Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Literasi

13 2. Apa faktor pendukung dan penghambat Upaya Taman Bacaan Masyarakat Pangeran Diponegoro dalam meningkatkan minat baca masyarakat di Dusun Sembego, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan upaya Taman Bacaan Masyarakat Pangeran Diponegoro dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat di Dusun Sembego, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. 2. Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat Upaya Taman Bacaan Masyarakat Pangeran Diponegoro dalam meningkatkan minat baca di Dusun Sembego, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Secara teoretis, penelitian ini dapat sebagai bahan informasi bagi peneliti lain dan pengetahuan bagi jurusan Pendidikan Luar Sekolah tentang Taman Bacaan Masyarakat. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Taman Bacaan Masyarakat terutama Taman Bacaan Masyarakat Pangeran Diponegoro dalam meningkatkan minat baca dan layanan bacaan bagi masyarakat. 14 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

1. Pengertian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM

PKBM sebagai sebuah lembaga yang mengedepankan belajar masyarakat dan belajar sepanjang hayat serta mengembangkan budaya belajar seharusnya berjalan dengan profesional dan didirikan tidak hanya berdasar untuk menyerap atau menerapkan program-program yang digulirkan pemerintah. Akan tetapi PKBM benar-benar merupakan wujud dan sebuah lembaga pembelajaran yang utuh. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi definisi PKBM terus disempurnakan, UNESCO dalam Umberto Sihombing 1999:111 mendefinisikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarkat PKBM adalah sebuah lembaga pendidikan yang diselenggarakan diluar sistem pendidikan formal diarahkan untuk masyarakat pedesaan dan perkotaan dengan dikelola oleh masyarakat itu sendiri serta memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan berbagai model pembelajaran dengan tujuan mengembangkan kemampuan dan keterampilam masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidupnya. Sedangkan menurut Umberto Sihombing 1999:112 menyebutkan bahwa PKBM adalah sebuah model kelembagaan yang diartikan bahwa PKBM sebagai basis pendidikan masyarakat, dikelola secara professional oleh LSM atau organisasi kemasyarakatan lainya, sehingga masyarakat dengan mudah dapat berhubungan dengan PKBM dan meminta informasi tentang berbagai program pendidikan 15 masyarakat, persyaratanya dan jadwal pelaksanaanya. Pelembagaan artinya menempatkan PKBM sebagai basis penyelenggaraan program pendidikan masyarakat ditingkat operasional desakelurahan. Pendapat hampir sama dikemukakan oleh Mustofa Kamil dalam buku Pendidikan Nonformal 2011:86 yang menjabarkan bahwa: PKBM adalah sebuah lembaga pendidikan yang dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat serta diselenggarakan diluar system pendidikan formal baik diperkotaan maupun dipedesaan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan belajar kepada seluruh lapisan masyarakat agar mereka mampu membangun dirinya secara mandiri sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa PKBM adalah suatu lembaga yang dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat diluar sistem pendidikan formal sebagai sumber pembelajaran masyarakat, serta memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan berbagai model pembelajaran dengan tujuan mengembangkan kemampuan dan keterampilam masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidupnya

2. Tujuan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM

Umberto Sihombing dalam bukunya Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa Depan 1999:116 menyebutkan bahwa tujuan pelembagaan PKBM adalah untuk menggali, menumbuhkan, mengembangkan, dan memanfaatkan seluruh potensi yang ada dalam masyarakat, untuk sebesar- besarnya pemberdayaan masyarakat itu sendiri. Maksud dari pernyataan diatas yaitu masyarakat mampu mengembangkan potensi dirinya sendiri dengan disediakannya lembaga PKBM, sehingga mampu menciptakan kehidupan yang lebih baik. Bagi masyarakat yang belum menempuh 16 pendidikan formal maupun yang telah putus sekolah dapat memperoleh pendidikan yang sama melalui program-program yang diadakan dalam PKBM. Misalnya saja lembaga kejar paket, program keaksaraan. Pendidikan sejak usia dini juga terdapat di lembaga PKBM sebagai bekal anak sebelum menempuh pendidikan formal. Selain itu juga disediakan kursus-kursus untuk menciptakan keterampilan warga masyarakat agar mampu bersaing dengan masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi dengan menciptakan lapangan kerja sendiri sesuai potensi yang dimilikinya.

3. Program-program yang dikembangkan PKBM

Sesuai dengan fungsi dan tujuan PKBM, berbagai program pendidikan nonformal dapat dikembangkan didalamnya. Program-program tersebut antara lain : a. Program keaksaraan Fungsional Program ini bertujuan membelajarkan warga masyarakat warga belajar agar dapat memanfaatkan kemampuan dasar baca, tulis, berhitung dan kemampuan fungsionalnya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini Taman Bacaan Masyarakat merupakan salah satu sarana dan program sampingan yang pada intinya berperan untuk menstimulasi dan mendukung ke arah keberlanjutan program keaksaraan fungsional agar warga belajar tidak mengalami buta aksara kembali. 17 b. Pengembangan Anak Usia Dini early childhood Pembangunan anak di usia yang bisa dikatakan usia emas, karena pengembangan sumber daya manusia dimulai saat usia dini, sehingga PKBM memiliki kwajiban untuk mengembangkan program tersebut sejalan dengan tujuan dan fungsi PKBM. PAUD dan TBM merupakan salah satu mitra kerja orang tua dalam mengoptimalkan pelayanan pendidikan bagi putra putrinya sejak usia dini. c. Program Kesetaraan equivalencey education Program kesetaraan adalah program yang melayani warga masyarakat yang putus sekolah. Yang mempunyai jenjang dan tingkatan yang sering disebut sekolah kejar paket. Seperti yang disampaikan Mustofa Kamil 2011:96, Program ini sangat vital dalam menjawab permasalahan mutu Sumber Daya Manusia. Sesuai dengan fungsi dan peranan PKBM sebagai pusat kegiatan belajar masyarakat memiliki peranan penting dalam mengembangan program-program kesetaraan ditengah-tengah masyarakat. Berdirinya program TBM di tengah-tengah pendidikan kesetaraan dimana TBM memiliki andil sebagai sarana belajar bagi masyarakat untuk memperoleh informasi dan mengembangkan pengetahuan guna memenuhi minat dan kebutuhan belajarnya yang bersumber dari bahan bacaan dan bahan pustaka lainnya. 18 d. Kelompok Belajar Usaha Tujuan PKBM menurut Mustofa Kamil 2011:99 adalah meningkatnya kualitas hidup masyarakat atau warga belajar dari sisi ekonomi atau meningkatnya pendapatan income generating . Maka salah satu program yang dikembangkan PKBM adalah kelompok belajar usaha, melalui program ini kmandirian warga belajar masyarakat dalam mengembangkan keterampilan berusaha atau dalam mengembangkan jiwa makaryanya entrepreneurship akan mudah tercapai. e. Kursus Keterampilan Program kursus keterampilan dalam PKBM diadakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, minimal program ini diarahkan bagi warga belajar yang telah terbebas dari buta huruf atau telah menyelesaikan program kesetaraan dasar paket A dan B, atau telah lulus pendidikan sekolah formal SDMI, SMPMTS Kemampuan dalam pengembangan program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dengan kondisi social budaya spesifik yang dimilikinya menjadi tantangan bagi pendidikan nonformal. Ungkapan tersebut dapat dijabarkan bahwa kebutuhan pendidikan adalah kesenjangan antara apa yang diingini oleh seseorang, lembaganya atau masyarakatnya dengan kemampuan yang ada pada dirinya atau dengan kata lain yaitu hubungan antara aspirasi 19 dengan kenyataan. Oleh karena itu kehadiran Taman Bacaan MasyarakatTBM di desa dan kelurahan-kelurahan adalah wujud respon berkembangnya pendidikan nonformal di masyarakat. Keberadaan TBM menjadi wahana berkembangnya literasi kemampuan baca masyarakat. Masyarakat memiliki aksess terhadap informasi serta bahan bacaan yang dibutuhkan. Buku-buku yang menjadi sarana wajib yang harus dipenuhi oleh taman bacaan bisa disediakan oleh pemerintah maupun swadaya masyarakat.

B. Taman Bacaan Masyarakat Sebagai Pengembang Minat Baca

1. Pengertian Taman Bacaan Masyarakat

TBM Taman Bacaan Masyarakat yang biasa terdapat di lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM adalah lembaga pembudayaan kegemaran membaca masyarakat yang menyediakan dan memberikan layanan di bidang bahan bacaan, berupa buku, majalah, tabloid, koran, komik, dan bahan multi media lain, yang dilengkapi dengan ruangan untuk membaca, diskusi, bedah buku, menulis, dan kegiatan literasi lainnya, dan didukung oleh pengelola yang berperan sebagai motivator. TBM dapat dimanfaatkan oleh semua anggota masyarakat yang berada disekitarnya sebagai jendela ilmu pengetahuan dan sarana penambah wawasan masyarakat. Taman Bacaan Masyarakat TBM juga merupakan sebuah tempatwadah yang didirikan dan dikelola baik oleh masyarakat maupun pemerintah dalam rangka penyediaan akses layanan bahan bacaan bagi 20 masyarakat sekitar sebagai salah satu sarana utama dalam perwujudan konsep pembelajaran sepanjang hayat untuk mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar TBM. Menurut Muhsin Kalida, 2012:2 taman bacaan masyarakat TBM yaitu suatu lembaga yang melayani kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai ilmu pengetahuan dalam bentuk bahan bacaan dan bahan pustaka lainnya. Sedangkan menurut Sutarno NS 2006:43, TBM atau Taman Bacaan Masyarakat merupakan salah satu embrio atau cikal bakal jenis perpustakaan umum yang berkembang di Indonesia guna mendukung program pemberantasan buta huruf. TBM didirikan dengan kerjasama masyarakat sekitar. Masyarakat yang belum memperoleh kesempatan sekolah secara formal dapat belajar di TBM dengan pengarahan dari pengelola TBM itu sendiri. Sebagaimana sebuah perpustakaan, TBM merupakan wahana belajar masyarakat sepanjang hayat yang diselenggarakan tanpa membedakan golongan atau agama serta kelompok masyarakat tertentu serta dibangun untuk pencerdasan semua lapisan masyarakat tanpa kecuali. Seperti yang tertuang dalam buku petunjuk teknis tentang pendirian TBM dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat menuju masyarakat gemar membaca. Sehingga pengetahuan masyarakat semakin bertambah dan wawasan akan menjadi lebih luas dengan adanya kegiatan membaca. Berdirinya Taman Bacaan Masyarakat tidak lepas dari peran pemerintah maupun masyarakat pada umumnya. Taman bacaan 21 masyarakat yang sejak berapa tahun lalu difungsikan sebagai tempat berseminya budaya baca sebenarnya telah diselenggarakan melalui gerakan-gerakan nasional seperti gerakan Pemasyarakatan Minat Baca sekitar tahun 2001. Gerakan tersebut diperkuat kembali tahun 2003 dengan penandatanganan deklarasi pencanangan gerakan membaca nasional oleh Presiden Megawati Soekarno Putri. Taman Bacaan Masyarakat TBM bila dilihat dari fungsinya sebenarnya sama saja dengan perpustakaan umum, namun bedanya perpustakaan sudah dilengkapi dengan sarana seperti gedung, koleksi, sarana yang sudah memadai serta sudah dikelola dengan tenaga yang memang berasal dari pendidikan ilmu perpustakaan. Sedangkan Taman Bacaan Masyarakat kebanyakan belum memiliki sarana seperti gedung yang permanen, koleksi yang memadai dan masih dalam bentuk dan dikelola oleh pribadi-pribadi.

2. Tugas dan Fungsi Taman Bacaan Masyarakat

Tugas pokok TBM adalah menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan bacaan, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan. Dalam memenuhi peranannya sebagai sumber belajar yang dapat memfasilitasi pembelajaran seumur hidup, TBM mempunyai fungsi sebagai tempat belajar dan mencari informasi yang dibutuhkan masyarakat, baik mengenai masalah yang langsung 22 berhubungan dengan masalah pendidikan maupun tidak berhubungan dengan pendidikan. Menurut Buku pedoman Pengelolaan Taman bacaan Masyarakat 2006: 2, fungsi taman bacaan masyarakat adalah : 1. Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri, dan sebagai penunjang kurikulum program Pendidikan Luar Sekolah, khususnya program keaksaraan. 2. Sumber informasi yang bersumber dari buku dan bahan bacaan Iainnya yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan masyarakat setempat. 3. Sumber penelitian dengan menyedikan buku-buku dan bahan bacaan Iainnya dalam studi kepustakaan. 4. Sumber rujukan yang menyediakan bahan referensi bagi pembelajaran dan kegiatan akademik Iainnya. 5. Sumber hiburan rekreatif yang menyediakan bahan-bahan bacaan yang sifatnya rekreatif untuk memamfaatkan waktu senggang untuk memperoleh pengetahuaninformasi baru yang menarik dan bermamfaat. Fungsi TBM terdiri dari fungsi pembelajaran, hiburan dan informasi. TBM melaksanakan kegiatan pelayanannya bervariasi. Ada banyak nama yang digunakan TBM, misalnya Rumah baca, pondok baca, perahu baca, Warung baca, namun pada hakikatnya semua lembaga atau organisasi tersebut melakukan fungsi yang sama dengan TBM.

3. Tujuan Taman Bacaan Masyarakat

Taman bacaan masyarakat tergolong dalam Perpustakaan Umum. Perpustakaan Umum menurut Reitz 2004 adalah “ A library Or library system that provides unrestricted acces and services free of channge to all the resident of given community, distric, or goegrapic region, supported wholly or in part by publics fund ”. 23 Pengertian sederhana defenisi di atas menyatakan bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumberdaya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat didaerah atau wilayah tertentu, yang didukung oleh sebahagian dari dana masyarakat pajak. Pelayanan TBM ditujukan bagi semua warga masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan, kecerdasan, kemampuan berpikir dan keterampilannya melalui sumber-sumber informasi dan fasilitas yang disediakan. Menurut buku pengelolaan Taman bacaan Masyarakat 2006:1 tujuan taman bacaan masyarakat adalah : a. Membangkitkan dan meningkatkan minat baca masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang cerdas dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. b. Menjadi sebuah wadah kegiatan belajar masyarakat c. Mendukung peningkatan kemampuan aksarawan baru dalam pembrantasan buta aksara sehingga tidak menjadi buta aksara kembali. Beberapa uraian diatas, terlihat keberadaan TBM sebagai sumber pembelajaran yang sangat penting, karena TBM tidak hanya sebagai tempat membaca, namun juga untuk tempat mencari informasi, penambah wawasan dan juga ilmu pengetahuan masyarakat.

4. Manfaat Taman Bacaan Masyarakat

TBM mempunyai manfaat sebagai media pengembangan budaya baca masyarakat demi tercapainya masyarakat berbudaya baca yang berpengalaman, kritis, beradab, maju, dan mandiri yang dapat dicapai oleh 24 masyarakat itu sendiri. Menurut Buku pedoman Pengelolaan Taman bacaan Masyarakat 2006: 1, manfaat taman bacaan masyarakat adalah : 1. Menumbuhkan minat, kecintaan dan kegemaran membaca. 2. Memperkaya pengalaman belajar bagi warga. 3. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri 4. Mempercepat proses penguasaan proses penguasaan teknik 5. Membantu pengembangan kecakapan membaca 6. Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 7. Melatih tanggungjawab melalui ketaatan terhadap aturan-aturan yang ditetapkan 8. Membantu kelancaran penyelesaian tugas. Beberapa uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manfaat taman bacaan masyarakat adalah menumbuhkan minat baca dan kecintaan membaca untuk memperkaya pengalaman belajar bagi warga masyarakat dan menambah wawasan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain memberikan kemudahan mendapatkan bahan bacaan yang dibutuhkan masyarakat, TBM juga melakukan berbagai kegiatan untuk menumbuhkembangkan minat dan kegemaran membaca apabila melaksanakan fungsinya dengan baik.

5. Peran Taman Bacaan Masyarakat

Peran sebuah TBM adalah bagian dari tugas yang pokok yang harus dijalankan di dalam taman bacaan masyarakat. Oleh karena itu peranan yang harus dijalankan itu ikut menentukan dan mempengaruhi tercapainya Visi dan Misi yang hendak dicapai. Setiap taman bacaan yang dibangun akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan peranannya dengan 25 sebaik-baiknya, peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsinya. Menurut Sutarno NS 2006: 68 peranan yang dapat dijalankan taman bacaan masyarakat adalah secara umum taman bacaan masyarakat merupakan sumber informasi, pedidikan, penelitian, ptreservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi sehat, murah dan bermanfaat. Berdasarkan uraian diatas dapat digambarkan bahwa peran taman bacaan masyarakat merupakan sumber informasi yang sangat penting bagi pengetahuan dan sebagai sarana untuk membangun komunitas antara sesama pngguna taman baca masyarakat. Taman Bacaan Masyarakat dapat juga berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pengguna dan pembinaan serta menanamkan pentingnya taman bacaan masyarakat bagi orang banyak. 6. Sasaran dan Pengguna Taman Bacaan Masyarakat Sasaran pengguna TBM adalah semua kalangan masyarakat baik masyarakat sekitar TBM maupun masyarakat umum, karena setiap individu anggota masyarakat memiliki hak azasi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak, memperoleh pengertian-pengertian dan penjelasan-penjelasan yang baik hampir semua masalah yang penting. Setiap anggota masyarakat itu sendiri harus menyediakan waktu yang cukup secara teratur dan terus menerus sepanjang hidupnya untuk 26 membina kecakapan, keterampilan, menambah ilmu pengetahuan, serta budi pekerti yang baik untuk mencapai standar hidup yang lebih baik. Mencapai standar hidup yang lebih baik dapat dicapai dengan cara yang mudah, efisien, efektif dan ekonomis, yaitu selama dan setelah menempuh pendidikan formal maupun nonformal adalah memanfaatkan layanan-layanan baca yang tersedia, salah satunya dengan memanfaatkan layanan baca yang berada di Taman Bacaan Masyarakat. Dalam Petunjuk Teknis TBM 2010:10 Adapun sasaran pengguna TBM adalah: 1. Warga belajar Pendidikan keaksaraan baik yang telah menyelesaikan program keaksaraan dasar atau yang saat ini sedang belajar di program Keaksaraan Usaha Mandiri. 2. Masyarakat yang sedang belajar di program PNFI 3. Masyarakat umum baik yang berkepentingan maupun tidak. Ikatan pengguna dengan TBM semata-mata karena buku atau bahan bacaan. Oleh karena itu tidak mudah bagi para petugas layanan baca untuk membantu atau mengajak mereka agar mau membaca. Masyarakat harus disediakan bahan-bahan bacaan yang dapat memenuhi seleranya sesuai dengan kemampuan berbahasa mereka dan tingkat pengetahuannya. Ada yang mencari informasi untuk kepentingan belajar, ada pula yang membutuhkan informasi untuk hal-hal yang lebih mendalam sifatnya, yaitu untuk kepentingan penelitian atau pengembangan ilmu pengetahuan atau untuk keputusan secara teliti dan bijaksana. Ada pula yang membaca santai untuk mendapatkan hiburan sesuatu dalam mengisi waktu senggang. 27

7. Layanan Taman Bacaan Masyarakat

Kreativitas pengelola sangat diperlukan guna mempertahankan keberadaan TBM di mata masyarakat. Kreativitas pengelola dalam membuat sesuatu yang baru atau ide-ide baru, diperlukan guna mengurangi tingkat kejenuhan pengunjung maupun pengelola. Selain itu juga untuk menarik minat masyarakat untuk berkunjung, pihak pengelola mengadakan kegiatan yang menarik bagi masyarakat agar menciptakan partisipasi aktif dari mereka. TBM berperan sebagai motivator, artinya pengelola TBM diharapkan dengan kreativitasnya dapat memberikan layanan yang mampu menarik simpati dan mendorong masyarakat dan khususnya pengunjung untuk mau dan mampu meningkatkan keterampilan membaca. Layanan yang dapat diberikan TBM menurut buku juknis pengajuan dan pengelolaan TBM 2012:8 adalah: a. membaca di tempat, dengan menyediakan ruangan yang nyaman didukung dengan variasi bahan bacaan bermutu sesuai dengan kebutuhan pengunjung. Untuk dapat menyediakan bahan bacaan sesuai dengan kebutuhan perlu berupaya untuk menemukenali minat dan karakteristik pengunjung; b. meminjamkan buku, artinya buku dapat dibawa pulang untuk dibaca di rumah, dan dalam waktu tertentu dan peminjam wajib mengembalikan buku; c. pembelajaran, dengan menggunakan berbagai pendekatan, misalnya: 1. membimbing teknik membaca cepat scanning dan skimming; 2. menemukan kalimat dan kata kunci dari bacaan; 3. Belajar efektif; d. Praktik keterampilan Dengan buku keterampilan yang ada, masyarakatpengunjung diajak untuk mempraktikkan bersama, seperti memasak dan membuat kerajian tangan. e. Kegiatan literasi 28 Melaksanakan kegiatan literasi yang menyenangkan dan bermanfaat seperti: bedah buku, diskusi isu yang sedang berkembang, temu penulis, belajar menulis cerpen. f. Melaksanakan lomba-lomba Lomba kemampuan membaca menceriterakan kembali buku yang telah dibaca, cerdas cermat. Istilah pelayanan publik sering disebut dengan istilah pelayanan kepada orang banyak masyarakat, pelayanan sosial, pelayanan umum dan pelayanan prima. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, pengertian pelayanan public adalah: Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang- undangan. Berdasarkan organisasi yang menyelenggarakannya, pelayanan publik atau pelayanan umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi privat, adalah semua penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh swasta, seperti misalnya rumah sakit swasta, PTS dan perusahaan pengangkutan milik swasta. b. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi publik, yang dapat dibedakan lagi menjadi: 1. Bersifat primer, adalah semua penyediaan barangjasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah yang di dalamnya pemerintah 29 merupakan satu-satunya penyelenggara dan penggunaklien mau tidak mau harus memanfaatkannya. Misalnya adalah pelayanan di kantor imigrasi, pelayanan penjara dan pelayanan perizinan. 2. Bersifat sekunder, adalah segala bentuk penyediaan barangjasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi yang di dalamnya penggunaklien tidak harus mempergunakannya karena adanya beberapa penyelenggara pelayanan. Berdasarkan uraian diatas, Taman Bacaan Masyarakat masuk ke dalam pelayanan publik bersifat sekunder yang diselenggarakan pemerintah untuk melayani masyarakat. Dalam pelaksanaannya TBM tidak memaksa siapapun untuk menggunakan sarana dan fasilitas yang disediakan. 8. Ruang Lingkup Taman Bacaan Masyarakat a. Pengelola Taman Bacaan Masyarakat Pengelola Taman Bacaan Masyarakat adalah sekelompok orang atas dasar kesepakatan organisasi penyelenggara memiliki tanggungjawab langsung untuk mengelola dan menjalankan Taman Bacaan Masyarakat. Mengingat Taman Bacaan masyarakat TBM merupakan fasilitas penting yang diperlukan masyarakat dalam menggali berbagai bahan bacaan, maka diperlukan seorang pengelola yang mempunyai kriteria sebagai berikut menurut buku Petunjuk Teknis TBM. 2010:17: 1. Mampu melaksanakan semua fungsi kepengelolaan Taman Bacaan Masyarakat. 2. Mampu menyelenggarakan dan menjalin kerjasama dan kemitraan dengan pihak lain. 3. Mau secara aktif mengembangkan Taman Bacaan Masyarakat 30 4. Dapat bertanggungjawab terhadap pengelolaan keuangan Taman Bacaan Masyarakat. 5. Peduli terhadap kepentingan masyarakat. 6. Minimal berpendidikan SMA 7. Alamat tinggal berlokasi di wilayah Taman Bacaan Masyarakat Hal penting yang sering tidak diperhatikan dalam mengelola sebuah TBM, adalah pemasyarakatan TBM yang meliputi : 1. keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pendirian dan pengelolaan TBM. 2. keterlibatan masyarakat dalam sarana-prasarana dan bahan bacaan TBM. 3. Menyelenggarakan layanan yang baik, memadai dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 4. Mengkomunikasikan keberadaan TBM baik melalui brosur diletakkan ditempat berkumpulnya masyarakat atau menggunakan media elektronik. 5. Membangun kemitraan dengan literasi terkait, organisasi social, sekolah, perguruan tinggi, dan perpustakaan setempat. Hasil penelitian dari S.W Septiarti tentang Pengembangan Budaya Baca menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara pengelolaan TBM yang berada di perkotaan dengan yang ada dipedesaan. Hanya saja secara administrasi pengelolaan diperkotaan sedikit lebih tertata dibandingkan di pedesaan apa lagi pada TBM yang terintegrasi dengan kegiatan persekolahan. 31 Sedangkan menurut Muhsin Kalida 2012:37 menyatakan: TBM perlu mempersiapkan eksistensi dalam jangka waktu panjang, instrument untuk menjamin keberlanjutanya, perlu dana. Artinya lembaga ini bukan lahan proyek sekali jalan, lalu selesai. Karena ‘thalabul ‘ilmi minal mahdi ilal lahdi’, long life education, pendidikan itu sepanjang hayat, tidak boleh berhenti selama ruh masih dikandung badan. Sehingga tidak ada dalil bahwa, mengelola lembaga nirlaba berhenti karena masa pendidikan selesai. Kreasi dan keberlanjutan masih terus menerus dibutuhkan oleh masyarakat. Pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa TBM dimana-mana memiliki kesamaan atau tidak ada perbedaannya di semua daerah, dan memerlukan persiapan dan eksistensi dalam jangka panjang serta memerlukan dana untuk keberlanjutannya.

b. Koleksi Taman Bacaan Masyarakat

Koleksi taman bacaan masyarakat yang memadai, baik mengenai jumlah, jenis dan mutunya, yang tersusun rapi, dengan sistem pengolahan serta kemudahan akses atau temu kembali informasi, merupakan salah satu kunci keberhasilan perpustakaan. Oleh karena itu taman bacaan masyarakat perlu memiliki koleksi bahan pustaka yang relatif lengkap sesuai visi, misi, perencanaan, starategis, kebijakan, dan tujuan. Koleksi bahan perpustakaan yang baik adalah dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pembaca. Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat 2006: 04 : Jumlah koleksi TBM minimal 300 judul, terdiri atas buku, majalah, surat kabar, leaflet, dan bahan aodio visual. Dalam rangka pengembangan dan pembinaan minat baca masyarakat maka diharapkan koleksi terbesar dari 1 satu unit TBM adalah 40 bahan bacaan hiburan, 30 ilmu pengetahuan praktis, sedang sisanya 30 adalah ilmu-ilmu lainnya 32 seperti agama, politik, kesenian, hukum, pendidikan, disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat. Kekuatan koleksi pustaka ini merupakan daya tarik bagi pemakai, sehingga banyak dan lengkap koleksi bahan pustaka yang dibaca dan dipinjam, akan semakin ramai pengunjung taman bacaan masyarakat dan makin tinngi intensitas sirkulasi buku. Akhirnya makin besar pula proses transfer informasi transfer of information dan disini taman bacaan berfungsi sebagai media atau alat serta jembatan perantara antar sumber informasi dengan masyarakat pemakai.

c. Petugas Taman Bacaan Masyarakat

Petugas adalah orang yang diberi tanggungjawab untuk memberikan layanan langsung pada pengunjung. Menurut Gol A gong 2011:189 Petugas dapat diambil dari pengelola TBM yang ditugaskan untuk menjadi petugas TBM secara bergantian dan terjadwal. Petugas dapat pula diambil dari pekerjapegawaikaryawan yang bekerja pada organisasi atau lembaga penyelenggara TBM. Apabila memungkinkan petugas dapat diambil secara khusus dengan diberi imbalan sesuai dengan kesepakatan yang memiliki kriteria sebagai berikut Memiliki kemampuan mengelola pengunjung publik, Memiliki sikap ramah, suka menolong, supel, dan menarik, Memiliki pengetahuan tentang TBM administrasi termasuk katalogisasi, Jujur, disiplin dan bertanggungjawab. Petugas atau penjaga buku bajaan di TBM memang memiliki peranan penting dalam menjalankan tugas dan fungsi TBM setiap harinya, maka dari itu penjaga yang ramah, disiplin, jujur, bertanggung jawab serta memiliki ilmu pengetahuan tentang TBM harus dimiliki oleh TBM untuk menjalankan rutinitas dan berbagai kegiatan penunjang lainya 33

d. Peraturan dan TataTertib TBM

Agar TBM dapat berjalan dengan baik maka diperlukan peraturan atau tata tertib TBM. Tata tertib ini dibuat oleh pengelola TBM untuk ditaati, baik oleh para pengguna maupun pengelola TBM. Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat 2006: 18 peraturan dan tata tertib TBM meliputi: 1. Keanggotaan Warga masyarakat yang berdomisili di sekitar lokasi TBM dianjurkan menjadi anggota TBM. 2. Hari dan jam buka TBM Hari dan jam buka hendaknya disesuaikan dan mempertimbangkan aktivitas kerja anggota dan masyarakatnya. Idealnya jam buka TBm dilakukan sore haribahkan malam hari karena pagi hari anggota dan masyarakat pada umumnya mencari nafkah. Apabila kelompok warga masyarakat yang dilayani bekerja pada soreatau malam hari, jam layanan TBM dilakukan pada pagi hari. 3. Lama dan waktu peminjaman Lama waktu peminjam harus ditetapkan, misalnya 3 hari, 7 hari atau 2 minggu untuk sekali meminjam dengan mempertimbangkan jumlah bahan bacaan yang ada di TBM. 4. Jumlah pinjaman Sebutkan bahan pustakabacaan yang boleh dipinjam dalam jangka waktu sekali peminjaman. Misalnya 1 eksemplar atau 2 eksemplar. Sebutkan juga jenis koleksi yang dapat dipinjamkan. Majalah dan surat kabar serta buku refrensi pada umumnya tidak dipinjamkan. Jadi yang dapat dipinjamjakn adalah buku bacaan. 5. Sanksi pelanggaran Sanksi pelanggaran juga disebutkan, misalnya skorsing tidak boleh pinjam buku beberapa hari, denda uang, atau mengganti dengan buku yang sama apabila buku yang terpinjam hilang pleh pengguan. Sanksi diberikan bukan dengan tujuan menghukum, tapimerupakan bagian dari proses pendidikan dan penegakan disiplin.

e. Kegiatan Literasi dan Jenis Usaha TBM

Kegiatan literasi atau program kreatif yang dimaksud di sini adalah usaha-usaha untuk menjadikan Taman Bacaan Masyarakat tidak hanya 34 sebagai tempat layanan baca, tetapi juga sebagai tempat untuk melakukan kegiatan edukatif lainnya.Misalnya dengan memberikan layanan Alat Permainan Edukatif APE adalah salah satu bentuk upaya melakukan kegiatan edukatif bagi anak-anak.Kegiatan literasi atau program kreatif lainnya bertujuan untuk lebih meningkatkan peran dan partisipasi TBM dalam kegiatan yang mendidik dan menghibur bagi masyarakat. Menurut Petunjuk Teknis TBM 2010:18 Bentuk kegiatan literasi atau program kreatif yang dapat dilakukan oleh TBM antara lain: a. Lomba kreasi bagi remaja dan anak-anak, misalnya: lomba baca puisi, menulis sinopsis, menulis artikel, fotografi, melukis, membuat cerpen, mendongeng, dan sebagainya. b. Bedah buku, seminar, jumpa penulis dan tokoh dan kegiatan sejenis lainnya. Kegiatan ini bertujuan agar TBM lebih dikenal oleh masyarakat sekitarnya. c. Jurnalisme warga, majalah dinding, warta desakota, buletin adalah bentuk-bentuk kegiatan literasi yang dapat dilakukan oleh TBM. Kegiatan ini di samping mengembangkan kemampuan masyarakat untuk menulis, meningkatkan gairah belajar masyarakat, juga sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan bahan bacaan bagi TBM dengan memanfaatkan potensi lokal. d. Ketrampilan dan bimbingan belajar. Selain kegiatan literasi, kegiatan kreatif lain yang dapat dilakukan oleh TBM adalah dengan memberikan ketrampilan bagi pengunjung, misalnya:, membuat perhiasan dari maink-manik, membuat tempat tissu, taplak, sarung bantal, dan keterampilan lain yang mudah, murah dan bermanfaat bagi pengunjung. TBM juga dapat menyelenggarakan kegiatan bimbingan belajar bagi masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan ini dpaat dilakukan bekerjasama dengan pihak lain. e. Kegiatan literasi atau program kretaif lain yang mendukung keberadaan TBM seperti;parade musik dan seni, pentas hiburan rakyat, dan sebagainya. Agar keberadaan Taman Bacaan Masyarakat dapat terus berjalan sehingga tidak perlu secara terus menerus tergantung pada bantuan dana dari pemerintah, maka ada berbagai jenis usaha yang dapat dikembangkan 35 oleh petugas Taman Bacaan Masyarakat sesuai dengan karakteristik wilayah Taman Bacaan Masyarakatitu sendiri. Menurut Gol A gong 2011:266: Jenis-jenis usaha yang dapat dikembangkan antara lain Warung internetwarnet, Menjual buku-buku dengan harga murah, Conter pulsa, Warung makanan, Menjual berbagai kerajinan kerajinan, Bimbingan belajar, Konsultasi psikologi, Penjualan tiket, dan berbagai jenis usaha yang lainya. Berdasarkaan penjelasan diatas dapat diartikan bahwa TBM tidak hanya menjadi sumber belajar masyarakat dengan membaca saja, akan tetapi TBM dapat dijadikan sebagai sarana saling mempererat hubungan antar masyarakat yang satu dengan yang lain dengan mengadakan berbagai jenis usaha yang dilakukan TBM untuk keberlangsungn TBM itu sendiri. Dengan adanya usaha yang dikembangkan dalam TBM agar tetap terlaksana tanpa tergantung dana dari pemerintah, secara tidak langsung TBM mengadakan fungsi lain yaitu sebagai tempat berwirausaha.

C. Literasi

Literasi adalah kemampuan membaca dan menulis aksara secara tertulis maupun tercetak. Pengetahuan dan kekuasaan knowledge is power. Penguasaan pengetahuan berarti juga penguasaan atas dunia. Demikian urgensinya pengetahuan, dalam hal ini termasuk informasi, menjadi kekuatan yang luar biasa karena informasi adalah salah satu sumber yang penting dan berharga. Masyarakat modern mengenal literasi sebagai kemampuan membaca reading literacy. didukung dengan adanya minat dan kesadaran diri untuk 36 mau membaca. Adanya berbagai sumber baca dan media, internet semakin mengembangkan budaya baca. Kemampuan membaca ini terkait dengan minat baca. Orang tua yang melek aksara menyadari bahwa membaca merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan, membaca untuk mendapatkan pengetahuan dan juga pengalaman. Ide pembaharuan literasi yang dipaparkan pada dasarnya mengandung komponen utama bahwa literasi tidak hanya literasi dalam pengertian konvensional yaitu pengenalan angka dan huruf latin melainkan sebagai literasi fungsional. Penekananya pada membaca dan minat baca. Jika buku sudah menjadi gaya hidup, masyarakat tidak lagi berjarak dengan buku. Posisi buku pun sudah dianggap sebagai kebutuhan sehari-hari. Dengan begitu masyarakat tidak lagi menyikapi buku dengan kening kerut, karena setiap kalangan, profesi, usia atau latar belakang lainya mempunyai buku masing- masing. Artinya, buku tidak lagi dipandang secara elitis yang ditulis, diterbitkan, dan dibaca oleh kalangan tertentu. Menurut inkeles 1983:3 ciri-ciri manusia modern ada dua yang eksternal dan internal. yang pertama berkaitan dengan lingkungan, yang kedua tentang sikap, nilai-nilai dan perasaan. Perubahan eksternal mudah dikenali. Urbanisasi, komunikasi massa, industrialisasi, kehidupan politik, dan pendidikan, semua itu gejala-gejala modernisasi. Namun, sekalipun lingkungn telah modern, tidak dengan sendirinya menjadi manusia modern. Baru kalau berhasil mengubah cara berpikir, mengubah perasaan, mengubah perilaku, maka bisa menyebut diri manusia modern. Ciri-ciri manusia modern adalah 37 dia bersedia membuka dirinya terhadap pengalaman baru, inovasi, dan perubahan. Maka jendela dunia akan terbuka. Itu semua bisa terjadi pada awalnya lewat bacaan karena manusia modern tidak hanya membatasi wawasanya pada lingkungan dekatnya, tetapi ingin melebarkan wawasanya kecakrawala lain. Ungkapan “membaca adalah jendela dunia” berarti siapapun yang ingin membuka rahasia dunia ini seluas-luasnya, maka ia harus membuka jendela dunia tersebut dengan membaca. Tidak bisa dihindari bahwa dengan membaca bisa membuka sesuatu yang belum diketahui, menjadi penerang dalam kegelapan “buta” ilmu pengetahuan, menambah wawasan. Membaca mampu membentuk pribadi-pribadi yang dinamis dan berkualitas tinggi. Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi beberapa huruf dan kata. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan membaca bukanlah semata-mata proses visual saja, akan tetapi melibatkan dua macam informasi, yaitu pertama yang datangnya dari apa yang ada di depan mata kita, dan yang kedua datangnya dari belakang mata kita. Hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan. Membaca juga merupakan kemampuan dan keterampilan untuk membuat suatu penafsiran terhadap bahan yang dibaca. Dalam mencari informasi dan memperoleh cakrawala pengetahuan, membaca memperoleh arti penting. Telah terbukti, bahwa Membaca tidak hanya sebagai proses mengeja huruf, kata, dan angka, melainkan proses kebudayaan. Kegiatan membaca memiliki kaitan yang sangat dekat dengan 38 kebudayaan misalnya bahan bacaan atau tulisan. Di dalam ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, kita dapat melihat dengan jelas, bahwa membaca memang proses kebudayaan, yaitu: QS. al-Alaq96: 1. Ayat yang pertama kali turun ini tidak memerintahkan kita membaca nama Tuhan, melainkan membaca dengan mendasarkan pada nama Tuhan. Membaca mesti didasarkan pada kesadaran akan ketuhanan. Dengan begitu diharapkan akan lahir kebudayaan yang Islami. Sehingga urgensitas membaca menemukan titik labuhnya di sini. Selanjutnya, perlu adanya upaya-upaya serius agar membaca dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan membaca sangat penting sebagaimana dikemukakan oleh Winarno Surakhmad 1982:72 bahwa membaca merupakan salah satu langkah belajar yang menjamin keberhasilan siswa selama mengikuti kegiatan belajar dan mengajar sampai dengan ujian. Sedangkan Sri Hastuti 1985:1 memberikan batasan bahwa membaca adalah sikap mengasosiasikan kata-kata tercetak dan makna didalamnya. Proses ini melibatkan faktor-faktor kecerdasan, keterampilan, penguatan bahasa, penglihatan dan tuntutan. Pendapat hampir sama dikemukakan ileh Abdurrahman, dkk 1985:16 bahwa membaca adalah kegiatan yang mewujudkan lahirnya komunikasi antara seseorang dengan bahan bacaan sebagai salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan dan tujuan tertentu. Proses dalam membaca terlihat aspek-aspek berpikir seperti, mengingat, memahami, membeda-bedakan, membandingkan, menemukan, menganalisis, mengorganisasikan dan pada akhirnya menerapkan apa-apa yang terkandung 39 dalam bacaan. Jadi dalam membaca diperlukan intelektual yang tinggi. Selain itu membaca merupakan suatu bentuk komunikasi antara pembaca dan media cetak yang dibacanya sebagai wakil dari penulisnya. Suatu komunikasi yang baik menuntut suatu pengalaman linguistik yang erat hubungannya dengan segi-segi ekspresi.

D. Minat Baca Masyarakat