39
dalam bacaan. Jadi dalam membaca diperlukan intelektual yang tinggi. Selain itu membaca merupakan suatu bentuk komunikasi antara pembaca dan media
cetak yang dibacanya sebagai wakil dari penulisnya. Suatu komunikasi yang baik menuntut suatu pengalaman linguistik yang erat hubungannya dengan
segi-segi ekspresi.
D. Minat Baca Masyarakat
Aktivitas membaca akan dilakukan oleh individu atau tidak ditentukan oleh minat individu terhadap aktivitas tersebut. Disini tampak bahwa minat
merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas. Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang menyebabkan
seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu.
Menurut Crow and Crow dalam bukunya General Psycology yang dikutip oleh Syamsudin 1978:7 menjelaskan:
Bahwa minat menunjukkan kekuatan motivasi yang menyebabkan individu memberikan perhatian dapat kepada orang lain, benda atau
kegiatan. Disini juga terlihat adanya hubungan individu dengan obyek diluar individu, dan hubungan itu merupakan proses, sehingga terjadi
dalam individu yang disebut minat. Hakikat minat sangat bersifat pribadi, oleh karenanya minat sangat
berbeda antara orang satu dengan yang lainya, bahkan minat dalam diri seseorang berbeda dari waktu kewaktu. Begitu pula dengan minat seseorang
untuk membaca buku. Seperti pendapat Darmono 2001:182 yang mengungkapkan bahwa:
40
minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Aktivitas membaca akan dilakukan
oleh seseorang atau tidak akan ditentukan oleh minat seseorang terhadap aktivitas tersebut. Disini Nampak bahwa minat merupakan motivator
yang kuat utuk melakukan aktivitas. Sedangkan menurut Soeatminah, dkk 1989:73 menjelaskan tentang
yang dimaksud minat baca yaitu: Perasaan senang seseorang terhadap suatu bahan bacaan itu ia akan
mendapatkan suatu manfaat baik dalam rangka usaha meningkatkan atau menambah pengetahuannya atau hubungannya dengan kegunaan yang
dimiliki. Minat membaca berarti adanya perhatian atau kesukaan kecendrungan
hati untuk membaca. Adanya perhatian atau kesukaan untuk membaca sudah merupakan dasar untuk tumbuhnya minat baca. Minat baca tanpa didukung
oleh fasilitas untuk membaca tidak akan berkembang menjadi budaya baca. Minat baca memang sulit didefinisikan secara tegas dan jelas. Tinggi
rendahnya minat baca seseorang seharusnya diukur berdasarkan frekuensi dan jumlah bacaan yang dibacanya. Namun bacaan itu bukan merupakan bacaan
wajib. Misalnya bagi pelajar, bukan buku pelajaran sekolah.Jadi seharusnya diukur dari frekuensi dan jumlah bacaan yang dibaca dari jenis bacaan
tambahan untuk berbagai keperluan misalnya menambah pengetahuan umum. Pengertian minat diatas memberikan pengertian bahwa minat
menyebabkan perhatian dimana minat seolah-olah menonjolkan fungsi rasa dan perhatian serta fungsi pikiran. Hal ini menegaskan bahwa apa yang
menarik minat menyebabkan pula kita berperhatian dan apa yang menyebabkan berperhatian kita tertarik, minatpun menyertainya jadi ada
hubungan antara minat dan perhatian.
41
Aspek minat terdiri dari aspek kognitiif dan aspek efektif. Aspek kognitif berupa konsep positif terhadap suatu obyek dan berpusat pada
manfaat dari obyek tersebut. Aspek kognitif adalah menyadari manfaat membaca bagi seseorang dan melahirkan semangat untuk belajar aktif.
Aspek afektif nampak dalam rasa suka atau tidak senang dan kepuasan pribadi terhadap obyek tersebut. Masyarakat merasa antusias, bersemangat
membaca dan sudah bisa menikmati isi bacaan. Namun antusiasme saja tidak cukup, masyarakat butuh pijakan agar antusiasme itu lebih mengakar dan kuat.
Pijakan itu adalah nilai sehingga membaca jadi lebih bermakna. masyarakat butuh mengenal, memahami, dan merasakan nilai yang membuat mereka perlu
banyak membaca dan terus menerus membaca. Membekali masyarakat dengan nilai-nilai maka semangat membacanya lebih kuat dan apa yang dilakukanya
lebih bermakna. Melalui pemahaman terhadap nilai tersebut maka masyarakat akan terdorong untuk menghargai setiap usahanya yang dilakukan dengan
sungguh-sungguh tanpa harus takut merasa gagal. Sehingga akan memiliki
adversity quotient
yaitu daya tahan berjuang dan mampu menghadapi kesulitan yang tinggi.
Buku bukan hanya jendela dunia, melainkan didalam buku ada hidup dan kehidupan itu sendiri. Karena membaca bukan suatu kegiatan yang
ditambahkan melainkan yang berjalin dengan makna teks. Para pembaca adalah pencipta bersama makna. Teks menjadi sebuah kehadiran yang
mengatasi kungkungan waktu. Cara terbaik membaca adalah dengan menulis. Dengan menulis, seseorang mencoba bereksperimen dengan bahaya kata-kata
42
dan kesukaranya. Membaca bukan lagi terpisah dengan menulis. Keduanya membentuk jalan kemasa depan, keduanya merupakan bagian yang
memungkinkan perkembangan penalaran individual, pemikiran kritis dan independen, pembangkit kepekaan terhadap kemanusiaan.
S.W Septiarti dalam penelitianya 2008:36 menyatakan bahwa: Sebagaimana forum lain misalnya forum PKBM, Forum Tutor, Forum
PAUD, dan forum lain, Forum TBM memiliki sejumlah agenda pengembangan budaya baca pada sejumlah TBM dengan berpihak pada
kelompok-kelompok tertentu yang tak terjangkau oleh program lain untuk mengintegrasikan TBM dengan kegiatan produktif lain agar dalam
keberlangsunganya TBM semakin dicintai masyarakat sebagai sarana pengembang kualitas hidup bagi diri sendiri maupun lingkungan.
Pengintegrasian ini bertujuan agar TBM menjadi sarana pengembangan budaya baca yang nyata. Bukan sebagai tempat menumpuk buku-buku
bacaan. Disamping itu pengembangan budaya baca juga diarahkan pada relevansi dan seiring dengan pemenuhan standar keterbacaan
massyarakat agar tidak buta aksara kembali. Apapun gerakan mengenai pengembangan budaya baca, tampaknya
harus dimulai dari kesadaran masyarakat, itulah yang paling utama. Oleh karena prinsip pembelajaran kesaadaran itulah TBM kembali dihidupkan
dengan berbagi program program dari pengadaan sarana prasarana hingga pada penguatan kelembagaanya. Dari semua konsep pengembangan budaya
baca melalui TBM bagi individu di sekitarnya yang terpenting adalah prinsip mewujudkan taman bacaan secara konkrit, aktifitas yang sistematik, periodik
dan efektif.
43
E. Alur penelitian