsi TBM sebagai sumber belajar masyarakat.
4. Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat Diponegoro
a.
Pengolahan buku
1 Seleksi buku
jenis buku bacaan akan diseleksi berdasarkan tujuan dan manfaatnya bagi para pembaca. Begitu juga di TBM Pangeran
Diponegoro, seleksi buku bacaan dilakukan oleh pengelola TBM Pangeran Diponegoro untuk mengetahui mana buku yang layak
untuk dijadikan bacaan di TBM dan mana buku yang tidak layak untuk diedarkan. Penyeleksian dilakukan sejak awal membeli buku,
yang diseleksi mulai dari tema buku, mutu buku, tata tulis, editorial buku, kandungan isi buku, kebahasaan buku dll. Tujuan penyeleksian
ini bertujuan agar tidak ada buku masuk yang ada unsur kekerasan, pornografi, dan irasional.
2 Klasifikasi buku
Penataan buku-buku di TBM Pangeran Diponegoro diklasifikasikan berdasarkan jenis buku bacaan, misalnya saja buku
cerita, ilmu pengetahuan umum, ilmu agama dan lain sebagainya.
69
Diklasifikasikan sedemikian rupa bertujuan untuk memepermudah para pembaca mencari buku yang akan mereka baca dan
mempermudah pengelola untuk mengontrol buku-buku yang ada di TBM.
3 Katalogisasi buku
Katalog merupakan suatu daftar yang berisi keterangan- keterangan lengkap dari suatu buku-buku koleksi atau bahan pustaka
lainya dan dikelompokkan berdasarkan jenis bukunya. Berikut merupakan salah satu contoh katalogisasi sebuah buku:
Sumber : Data TBM P Diponegoro
4 Pengadaan Buku
Pengadaan buku merupakan pengusahaan bahan-bahan bacaan atau bahan pustaka yang belum dimiliki oleh perpustakaan
atau Taman Bacaan Masyarakat. Pengadaan buku juga bertujuan untuk menambah, mengganti, dan melengkapi koleksi bahan bacaan,
baik menambah buku pustaka maupun menambah jumlah bukunya. Pengadaan koleksi buku ini dilakukan dengan cara pembelian dan
pinjaman.
TBM PANGERAN DIPONEGORO
153 Fen
I c.1
70
a Pembelian
Pembelian buku disini menggunakan dana hasil dari swadaya Yayasan Diponegoro dan masyarakat Sembego serta dari dana
peminjaman buku setiap harinya. Kebanyakan buku yang terdapat di TBM Pangeran Diponegoro adalah hasil dari
pembelian buku secara langsung di toko buku maupun di pameran buku. Pembelian buku dilakukan untuk perluasan jenis
buku yang dibutuhkan oleh pembaca dan untuk mengganti buku yang sudah using maupun sudah mengalami kerusakan.
b Pinjaman
Buku yang diperoleh dari hasil pinjaman dari pemerintah daerah mempunyai potensi yang besar dalam pengembangan
koleksi buku di TBM, karena dalam pinjaman akan diganti secara berkala setiap tiga bulan atau enam bulan sekali. Dengan
demikian TBM akan selalu mendapat pembaharuan terkait koleksi yang ada didalamnya untuk memenuhi kebutuhan para
pembacanya. 5
Penyusunan buku di rak
Buku ditata di rak buku agar pembaca lebih mudah dalam mencari dan menemukan buku yang ia inginkan. Penyusunan
buku di rak disusun sesuai dengan jenis buku yaitu merupakan jenis buku pengetahuan, buku refrensi, kamus, majalah, dan lain-
lain.
71
6 Pelayanan TBM
Pelayanan adalah kegiatan pemberian jasa kepada pembaca agar buku yang dimiliki TBM Pangeran Diponegoro dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pembaca. Pelayanan di TBM P. Diponegoro menggunakan strategi terbuka dan tertutup,
maksudnya system terbuka untuk pelayanan buku yang bersifat umum,dan tertutup untuk buku kamus. Maksud dari system
pelayanan terbuka yaitu pembaca bebas memilih dan mencari sendiri buku yang diinginkannya. Apabila mengalami kesulitan
dalam mencari buku yang diinginkan, dapat meminta bantuan kepada petugas yang ada. Pembaca leluasa mengambil buku yang
diinginkannya dan membaca diruangan TBM maupun untuk dipinjam.
7 Perawatan Buku
Buku adalah sumber ilmu pengetahuan yang sangat mudah rusak. Dalam pemanfaatannya satu buku dibaca oleh beberapa
pembaca dan selalu digunakan, sehingga tidak dapat dipungkiri apabila terjadi kerusakan. kegiatan perawatan buku menjadi tugas
yang umum dilakukan pengelola maupun petugas untuk menjaga buku tetap dalam kondisi yang baik. Kegiatan ini bertujuan untuk
melestarikan informasi dan melestarikan bentuk fisik buku sehingga dapat digunakan dalam bentuk yang utuh. Apabila buku
72
sudah using maupun sudah rusak dan tidak layak untuk diedarkan, maka pihak TBM akan menggantinya dengan buku
yang baru agar pembaca bisa kembali memanfaatkannya.
b.
Peraturan dan Tata tertib
Peratutan dan tata tertib yang diberlakukan di TBM Pangeran Diponegoro tidak lain yaitu agar layanan kerja TBM
bisa berjalan dengan baik. Peraturan ini harus ditaati para pengguna maupun pengelola TBM Diponegoro. Peraturan dan
Tata Tertib TBM meliputi : 1
Keanggotaan Untuk masyarakat pengguna TBM harus memiliki kartu
tanda keanggotaan agar dapat meminjam buku bacaan yang berada di TBM. Anggota TBM Pangeran Diponegoro saat ini
kurang lebih 500 anggota yang terdiri dari siswa SMP Diponegoro, SMK Diponegoro, MI Diponegoro, warga belajar
paket B,C, keaksaraan Fungsional, mahasiswa dan masyarakat umum sekitar TBM. Apabila meminjam buku dan tidak
memiliki kartu tanda anggota, maka peminjam harus membayar uang
sewa seharga
buku yang
dipinjamnya untuk
meminimalisir terjadinya buku yang tidak kembali. Dengan system tersebut, maka jika buku tidak kembali, pengelola
masih bisa membelinya dengan uang sewa yang didapatkan dari peminjam.
73
2 Hari dan jam buka TBM P. Diponegoro
Taman Bacaan ini melayani peminjaman dengan system terbuka untuk buku fiksi dan umum serta pelayanan tertutup
untuk buku kamus dengan jam buka : Hari senin
– kamis : 08.00
– 14.00 WIB Hari jum’at – Sabtu
: 08.00 – 13.00 WIB
3 Lama waktu peminjaman
Lama waktu peminjaman ditetapkan selama 7 hari dan dapat diperpanjang dengan melapor ke pengelola serta
membayar uang sewa tambahan. 4
Sanksi pelanggaran Pemberian sanksi diberikan kepada pengguna Taman
Bacaan Masyarakat apabila melakukan pelanggaran terhadap tata tertib peraturan yang sudah tertera. peminjam buku
pengguna Taman Bacaan yang melanggar dapat dikenakan sanksi yaitu berupa denda. Sanksi yang diberikan kepada
pengguna TBM yang menghilangkan atau merusakkan koleksi TBM maka diharuskan mengganti buku yang sama, apabila
tidak ada buku yang sama maka pelanggar harus mengganti dengan uang sesuai dengan harga buku yang dihilangkan atau
dirusakkan tersebut.
Dan sebelum
buku pinjaman
dikembalikan, tidak diperbolehkan untuk meminjam kembali buku yang lain.
74
B. Upaya Taman Bacaan Masyarakat Pangeran Diponegoro dalam
Meningkatkan Minat Baca di Dusun Sembego, Maguwoharjo, Sleman Yogyakarta
Berbagai fakta muncul dan terlihat di lapangan menunjukkan bahwa membaca belum membudaya di masyarakat. Hal itu membuat pemerintah
berupaya mencari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada. Program kegiatan untuk membudayakan membaca melalui Taman Bacaan
Masyarakat Pangeran Diponegoro menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya membaca di Dusun
sembego, Maguwoharjo, Sleman Yogyakarta yang sudah didirikan sejak tahun 2004.
TBM ini
bertujuan meningkatkan
minat membaca
untuk membudayakan gerakan gemar membaca menuju masyarakat yang terbebas
dari buta aksara, ketertinggalan arus informasi dan ilmu pengetahuan sehingga menjadikan masyarakat berwawasan luas, maju dan mandiri.
Meningkatkan minat membaca masyarakat yang dicanangkan melalui Taman Bacaan Masyarakat dilaksanakan untuk menanggulangi permasalahan
yang ada seperti masih rendahnya minat baca sebagian besar masyarakat, tingkat keterbacaan atau kemampuan membaca masyarakat yang masih
rendah, dan rendahnya kesadaran akan pentingnya membaca bagi akses informasi dan pengetahuan. Berdasarkan masalah-masalah yang ada dalam
masyarakat, maka diadakan kegiatan-kegiatan yang difungsikan untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan minat membaca agar terciptanya
sumber daya manusia yang berpengetahuan luas sehingga berdampak pada kehidupan.
75
Beberapa upaya yang dilaksanakan oleh TBM Pangeran Diponegoro dalam meningkatkan minat baca masyarakat yakni dengan memvariasikan
layanan baca, antara lain memberikan dorongan motivasi seperti pemberian hadiah
reward
, mendongeng untuk anak-anak, dan mengadakan lomba terkait dengan membaca yaitu lomba memahami isi buku bacaan, dan lomba
bercerita dengan versi masing-masing. Upaya selanjutnya yaitu dengan kegiatan kardus keliling, dan kegiatan sosialisasi dengan lomba memasak.
Upaya tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Sosialisasi melalui kegiatan lomba memasak
Sosialisasi merupakan kegiatan yang dilakukan pengelola untuk mengenalkan Taman Bacaan Masyarakat kepada khalayak umum.
Kegiatan sosialisasi bertujuan agar masyarakat lebih kenal terhadap TBM demi tercapainya budaya gemar membaca. Dengan adanya kegiatan ini,
masyarakat lebih mengetahui bahwa TBM adalah tempat membaca yang baik karena memiliki koleksi buku yang beragam. Pengelola berusaha
melakukan sosialisasi secara terus menerus untuk menanamkan pemahaman akan pentingnya membaca kepada masyarakat.
Kegiatan mengenalkan suatu lembaga bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui kegiatan yang bervariasi untuk
menarik perhatian masyarakat umum seperti yang dilakukan TBM Pangeran Diponegoro yakni melakukan sosialisasi melalui kegiatan lomba
memasak. Sepe rti yang disampaikan oleh ibu “S” yaitu:
76
“…Pengelola TBM harus gencar dalam mensosialisasikan kepada masyarakat mas, karena dengan sosialisasilah mereka akan
mengetahui apa itu TBM dan apa gunanya. Adanya kegiatan lomba memasak menjadi salah satu cara kami untuk mendapat
perhatian dari masyarakat umum khususnya ibu-ibu rumah tangga
”, CL. IV. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan dengan mengadakan kegiatan
lomba memasak yang diikuti masyarakat umum menjadi salah satu alternatif yang dilakukan pengelola untuk mengenalkan TBM beserta
fungsinya. Kegiatan lomba memasak ini secara tidak langsung bertujuan memberikan dorongan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu muda agar
menambah semangat mengunjungi TBM. Sosialisasi dengan melaksanakan kegiatan yang beragam dilakukan
setiap beberapa bulan sekali dengan tujuan untuk terus mengenalkan dan memperluas pemahaman terhadap TBM. Menjalankan kegiatan yang
kreatif tidaklah mudah, pihak TBM harus mempertimbangkan beberapa aspek. Salah satu aspek terpenting adalah pendanaan, dana merupakan
aspek pokok yang harus dimiliki ketika TBM berencana mengadakan kegiatan. Selain pendanaan, pengelola juga berperan dalam mengelola
kegiatan sosialisasi mulai dari perencanaan, pembuatan brosur pengumuman atau undangan kepada masyarakat, mengelola tempat, sarana
dan prasarana
dalam pelaksanaan
kegiatan. Setelah
dilakukan perencanaan, pengelola memulai dengan menyiapkan dana yang
dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan
sosialisasi, kemudian
dilanjutkan dengan pembuatan brosur pengumuman yang akan disebarkan ke masyarakat dusun Sembego. Terkait dengan kegiatan sosialisasi,
77
keterlibatan masyarakat seperti ketua RTRW dalam pelaksanaan sangat dibutuhkan untuk mengajak masyarakatnya berpartisipasi aktif dalam
pelaksanaan kegiatan. Selain itu ketersediaan tempat juga perlu dipertimbangkan, tempat disesuaikan dengan kebutuhan yang memiliki
halaman yang luas. Pengelola memberikan syarat yang harus dilakukan oleh peserta
lomba memasak, yaitu mengharuskan berkreasi dengan buku resep yang telah disediakan di TBM. Jika dimungkinkan para peserta membawa
peralatan sendiri untuk menghindari saling tunggu dalam menggunakan alat yang terbatas. Kegiatan sosialisasi dengan lomba memasak
dimaksudkan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa sumber bacaan yang disediakan TBM tidak sebatas buku ilmu pengetahuan saja,
tetapi juga menyediakan buku bacaan yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan mereka.
Kegiatan yang bervariasi serta melibatkan masyarakat memberikan kesan kepada mereka bahwa TBM merupakan sumber belajar yang
ditujukan untuk melayani maysarakat. TBM berusaha memberikan layanan yang tidak membosankan dengan mengadakan beraneka kegiatan
agar tidak menimbulkan efek jenuh bagi masyarakat. Seperti yang disampaikan ibu “S” selaku pengelola Taman Bacaan Masyarakat P
Diponegoro, yaitu: “…kami selaku pengelola setiap berapa bulan sekali selalu
merencanakan mengadakan kegiatan lomba-lomba yang bertujuan positif. Kegiatan seperti ini sangat membantu bagi kami untuk
78
mempertahankan anggota dan sekaligus menambah anggota, kegiatan ini bisa sebagai sosialisasi dan sebagai motivasi kepada
masyarakat umum. Melibatkan masyarakat dalam berbagai kegiatan juga bisa mengakrabkan kita selaku pengelola dengan
masyarakat mas” ,CL. IV. Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa TBM menyediakan
kegiatan yang menyenangkan dan mengadakan berbagai kegiatan yang dibutuhkan masyarakat terkait kegiatan membaca. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap minat membaca masyarakat, dengan adanya kegiatan yang menyenangkan di TBM Pangeran Diponegoro masyarakat
menjadi lebih mengetahui tentang fungsi TBM bagi masyarakat dan mempengaruhi mereka untuk memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Selain sosialisasi ada juga kegiatan promosi yang dilakukan pengelola untuk mengenalkan TBM secara keseluruhan.
Kegiatan promosi merupakan kegiatan mengenalkan kepada masyarakat yang lebih luas agar mengetahui adanya TBM P Diponegoro
berada di dusun Sembego Maguwoharjo beserta tujuan, visi dan misinya. Bentuk kegiatan promosi dari TBM antara lain berbentuk leaflet dan
mengikuti pameran di pemkab sleman. Usaha yang dilakukan yaitu dengan menempel selebaran pengumuman tentang adanya Taman Bacaan
Masyarakat Pangeran diponegoro beserta denah lokasi TBM di papan pengumuman maupun dilokasi yang sering digunakan untuk berkumpul
masyarakat. Langkah ini bertujuan untuk mempublikasikan TBM dan untuk menggencarkan budaya literasi dimasyarakat.
79
2. Memberikan dorongan motivasi
Motivasi dorongan adalah sebuah proses memberikan semangat dan arahan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Hal ini dilakukan
oleh pengelola TBM kepada masyarakat supaya mereka tergerak untuk gemar
membaca. Pentingnya
peranan motivasi
dalam proses
meningkatkan minat baca perlu dipahami oleh pengelola agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada masyarakat.
Motivasi dirumuskan sebagai dorongan yang berasal dari dalam maupun luar individu, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi atau
memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks membaca maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan akan ilmu pengetahuan.
Memotivasi masyarakat untuk gemar membaca bisa dilakukan dengan cara menunjukkan dan menjelaskan manfaat yang diperoleh dari
membaca seperti menambah ilmu pengetahuan, menambah wawasan dan informasi. Kegiatan ini sangat dibutuhkan dalam upaya meningkatkan
minat baca, karena untuk mewujudkan hal tersebut masyarakat memerlukan suatu rangsangan stimulus baik dari dalam diri
intern
maupun dari luar
ekstern
. Kegiatan membaca bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja sesuai dengan keinginan kita, bahan bacaan juga bisa kita
dapat dari tempat yang menyediakan buku bacaan seperti yang disediakan di Taman Bacaan Masyarakat.
80
Motivasi dalam membaca dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin, kemudian mendorong masyarakat berperilaku
aktif yaitu gemar membaca, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap kefektifan usaha belajar masyarakat. Maka
dari itu motivasi yang dilakukan pengelola terhadap masyarakat tanpa dengan tekanan dan paksaan, motivasi disini bersifat membangun agar
masyarakat lebih menyadari arti pentingnya membaca. TBM Pangeran Diponegoro dalam memotivasi anak-anak dengan mengadakan kegiatan
yang menarik bagi mereka seperti mengadakan permainan edukatif sehingga bisa menerapkan sistem bermain sambil belajar. Seperti yang
disampaikan oleh ibu “A”, bahwa: “…Sebelum sampai pada pembiasaan membaca ya mas, kita harus
dapat merangsang masyarakat untuk datang ke taman bacaan. Salah satu cara untuk merangsang masyarakat khususnya anak-
anak agar mau datang ke TBM adalah dengan mengadakan permainan-permainan yang menyenangkan seperti mengadakan
kegiatan mendongeng setelah itu diadakan kuis tebak gambar tokoh dalam dongeng atau teka-teki yang bersangkutan dengan
dongeng yang dibacakan
”, CL. X. Kegiatan permainan edukatif seperti kuis tebak gambar tokoh
dalam dongeng atau teka-teki yang bersangkutan dengan dongeng yang dibacakan merupakan kegiatan yang menarik anak-anak, hal tersebut
dirasakan cukup membantu dalam meningkatkan perhatian mereka terhadap TBM, sehingga dengan ketertarikannya itu akan membawa
pembiasaan untuk terus belajar. Minat baca yang dimiliki seseorang bukan merupakan sesuatu yang dibawa sejak lahir, melainkan merupakan hasil
81
kebutuhan dan keteladanan, termasuk dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Minat baca dapat ditingkatkan, misalnya melalui kegiatan-
kegiatan yang diselenggarakan di Taman Bacaan Masyarakat. Untuk mendukung kegiatan yang diadakan di TBM maka motivasi dibutuhkan
agar terdorong untuk membudayakan gemar membaca. Pemberian motivasi kepada anggota maupun pembaca di TBM
Pangeran Diponegoro dilakukan dengan berbagai cara antara lain: a.
Pemberian hadiah
reward
. Pemberian hadiah adalah kegiatan memberikan penghargaan
kepada seseorang. Pengelola TBM memberikan apresiasi dengan memberikan hadiah
reward
kepada pembaca yang rajin
mengunjungi TBM maupun meminjam buku bacaan yang disediakan. Pemberian hadiah merupakan salah satu motivasi dari luar
individu
ekstrinsik
yang efektif untuk menambah semangat serta gairah bagi pembaca. hadiah yang diberikan kepada pembaca terajin
bisa berupa piagam penghargaan dan buku fiksi maupun non fiksi. Kegiatan pemberian hadiah
reward
ini sangat menarik untuk mengajak masyarakat khususnya anak-anak agar mau membaca.
Pemberian hadiah dijadikan sebagai cara memotivasi karena pada
dasarnya semua orang suka mendapatkan hadiah, hal ini juga akan berpengaruh jika diterapkan untuk memotivasi masyarakat khususnya
anak-anak dalam hal membaca. dengan adanya pemberian hadiah mereka akan lebih bersemangat untuk membaca. Seperti yang
82
disampaikan saudara “M” selaku anggota TBM yang menyatakan bahwa:
”…Adanya pemberian hadiah itu seperti dorongan buat kita mas, siapa yang rajin membaca disini atau pinjam buku, dia
bakal dapet hadiah ”, CL. VI.
Hal serupa dinyatakan juga oleh saudara “T” bahwa: ”…dengan iming-iming hadiah itu, kita jadi tambah semangat
buat baca disini mas
”, CL. VIII. Kegiatan pemberian hadiah kepada pembaca terajin memang bisa
menjadikan anggota lebih semangat dalam membaca. Hadiah berguna untuk memberikan stimulus kepada otak anak agar terdorong untuk
selalu membaca. Dengan adanya pemberian hadiah di TBM Pangeran Diponegoro maka kebiasaan anggota untuk membaca secara tidak
langsung akan terbentuk sampai mereka benar benar mengetahui sendiri apa fungsi dan makna membaca selain mendapatkan hadiah.
b. Kegiatan mendongeng
Mendongeng adalah kegiatan menceritakan secara lisan sebuah buku cerita yang disediakan TBM untuk anak-anak yang disesuaikan
dengan umur mereka. Dongeng yang dibacakan bisa berupa legenda suatu daerah atau cerita yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng
tersebut bisa diambil keteladanan sifat, sikap, budi pekerti serta moral dari tokoh dongeng seperti cerita yang bertokoh hewan
fabel
. Kegiatan mendongeng dilakukan setiap hari sabtu disesuaikan
dengan jam belajar anak yakni setelah mereka pulang sekolah. Motivasi dengan cara mendongeng digunakan untuk menarik minat
83
masyarakat khususnya anak-anak, karena pada usia anak-anak lebih senang mendengar dan melihat daripada membaca suatu cerita
sendiri. Kegiatan mendongeng ini memanfaatkan ruangan TBM maupun meminjam ruangan di yayasan Diponegoro.
Dongeng merupakan sarana pendidikan yang paling mudah dan mengasyikan.
Pada dasarnya anak-anak sangat menyukai cerita. Hal ini akan menjadi modal dasar yang sangat berarti. Dengan memilih cerita yang
tepat dan bercerita dengan cara yang merebut hati anak, kita dapat menyelipkan berbagai informasi yang berguna untuk mendidik
mereka. Motivasi seperti ini secara tidak langsung memiliki pengaruh
yang positif bagi anak, karena pada usia anak, masih memiliki pemahaman yang kurang terhadap suatu bacaan sehingga dengan
kegiatan yang
menyenangkan seperti
mendongeng akan
meningkatkan antusiasme mereka. Seperti yang dinyatakan ibu “A”,
yaitu: “…disini diadakan kegiatan mendongeng atau bercerita bagi
anak-anak setiap hari sabtu mas. Setelah didongengi mereka dikasih kuis atau teka-teki mengenai dongeng yang
dibacakan. Dengan cara ini diharapkan partisipan TBM yang sebagian besar anak-anak akan meningkat dengan pelayanan
TBM yang lebih ramah, seru dan menyenangkan
”, CL. X. Pada usia dini, mereka ditanamkan hal-hal yang positif
dengan mengenalkan pada mereka buku-buku bacaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, dengan maksud mengajarkan akan arti
pentingnya membaca bagi diri sendiri. Membacakan dongeng
84
merupakan stimulasi dini yang mampu merangsang keterampilan berbahasa pada anak-anak. Maka dari itu dengan membacakan cerita
ataupun dongeng bagi anak dapat merangsang anak untuk aktif mengunjungi TBM dengan maksud menjadikan membaca sebagai
kebiasaan yang nantinya selalu dilakukan dalam kehidupannya. Kegiatan mendongeng yang dilakukan petugas TBM Pangeran
Diponegoro mendapat respon yang positif khususnya anak-anak, dibuktikan dengan antusiasnya anak-anak pada saat diadakan kegiatan
mendongeng di TBM. c.
Kegiatan lomba Kegiatan lomba merupakan kegiatan bersaing secara positif
dengan kemampuan yang dimiliki untuk menjadi yang terbaik diantara saingannya. Kagiatan lomba diadakan oleh pengelola TBM
yang ditujukan untuk anggota. Cara memotivasi anggota seperti ini diharapkan dapat meningkatkan antusias dan perhatian masyarakat
terhadap TBM, karena untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap membaca dibutuhkan kegiatan yang menyenangkan dan
tidak memberikan efek bosan. Seperti pendapat yang dinyatakan ibu “S”, yaitu:
“…meningkatkan semangat masyarakat kita lakukan dengan mengadakan kegiatan-kegiatan positif yang berkaitan dengan
membaca mas, seperti lomba memahami isi bacaan, lomba menulis, atau bercerita. Dengan kegiatan yang bermacam-
macam itu diharapkan tidak memberi efek bosan kepada anggota maupun pembaca di TBM ini
”, CL. IV.
85
Adanya kegiatan lomba seperti ini dimaksudkan untuk menambah semangat anggota agar miningkatkan frekuensi membaca,
karena dalam pelaksanaanya terdapat kompetisi secara positif. Para anggota menjadi lebih gemar membaca dengan diadakannya kegiatan
lomba. Sehingga dibenak masing-masing anggota akan berfikir bagaimana caranya untuk memenangkan lomba tersebut. Pemikiran
seperti itulah yang kemudian mendorong mereka untuk lebih giat belajar. Macam-macam lomba yang diadakan oleh TBM Pangeran
Diponegoro adalah: 1
Lomba memahami isi buku
Memahami isi buku bacaan adalah kegiatan memahami maksud dan tujuan yang dituangkan penulis dalam media tertulis.
Untuk memahami suatu buku diperlukan membaca secara intensif
intensive reading
agar dapat mengerti isi dan memahami konteks bahasa yang digunakan dalam penulisan. Hal yang mendasari
diadakan lomba memahami isi buku yaitu diperlukannya membaca secara mendalam untuk mengerti tujuan dan maksud sebuah
tulisan. Sehingga dengan kegiatan ini akan mendorong anggota untuk membaca lebih dalam dan tidak hanya sekedar bisa
membaca. Lomba memahami isi buku bacaan yang diadakan dua
bulan sekali merupakan kompetisi positif yang digunakan untuk
86
mengetahui seberapa jauh anggota TBM memahami buku yang dibaca. Kegiatan ini diadakan bagi anggota selain agar lebih
memacu mereka untuk gemar membaca, juga difungsikan untuk melatih keberanian berbicara didepan umum, menumbuhkan rasa
percaya diri, dan meningkatkan kemampuan yang dimiliki. Hal tersebut dapat mengembangkan sikap positif selain bisa membaca,
masyarakat juga bisa mengetahui apa maksud dan tujuan yang terdapat dalam bacaan.
Kegiatan ini diharapkan dapat memacu anggota TBM Pangeran Diponegoro agar gemar membaca. Dengan kegemaran
mereka dalam membaca akan terdorong dan lebih bergairah untuk selalu membaca di TBM maupun mencari buku ke tempat lain
yang menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan mereka, sehingga menjadikan membaca sebagai suatu kebiasaan
bahkan suatu kebutuhan. 2
Lomba bercerita dengan versi masing-masing Lomba bercerita merupakan kegiatan mengulangi cerita
secara lisan dari buku bacaan yang telah dibaca. kegiatan ini hampir sama dengan memahami isi buku yang harus mengerti
maksud dan tujuan serta alur dari buku cerita. Bercerita pastinya tidak asing lagi ditelinga kita, tetapi
eksistensi kegiatan bercerita saat ini cenderung semakin memudar karena pengaruh perkembangan era globalisasi dan kemajuan
87
tekhnologi informasi dan komunikasi. Lomba ini ditujukan bagi anak-anak untuk melatih sejak dini rasa percaya diri, melatih
keberanian atau mental, serta meningkatkan kemampuan berbahasa mereka ketika berbicara didepan umum. Peserta bebas
mengekspresikan gaya berceritanya dengan berbagai peragaan versi masing-masing.
Kegiatan lomba
yang dilakukan
TBM Pangeran
Diponegoro ini merupakan langkah strategis dalam memotivasi anak-anak untuk tumbuh dengan kemampuan berbicara yang lebih
baik, menumbuhkan minat baca dan merangsang mereka untuk terus memperluas wawasan dan pengetahuan diberbagai bidang.
3. Kegiatan kardus keliling
Kardus keliling adalah kegiatan mengedarkan buku bacaan menggunakan kardus yang dilakukan oleh pengelola kepada masyarakat
dusun Sembego. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari senin, kamis dan sabtu yang disesuaikan dengan waktu istirahat masyarakat. Melalui
Kegiatan ini, pengelola bisa menjaring masyarakat yang mau membaca tanpa mengunjungi TBM. Peranan pengelola yang melaksanakan metode
jemput bola menggunakan metode kardus keliling dirasakan lebih efektif dan efisien karena dapat menjangkau kerumah penduduk dan dapat
meminimalisir pengeluaran dana. Kardus keliling merupakan bentuk kepedulian pengelola TBM
terhadap masyarakat agar dalam kehidupan mereka selalu membaca.
88
Kegiatan ini sekaligus bertujuan untuk sosialisasi kepada warga masyarakat sekitar TBM bahwa membaca itu penting sekali bagi
kehidupan mereka. Sehingga metode jemput bola seperti ini sangat berguna untuk masyarakat sekitar yang memang tidak sempat datang ke
TBM tapi mereka tetap bisa membaca. Seperti yang disampaikan ibu “S”
selaku ketua pengelola, yaitu : “…disini ada kardus keliling mas, yang ditujukan ke rumah
penduduk maupun lokasi yang sering digunakan untuk berkumpul masyarakat agar mereka tetap bisa membaca walaupun tidak
datang langsung ke TBM. Kegiatan ini lebih efektif mas untuk membudayakan membaca kepada masyarakat
”, CL. IV. Hal senada juga disampaik
an oleh ibu “A” , yaitu: “…pihak TBM berusaha menyediakan apa yang dibutuhkan
masyarakat mas, ada kegiatan kardus keliling sebagai metode jemput bola, kegiatan itu bisa memberikan pemahaman kepada
mereka untuk selalu menerapkan kegiatan membaca dalam kesehariannya
”, CL. X. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan kardus
keliling dapat meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya membaca bagi kehidupan mereka. Kepedulian yang ditunjukkan oleh
pengelola kegiatan kardus keliling mendapat respon yang positif dari masyarakat terutama warga pondok pesantren, mereka ikut berperan serta
dalam kegiatan ini. Hal ini menunjukkan sebagian dari keberhasilan TBM dalam merangkul masyarakat walaupun belum semuannya ikut terlibat.
Metode ini bertujuan memberikan layanan bagi warga sekitar TBM sebagai salah satu upaya untuk menggencarkan kegiatan literasi
dimasyarakat.
89
C. Faktor Pendukung Upaya Taman Bacaan Masyarakat Pangeran
Diponegoro dalam Meningkatkan Minat Baca di Dusun Sembego, Maguwoharjo, Sleman Yogyakarta
Dalam pelaksanaan program dan layanan Taman Bacaan Masyarakat Pangeran Diponegoro terdapat faktor pendukung dalam pelaksanaanya. Faktor
pendukung tersebut berpengaruh terhadap berlangsungnya program kegiatan yang ada dalam TBM untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Faktor
pendukung tersebut antara lain :
1 Koleksi buku yang memadai
Koleksi Taman Bacaan Masyarakat adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada
masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi. Koleksi buku bacaan merupakan faktor utama yang harus ada dalam setiap
perpustakaan tidak terkecuali TBM Pangeran Diponegoro. Upaya yang dilakukan yaitu memperluas dan mengembangkan Taman Bacaan
Masyarakat TBM Pangeran Diponegoro yang di kelola sejak 5 Februari 2004 dan telah memiliki buku koleksi bidang keaksaran, cerita, buku
sekolah, teks book, Kamus dan bacaan lainnya yang meliputi Pendidikan, Agama,
Ilmu Admistrasi,
Ilmu Komputer,
Pemerintahan dan
Kemasyarakatan dengan jumlah kurang lebih 2.426 judul dan 50 judul majalah.
90
Taman Bacaan Masyarakat Pangeran Diponegoro telah memiliki sarana sebagai penunjang untuk melaksanakan kegiatan serta memberikan
layanan kepada mayarakat. Pada saat ini sarana yang dimiliki TBM seperti pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3. Daftar Sarana yang dimiliki TBM Pangeran Diponegoro
No Nama Barang
Keterangan Jumlah Kondisi
1 Rak buku
Ada 3
Layak 3
Meja kerja petugas Ada
1 Layak
4 Kursi baca
Ada 25
Layak 6
Computer printer Ada computer 1
Layak 7
VCD Player Ada
1 Layak
8 Kipas Angin
Ada 1
Layak 9
TV Ada
1 Layak
12 Dispenser-galon
Ada 1
Layak
Sumber: TBM Pangeran Diponegoro
Tabel 4. Daftar koleksi yang dimiliki TBM Pangeran Diponegoro
No Jenis
Jumlah Peredaran
perbulan Judul
Eksemplar 1
Buku Non Paket 2.436
judul 3.665
eksemplar 100 eksemplar
2 Majalah
50 judul 50
eksemplar 3
Surat Kabar Kedaulatan
Rakyat 1
Tiap hari beredar
Sumber: TBM Pangeran Diponegoro
91
Faktor penunjang seperti sarana dan koleksi TBM Pangeran Diponegoro memiliki peranan yang sangat penting, ketersediaan fasilitas
dan koleksi buku yang beragam memberikan dorongan positif terhadap anggota maupun masyarakat secara umum untuk memanfaatkan layanan
buku bacaan tersebut. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya jumlah anggota TBM Pangeran Diponegoro yaitu kurang lebig terdiri dari 500
anggota, terdiri dari siswa SMP, Diponegoro, SMK Diponegoro, MI Diponegoro, warga belajar paket B,C, KF, Mahasiswa serta masyarakat
umum sekitar. koleksi buku yang sesuai dengan kebutuhan anggota
dapat mewujudkan tujuan dan fungsi dari TBM yaitu untuk berusaha
menyediakan informasi atau bahan pustaka yang dibutuhkan pengguna .
Seperti yang diungkapkan saudara “G”, yaitu:
“…sumber bacaan disini sudah baik mas, mau membaca buku apapun ada disini dari cerita sampai ilmu-ilmu pengetahuan umum
juga ada ”, CL. VII.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh “T”, yaitu: ”…sumber buku bacaan disini komplit mas, mau baca apa aja ada
disini, ngerjain tugas juga bisa disini mas sambil cari referensi bukunya
”, CL. VI. Taman Bacaan menyediakan fasilitas berupa koleksi buku bacaan
yang sesuai dengan kebutuhan anggota dan masyarakat, sehingga dengan koleksi yang sudah cukup lengkap, bisa menambah gairah anggotanya
untuk memanfaatkan buku-buku yang ada dalam TBM.
92
2 Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan kardus keliling
Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap pengelola, penjaga TBM dan anggota, yang menjadi faktor
pendukung dalam pelaksanaan program TBM antara lain keterlibatan masyarakat dalam kegiatan kardus keliling. Pelaksanaan kardus keliling
disambut baik oleh masyarakat sekitar TBM, bahkan masyarakat turut serta berkontribusi dalam kegiatan yang diadakan oleh TBM ini.
Masyarakat khususnya anak pondok pesantren Diponegoro secara bergantian ikut mengedarkan buku bacaan kerumah penduduk di Dusun
Sembego. Mereka menyadari bahwa membaca bagi kehidupan adalah hal yang penting. Hal ini yang mendorong mereka untuk ikut menggencarkan
kegiatan membaca dengan berperan aktif dalam kegiatan kardus keliling. Membaca penting bagi kehidupan masyarakat karena dapat
meningkatkan kemampuan,
pengetahuan, keterampilan,
dan memperluas wawasan bagi mereka yang telah melek aksara, serta bagi
mereka yang putus sekolah atau tamat sekolah tetapi tidak melanjutkan, sebagai bekal untuk mengembangkan diri, bekerja atau
berusaha secara mandiri dalam setiap aktivitas mereka dalam kehidupan di masyarakat.
3 Pelayanan yang ramah
Pelayanan yang ramah maksudnya adalah melayani kebutuhan masyarakat akan membaca dengan penuh kepedulian dan selalu siap
membantu jika ada kesulitan dalam memilih atau mencari buku. Pelayanan
93
yang ramah dan selalu menyambut para pengunjung dengan senyuman dan sapaan memang menjadi idaman para anggotanya, selain menciptakan
suasana yang nyaman dan aman, pembaca di TBM bisa memiliki keakraban terhadap penjaga TBM.
Penerapan sistem pelayanan seperti ini bertujuan untuk memberikan suasana yang menyenangkan dibenak pembaca. Perasaan
individu memang dapat mempengaruhi kondisi membaca seseorang. Apabila seseorang sudah memiliki rasa nyaman, maka membaca akan
terasa menyenangkan. Penjaga TBM yang ramah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perasaan seorang pembaca menjadi nyaman. Hal
tersebut akan berdampak pada kualitas membaca individu di TBM Pangeran Diponegoro.
4 Rasa ingin menambah pengetahuan
Faktor ingin menambah pengetahuan dari seorang merupakan faktor internal yang ada dalam individu. Pemahaman akan pentingnya
membaca menjadi motivasi diri sendiri untuk selalu membaca. Keadaan ini menjadi faktor pendukung lain dalam upaya TBM dalam meningkatkan
minat baca. Anggota TBM mempunyai keinginan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mereka dengan membaca. seperti yang
disampaikan “M” bahwa: ”…dengan baca buku bisa menambah pengetahuan saya mas, bisa
nambah wawasan juga, jadi saya membaca disini karena hal tersebut”, CL. VIII.
Hal serupa juga dinyatakan oleh “T”, yaitu:
94
”…saya ingin terus belajar saja mas, dengan membaca setidaknya bisa menambah pengetahuan saya
”, CL. VI.
Berdasarkan ungkapan di atas kebutuhan akan membaca sangat mempengaruhi minat baca seseorang. Kebutuhan akan pengetahuan dan
wawasan memberikan dorongan motivasi pada diri sendiri. Hal tersebut memang timbul karena sudah mengetahui arti pentingnya membaca bagi
diri mereka sendiri.
D. Faktor penghambat Taman Bacaan Masyarakat Pangeran Diponegoro